Comedy and Creativity: Indie
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 09 Desember 2023

Twnts Lepas EP Debut “Arah Waktu” dengan Lead Single “Hai Untukmu”

 


Loetju.idBaru berusia 3 tahun, band bernama Twnts resmi melepas sebuah mini album bertajuk “Arah Waktu” secara digital di tanggal 23 November 2023. “Berawal dari project kuliah dan menjadi pengisi acara di kampus, kami mulai mencoba untuk serius menjadi sebuah band dan membuat karya bersama. Pertama ada single “Losing You” yang dirilis beberapa waktu lalu, hingga akhirnya bisa merampungkan EP “Arah Waktu”,” ungkap Twnts. 

Band yang berdiri di Kota Malang tersebut terdiri dari Yustinus (vokal), Tegar (keyboards), Abi (bass), Oka (gitar), dan Natanael (drum) tersebut mendapuk single “Hai Untukmu” sebagai single utama dari mini album mereka yang berisikan 5 nomor di antaranya adalah “Intro”, “Menunggu ft. Lala Fidela”, “Tak Memiliki” dan “Losing You”.

Kelimanya track di album ini secara umum mengusung genre pop dengan berbagai nuansa dan pengaruh genre-genre lainnya. Single "Hai Untukmu" dengan melodi yang mudah dicerna berbalut nuansa retro menceritakan tentang seorang pria yang bertemu sosok wanita pada suatu waktu yang mampu membuat pria ini tertarik hanya dengan satu senyuman, namun pada akhirnya pria ini harus menerima kenyataan dan patah hati. 

“Menunggu” menceritakan tentang seseorang yang masih belum bisa melepaskan harapan dan perasaan pada seorang dari masa lalunya yang sudah move on. Lagu “Tak Memiliki” adalah tentang seorang pria yang dijadikan pelarian sementara, hingga harus merelakan sang pujaan hati kembali ke pria pilihannya. Sementara “Losing You” mengisahkan seorang pria yang pada akhirnya harus menerima perasaan kehilangan lagi dan lagi sosok idaman yang sudah seperti ‘obat’ baginya. 

Menggubah 5 track dalam karya mini album perdana, Twnts mengalami beberapa tantangan saat proses pembuatan “Arah Waktu”. “Kami menemukan kendala di aspek brainstorming dari setiap lagu tersebut, dimana setiap lagu kami memiliki moodnya masing masing sehingga kami mencari apa yang harus ditambah dan apa yang harus dikurangi. Selain itu menemukan kecocokan waktu antar para personel juga jadi tantangan tersendiri,” ungkap Twnts. 

Band yang namanya terinspirasi dari tahun didirikannya yakni 2020 (red: twenty twenty) ini juga menjelaskan filosofi di balik judul album mereka. Arah waktu merupakan interpretasi mereka terhadap setiap pertemuan selalu akan berakhir dengan perpisahan sesuai dengan porsi waktunya masing-masing. Baik dalam hubungan asmara, teman, keluarga, pekerjaan, dan lingkungan pasti memiliki akhir dan bertemu dengan perpisahan.

Lebih jauh lagi, Twnts yang mengaku banyak terinspirasi oleh beberapa musisi dalam negeri seperti Kerispatih, Dewa19, dan Juicy Lucy ini berharap album ini dapat diterima oleh para pendengar dan bisa menjadi karya yang dekat di hati kawan-kawan sekalian. 

Melihat perkembangan di masa mendatang, Twnts juga berkeinginan untuk membuat sebuah ‘release party’ kecil-kecilan untuk menandai perilisan karya debut ini. “Arah Waktu” sudah bisa dinikmati di layanan streaming digital seperti Spotify, Tiktok Music, Apple Music, Youtube Music, dan masih banyak lagi.

