Keren! Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro Melakukan Sosialisasi Pembuatan dan Pemasaran Tempe dari Kacang Senerek dalam rangka Memberdayakan Masyarakat Desa Legoksari, Kec. Tlogomulyo, Kab. Temanggung - Comedy and Indie

Sabtu, 17 Februari 2024

Keren! Mahasiswa KKN Tim I Universitas Diponegoro Melakukan Sosialisasi Pembuatan dan Pemasaran Tempe dari Kacang Senerek dalam rangka Memberdayakan Masyarakat Desa Legoksari, Kec. Tlogomulyo, Kab. Temanggung




Loetju.id - Desa Legoksari, Kec. Tlogomulyo, Kab. Temanggung merupakan desa yang terletak di lereng Gunung Sumbing. Menurut tipografi, wilayah kecamatan tlogomulyo terletak pada ketinggian tanah rata-rata 800 m dpl, dengan suhu maksimum 29 derajat celsius dan suhu minimum 18 derajat celsius. Rata-rata jumlah hari hujan 64 hari dan banyaknya curah hujan 22 mm/tahun. Sedangkan Desa Legoksari terletak pada ketinggian 1100-1300 m dpl sehingga sangat cocok untuk ditanami tanaman dengan suhu rendah, termasuk kacang senerek dengan suhu udara untuk pertumbuhan sekitar 25°C.

Kacang senerek merupakan sejenis kacang merah yang merupakan sumber protein tertinggi kedua setelah kacang kedelai. Biasanya kacang senerek diolah menjadi sop kacang senerek yang menjadi makanan khas daerah Magelang dan sekitarnya. Namun kacang senerek tidak hanya dapat dibuat menjadi sop saja, tetapi juga dapat dibuat sebagai tempe. Berdasarkan penelitian, tempe kacang senerek yang diolah dengan baik mengandung 19,51% karbohidrat, 13,45% protein, 1,25% lemak, dan sedikit vitamin dan mineral. Selain bergizi, melimpahnya kacang senerek sebagai salah satu komoditas pertanian di Desa Legoksari menjadi salah satu keunggulannya.

Pelaksanaan program diawali dengan uji coba pembuatan tempe dari kacang senerek. Untuk 1 kg kacang senerek dibutuhkan 10 gr ragi tempe. Mula-mula dipilih kacang senerek yang sudah cukup umur, utuh, mulus, dan tidak cacat. Lalu kacang senerek dicuci untuk menghilangkan kotoran dan tanah yang menempel. Kemudian kacang senerek direbus selama 30 menit agar kacang dapat dikupas kulit arinya. 

Setelah dikupas, kacang senerek direndam selama 1 hari (24 jam) agar kacang terhidrasi. Lalu dilakukan perebusan kembali kacang senerek untuk menghilangkan inhibitor tripsin. Setelah direbus, kacang senerek ditiriskan dan diangin anginkan hingga kering. Kemudian kacang senerek ditambahkan ragi dan diaduk rata, lalu dimasukkan ke dalam wadah dengan sedikit diberi sirkulasi udara. Fermentasi kacang senerek berlangsung sekitar 2 hari. Tempe kacang senerek siap untuk diolah

Sosialisasi dilakukan di balai desa dengan melibatkan ibu-ibu PKK dan karang taruna desa. Kegiatan yang dilakukan berupa presentasi mengenai kandungan keunggulan kacang senerek, tips pemasaran tempe kacang senerek. Kegiatan juga didukung  dengan sesi tanya jawab sehingga peserta dapat lebih memahami dan membuka wawasan tentang tempe kacang senerek. Terakhir, dilanjutkan dengan praktek pembuatan tempe kacang senerek dengan menyediakan kacang senerek yang telah direbus tahap pertama. Kemudian hasilnya kami berikan kepada ibu-ibu PKK untuk diolah menjadi masakan lezat.


   
Harapannya program ini dapat menambah wawasan masyarakat Desa Legoksari mengenai pembuatan tempe kacang senerek sehingga masyarakat dapat dengan mudah menyediakan makanan sehat dan bergizi dengan memanfaatkan komoditas pertanian desanya sendiri. Selain itu dengan memasarkan produk tempe dari kacang senerek dapat memberdayakan UMKM desa sehingga tingkat perekonomian di Desa Legoksari dapat meningkat.



Penulis: 
1. Rasya Fahri Hilal Prasetya 
2. Restu Pandu Pramudyatama


Editor:
Achmad Munandar

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..