Selasa, 05 Desember 2023

Defodio Kembali lewat Single Terbaru Berjudul “Selfless”

 


Loetju.idSejak comeback-nya di lanskap musik lokal lewat nomor “Truth Slaps” dan produktif melakukan beberapa rangkaian gig untuk memperkenalkan musiknya di sekitaran Jadetabek, Defodio, lepas nomor terbaru berjudul “Selfless”.

Selfless membuktikan jika kuartet asal Jakarta ini benar-benar serius dalam urusan menggarap proyek musiknya sekaligus rangkaian menuju album perdana mereka.

Kali ini band yang diisi Andi Fadhillah (Vokal), Joseph Agustino (Gitar), Rizki Fadhillah (Bass), dan M Nazhir Drum) menceritakan sifat "Egosentris" seseorang yang hanya ingin didengar tanpa pernah peduli masalah yang sedang dihadapi satu sama lainnya. Sebagai makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain sifat egoistis tidak seharusnya dipelihara karena berpotensi memecah persatuan dan kekeluargaan.

Selfless hadir untuk mengingatkan kita menjadi mahluk sosial yang baik, tidak mementingkan diri sendiri dan mempunyai rasa tulus ketika membantu sesama.

"Waktu itu pernah di kasih tau temen, hidup itu bukan tentang pencapaian tapi tentang penerimaan. Lagu ini datang sebagai pengingat untuk tetap belajar menerima perbedaan dan untuk tidak pilih - pilih dalam menolong sesama. Bagaimanapun esensi perjuangan itu pengorbanan. Kita harus terus bisa menerima segala sesuatu yang sudah dikorbankan", Ungkap Fadhil


Di dalam ramuannya, Selfless menghadirkan sesuatu yang tidak biasa. Lagu ini hadir lewat musik yang lebih slow tempo dengan ambience yang lebih tenang, Namun Selfless menciptakan ilusi dimana seseorang yang sudah tidak tahan lagi menahan amarah akan kesendiriannya. Ini dibuktikan dengan mood vokal dan iringan musik yang sangat fluktuatif dari muram hingga geram


“Selfless” sudah bisa didengarkan secara digital di seluruh layanan musik streaming. Untuk tahu pergerakan ter-update dari Defodio, sila follow IG page mereka di @defodiokill


Defodio - Selfless (Lyrics)

When you walk through the dark of life and can't see everything
You need God's light to save you and your selfless mercy
It makes you feel less alone
Just try it all from below
That all things will make you know

Emotional
And natural gonna love your own blood gonna love your own
But you will remember when you're below

Oh
The lowless the selfless the things will be the priceless for yourself
That's all your count and that is alright
Wrong things about your past
Don't see it all from below
Because of the things you don't know

Rational
And logical gonna love your own blood gonna love your own
But you will remember when you're hollow

Temporal and temporal
Admiral

We know it all from below
That all things will make you know
Now I have to go

Emotional
And natural gonna love your own blood gonna love your own
But you will remember when you're below

Rational
No no no

Senin, 04 Desember 2023

Sajikan Irama Pop-Rock Centil, On Air Debut dengan "Tidak Oh Tidak Mungkin"

 



Loetju.idSebuah band baru yang menamakan diri sebagai On Air baru saja melepas lagu debut mereka yang berjudul “Tidak Oh Tidak Mungkin”. Meramu musik dengan genre pop-rock, band yang terdiri dari Arkan (gitar), Imam (gitar), Sektiyan (drum), Vira (vokal), dan Dhika (bass) ini membangkitkan kembali nuansa pop-rock dengan lirik centil yang sempat merebak di awal hingga pertengahan tahun 2000-an. 

Lagu “Tidak Oh Tidak Mungkin” dikatakan oleh band asal Malang tersebut sebagai karya yang terinspirasi pengalaman pribadi penulis yakni Arkan Pratama yang merasa yakin akan mendapatkan pujaan hatinya. 

“Jujur aja lagu ini tuh ditulis dengan sudut pandang orang pertama, lagu ini isinya tentang gimana ‘aku’ sangat memuja ‘kamu’. Si tokoh merasa optimis bakal bahagiain dan dapetin ‘kamu’ walau sang wanita sebenernya lagi tidak single. Agak jahat siih, tapi ‘aku’ percaya banget kalo ‘kamu’ diciptain buat ‘aku’,” ungkap Arkan. 

Meskipun merupakan pengalaman pribadi sang gitaris, namun lagu ini dibawakan oleh Vira sang vokalis dengan menjiwai tiap baitnya. Meskipun sempat mengalami pergantian formasi pada awal terbentuknya, On Air tidak menemukan kesulitan untuk beradaptasi dengan formasi baru karena memiliki selera musik yang satu frekuensi. 

Menggaet vokalis wanita dari awal terbentuk, On Air juga ingin meluruhkan stereotip kalau genre pop-rock selalu diisi vokalis pria. Beberapa nama musisi tanah air seperti Dewa19, Ratu, dan beberapa proyek Ahmad Dhani menjadi kiblat bagi On Air untuk meracik formula lirik yang centil namun tetap berbobot dalam “Tidak Oh Tidak Mungkin” ini. 

“Awalnya sih ngerasa sulit dan bingung karena pertama kali nyanyi dengan gaya ‘centil’, tapi untungnya dibantuin personil lain untuk direct part-part mana yang dinyanyiin sambil ‘centil’ eh asik juga ternyata,” imbuh Vira sang vokalis. 

Band yang awal terbentuknya berkat sebuah proyek kolaborasi dengan kampus ISI Surakarta ini juga berencana untuk membuat sebuah album penuh berjudul “Candi” di masa mendatang. Band yang namanya terbuat dari inisial pendirinya yakni Arkan, Imam, dan Rangga tersebut merencanakan sebanyak 8 nomor akan dimasukkan ke dalam album perdana mereka. 

On Air sudah merampungkan rekaman 2 lagu, dan masih ada 5 materi lagi yang sedang dalam proses rekaman. “Goals terdekat sih tentunya album kami bisa selesai on time ya. Harapannya bisa cocok sama audiens musik masa kini (dan hits juga) sehingga On Air bisa lebih dikenal masyarakat umum,” harap On Air. 

Berbekal 1 single dan album yang direncanakan akan dirilis di masa depan, On Air juga memanjatkan doa agar bisa membawakan karya-karya orisinil mereka secara live di depan khalayak luas. “Tidak Oh Tidak Mungkin” menjadi langkah awal On Air di industri musik Indonesia dan semoga dapat membuka jalan mereka ke lebih banyak batu lompatan di masa mendatang. 

Lagu debut On Air telah resmi dirilis pada tanggal 24 November 2023 di berbagai kanal streaming digital seperti Spotify, Youtube Music, Apple Music, Tiktok Music, Deezer, Treble, dan masih banyak lagi. Selamat menikmati!

Band Emo Asal Jombang, Fiore Lepas Single dan MV Reflektif "Termala"

 



Loetju.id - "Tell a Story" is the beginning of Fiore's career in music in 2022, but the Alternative-rock/emo band  from Jombang, East Java first released 2 (two) singles in 2021 which were eventually packaged as a  whole in 11 songs on the debut album. 

In 2023, Fiore is now releasing its latest single titled 'Termala', the Termala single tells the story  of the struggles of people who are now down because of a severe disease that spreads in their body. 

Actually the word 'Termala' itself is taken from the word Malapetaka which means "accident; misery;  calamity: whoever does not expect - to come upon him," (https://kbbi.web.id/ ). The intent or direction  in this song is focused on this unexpected event, which is a 'disease' that has been rooted in the body  for so long, that this is considered a "catastrophe" or something very dark for someone who suffers  from the disease. 

Termala's single reminds us that the universe is not always in our favor, but the universe is preparing  a process to make humans stronger in living life in the world.  

And in this song, it also gives a reminder that surrender is the best way after the great and great  struggle that has been done. By surrendering or surrendering to the circumstances that we do not want  (the pain suffered) will realize that everything that happens has become His nature and will.  

Fiore decided to release a Music Video Clip by Rezanimisme, an artist from Jombang. The visuals  summarized in this Music Video are very helpful in explaining the meaning in the song Termala,  which is the Point of View (POV) of a person's struggle against the downturn of the hard disease he  is suffering from. 

The Music Video storyline packaging comes from what is packaged in the song, where the depiction  of the sets in the house is a form of struggle that realizes that the disease has become a home that may  be attached to the end of his life later. 

Through this song, Fiore answers doubts about the question; "For people who believe that health  is truly possessed, are you free from all pain?" 

About Fiore 
Fiore is an Alternative-rock/emo band from Jombang, Indonesia. The band consisting of Fajar  Ikhsani (Vocals, Guitar), Tomy Dimas (Guitar, Lead), Yudysfianda Ramadhani (Guitar, Lead),  Afandi Bakir (Bass), Umar Faruq (Drums) released the single "Termala" in 2023. 

Minggu, 26 November 2023

Timeless Suguhkan Sebuah Perenungan Lewat Single “Disolusi Kontemplasi”

 


Loetju.idSepuluh tahun rasanya bukan waktu yang sebentar bagi Timeless yang telah merilis 2 album penuh, 1 EP serta beberapa single. Ketika tulisan ini diketik, maka mereka sedang bercerita tentang single terbaru yang berjudul “Disolusi Kontemplasi”. Lagu ini bercerita tentang keadaan meditatif, di saat kita sebagai manusia melebur dalam sebuah perenungan untuk mendapat sebuah jawaban atau pencerahan atas situasi yang kita temui sehari-hari. 

Ketika kita berada di persimpangan dan harus memilih jalan kehidupan, kita memilih jalan yang kita percaya akan membawa terang, jalan yang terbaik, serta nantinya tidak menyesali apapun yang sudah diputuskan. Masih dalam lingkup alternatif rock, terdapat nuansa psikedelik tipis yang bisa ditemukan pada latar vokal di beberapa bagian lagu. Sehingga band asal Surabaya ini menyuguhkan sesuatu yang baru serta nuansa yang belum pernah mereka hadirkan sebelumnya.

Band yang beranggotakan Bimantara (vokalis/gitaris), Ferry (drummer), Fajri (gitaris) dan Anggra (bassis) tersebut mengungkapkan, “Sebenarnya proses produksi lagu ini berbarengan dengan lagu-lagu lainnya pada album “Jaguar” yang rilis di 2021. Hanya saja karena lirik/syair yang belum tuntas, akhirnya kami tunda untuk memasukkan ke album. Di tahun 2023 ini akhirnya semua elemen sudah siap dan kami memutuskan untuk merilisnya sebagai sebuah single.” 

Pada rilisan 2021 silam, album “Jaguar” banyak mendapatkan respon positif dari pendengar. Bahkan media HAI! mendapuknya sebagai rilisan yang ‘mewah’ dan ‘menyegarkan’. Berbagai tanggapan inilah yang memacu band ini untuk kembali produktif dalam merilis lagu. Namun untuk penampilan secara live, Timeless belum bisa menjanjikan untuk sering-sering bertemu dengan para penikmat musik. 

“Kita sendiri sedang dalam masa bertransformasi, mungkin tidak akan bertemu dalam waktu dekat. Namun percayalah kelak akan kembali dengan performa yg lebih baik,” ujar Timeless. Single “Disolusi Kontemplasi” siap mengudara di berbagai layanan streaming digital per tanggal 3 November 2023 via Yallfears. Selamat menikmati dan berkontemplasi bersama Timeless!


About Timeless
Dibentuk pada akhir 2013, setelah beberapa sesi jamming, vokalis/gitaris Bimantara dan Ferry, drummer, memutuskan untuk membentuk band bernama Timeless bersama gitaris Fajri dan posisi terakhir bassis diisi oleh Anggra. Fakta bahwa sebagian besar anggota dibesarkan dalam budaya populer (skateboarding, seni grafis, musik) yang sama dan juga terlibat di skena musik di Surabaya yang terbilang lumayan lama. 

Kemampuan untuk menghasilkan suara yang katarsis dan imersif diperoleh dari berjam-jam yang mereka habiskan di studio dan ribuan gagasan yang dipertukarkan. Tampak jelas bahwa suara-suara yang kasar, terdistorsi, dan kabur sangat terkait dengan karya mereka karena terinspirasi secara masif oleh musik rock berat dan alternatif. Merilis EP pertama mereka berjudul "We Believe for what We do is Timeless" pada tahun 2013, diikuti dengan berbagai rilisan lain hingga single terbaru “Disolusi Kontemplasi” di tahun 2023.

G.A.T.E Spreads Positivity through2nd Single “One Step at a Time”

 


Loetju.idVirtual band hailing from Indonesia, G.A.T.E which consists of Junior a.k.a Juno Chapel (guitarist), Hana Takahashi (drummer), and Benjamin Waller (bassist) greets the listeners for the second time with their brand new single called “One Step at at Time”. Ben who wrote this song alongside Julien Fujiwara dan Claire de Lune, chronicles various life paths and choices that we have to face sometimes contradict our wishes and dreams. 

In some instances, these life choices could lead us to completely new experiences that attract unexpected happiness and greatness. Juno’s tender vocal with the addition of Hana and Ben’s backing vocals blend well with mid-tempo alternative pop melodies that could spread cheerfulness all the way through. 

Although having happy-go-lucky characteristics, the song is far from shallow as it contains wise messages from Ben’s personal experience. Ben used to be in a band with his older brother, Sena, before his brother had to move abroad to continue his study. “When Sena moved abroad, my musical activity was halted until I met Juno and Hana for this project. I used to find it hard to start again, but whatever I was and am going through must have some silver linings and unexpected adventure,” uttered Ben wisely. 

Those experiences led Ben to have Julien Fujiwara and Claire de Lune on board to write this song together. Those three were college mates who found themselves going through various obstacles and it gave Ben inspiration to write “One Step at a time”. Juno and Hana had the pleasure to listen to Uncle Ben’s material and to their surprise, it contradicts the bassist’s usual playful and mischievous self. “We’re excited to share this song to our listeners. After we listened to Ben’s initial draft that shows his melancholic side, we thought that the message in this song is worth sharing and spreading to the music enthusiasts,” added Juno and Hana.

Uncle Ben who is also a culinary aficionado equates this song to an Indonesian street food dish called “nasi goreng gila” (roughly translated as crazy fried rice) as the meal is composed of various little elements that complement each other. Those elements could elevate the dining experience the more you bite into it. Ben believed that various challenges are a process that could lead us to eventual happiness. 

This philosophy is also interpreted well by Sahid Permana and Rezza Rainaldy who created a single artwork for G.A.T.E with monotone colors. “This choice of monotonous colors signifies that life should not always be colorful. Sometimes we hit stagnancy, but it is not a bad thing. Sometimes we need that moment to reflect and use that as a milestone to move forward,” said Sahid Permana about the artwork.

Through this second single release, G.A.T.E hopes to interact and engage more with the listeners who welcomed them warmly during their debut with “Giants Among The Elders”. “We’re feeling excited and anxious at the same time. We’d like to know more from our listeners,  what's their take on the song and how they would do things differently. We’re also learning, so it will be a valuable opportunity for us to listen to our listeners’ creations,” said G.A.T.E. Along with those aforementioned wishes, this song is expected to resonate well with the listeners and “One Step at a Time” is ready to be enjoyed on various digital streaming services on November 10th, 2023 via Sun Eater.

.Feast dan Koil Berkolaborasi dalam Single Eksplosif "Tak Ada Wifi di Alam Baka"

 


Loetju.id - Jakarta - Band rock lintas generasi .Feast dan Koil telah resmi menelurkan sebuah single kolaborasi yang diberi judul "Tak Ada Wifi Di Alam Baka". Berawal dari sebuah proyek cover yakni mini album "Tarian Penghancur Dunia Fantasi" dimana keduanya mengcover lagu satu sama lain, Koil dan .Feast sepakat melanjutkan kolaborasi mereka yang sebelumnya telah disambut hangat oleh para penikmat musik rock tanah air. Lagu "Tak Ada Wifi di Alam Baka" diciptakan oleh pentolan Koil yakni Otong & Donnyanto Ro yang menyinggung beberapa pihak yang menebar janji-janji manis imbalan surga dengan tolok ukur moral mereka sendiri.

Lagu “Tak Ada Wifi di Alam Baka” diciptakan oleh mesin utama musikal Koil, gitaris Donnyantoro. Mengedepankan ciri khas yang kental dengan identitas Koil selama ini, “Tak Ada Wifi di Alam Baka” masih berputar pada riff-riff menikam yang bersumber dari khazanah rock masa lalu kegemaran Donnyantoro yang dileburkannya pada bangunan gelap serta bassline yang menari-nari serta bunyi perkusif pemicu adrenalin. 

Secara lirik, tema lagu yang dirajut Otong begitu serampangan: seperti tengah menyinggung para penebar janji-janji manis kenikmatan syurga di akherat kelak-yang acapkali dikait-kaitkan dan ditentukan oleh kadar kesalehan individu seseorang semasa hidup sebagai tolak ukur. Dalam konteks tertentu sengatan larik yang terpatri boleh jadi adalah isyarat atau ‘perayaan’ dari omong kosong ‘kenikmatan syurga’ tersebut. 

Dalam lagu ini, nafas serampangan Koil juga semakin kentara dengan topangan sampling penuh kelakar (bisa diartikan juga sebagai sindiran) yang disertakan di pembuka lagu. Berupa dialog dari film psikopat masa lalu berjudul “Pemberang” (1972). 


Tentang Band Koil 
Koil merupakan salah satu band pionir di kancah musik independen Kota Bandung. Memulai panggungnya sejak 1993, Koil solid dengan personel Otongkoil (vokal), Donnyantoro—Donikoil (gitar), Leon Ray Legoh-Leon (drum), dan F.X. Adam Joswara-Vladvamp (bass, synthesizer). 

Jejak musik Koil direkam dalam beberapa album. Mulai dari mini album 'Demo From Nowhere' pada 1994 berlanjut dengan album panjang pertama, 'Self Titled' yang mereka lepas pada 1996. Lima tahun kemudian, sophomore 'Megaloblast' hadir dan meledak di pasar arus utama. Album terakhir Koil adalah 'Blacklight Shines On' yang dirilis pada 2007—mewujud menjadi 'Blacklight' di tahun 2010. Jejak lain musik Koil bisa juga dijumpai di berbagai album kompilasi lokal, soundtrack film hingga deretan single lepasan.

Minggu, 22 Oktober 2023

Daftar 25 Judul Lagu Endank Soekamti di Album ke 11 FUNRAISE 2023

 


Loetju.id - Pada tanggal 16 Oktober 2023 yang lalu, band asal jogja Endank Soekamti merilis album ke 11 yang bertajuk Funraise berisi 25 lagu hasil kolaborasi bersama penggemarnya selama proses pembuatan di bulan ramadhan kemarin.

Bagi sobat yang belum tahu, Endank Soekamti band beraliran rock yang anggotanya terdiri dari Erix (Bassist), Dory (Guitarist), dan Tony Soekamti (Drummer). Mereka debut dengan album berjudul ‘Kelas Satu’ pada2003 dan hingga tahun ini sudah merilis puluhan album lain diantarnya: Pejantan Tambun (2005), Sssttt (2007), Soekamti.com (2010), Angka 8 (2012), Kolaborasoe (2014), Soekamti Day (2016), Salam Indonesia (2017), Air (2019), dan Endank Soekamti Akustik (2021).

Di era media sosial seperti youtube dan spotify dimana banyak musisi dan band merilis single, Endank Soekamti masih konsisten merilis album dengan banyak lagu setiap tahun.

Uniknya tahun ini 25 lagu dalam album Funraise langsung dirilis secara bersamaan di channel youtube Endank Soekamti.

Hal lain yang spesial dari Album ke-11 kali ini, Endank Soekamti merilis lagu dan video studio session di setiap harinya selama 22 hari di bulan puasa 2023.

Penggemar bisa berpartisipasi secara langsung dalam pembuatan lagu di setiap harinya dengan bergabung menjadi premium membership di YouTube Channel Endank Soekamti.

Launching album ke 11 Funraise juga spesial dan berbeda dengan album-album sebelumnya, kali ini dilakukan di Panti Asuhan BINA SIWI dengan penuh hikmat dan kesederhanaan, di Channel Youtube mas Erix Soekamti juga mengajak donasi tandai moment launching Album ke 11 Endank Soekamti "FUN RAISE" dengan bersedekah bersama sama.


Daftar 25 Judul Lagu Endank Soekamti di Album ke 11 FUNRAISE:

1. Bad Boy 
2. Bujangan 
3. Touring
4. Me Time 
5. Kali Ini  
6. Suka Kamu 
7. Lagu Buat Kamu 
8. Malam Minggu 
9. Fairplay 
10. Kan Berjaya 
11. Anugerah 
12. Rindu Ibu feat. Tami Aulia 
13. Janji 
14. Internet
15. Slot
16. Buru Buru
17. Memori 
18. Buntu 
19. Bhinneka Tunggal Ika 
20. KUA 
21. Bodo Amat 
22. Kaget
23. Sabar Menikah
24. Lepas Kendali 
25. Kita


Demikian tadi postingan kita kali ini tentang Daftar 25 Judul Lagu Endank Soekamti di Album ke 11 FUNRAISE, untuk sobat Kamtis Family dan sobat pembaca Loetju yang mau dengerin lagunya bisa langsung klik link ini: Endank Soekamti - FUNRAISE (Full Album)

Sabtu, 07 Oktober 2023

Mengenal Perbedaan Band Indie dan Mayor Label Dalam Industri Musik

 


Loetju.id - Bagi sobat pecinta musik dan sering datang konser pasti familiar dengan istilah Band Indie dan Mayor Label. Mungkin ada diantara sobat yang belum tahu perbedaannya, so lewat postingan kali ini yuk kita bahas lebih lanjut tentang Mengenal Perbedaan Band Indie dan Mayor Label Dalam Industri Musik.


Industri musik adalah tempat yang beragam dengan berbagai jenis musik dan artistik yang mencerminkan kreativitas dan ekspresi. Dalam industri ini, ada dua jenis band yang sering dibahas: band indie (independen) dan band mayor label. Keduanya memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara keduanya.

Definisi dan Pendekatan

1. Band Indie (Independen)
Band indie adalah grup musik yang biasanya merilis musik secara mandiri atau melalui label independen kecil. Mereka sering dikenal karena menjaga kreativitas dan kendali atas musik mereka sendiri.

Dalam hal Pendekatan Kreatif Band indie sering dikenal karena memiliki kendali kreatif yang lebih besar atas musik, lirik, dan gaya mereka. Mereka cenderung menjauhkan diri dari campur tangan besar label besar dan fokus pada ekspresi artistik mereka.


2. Band Mayor Label
Band mayor label adalah grup musik yang dikontrak oleh perusahaan rekaman besar. Mereka memiliki akses ke sumber daya finansial dan pemasaran yang lebih besar.

Untuk Pendekatan Kreatif Band mayor label sering mendapat arahan dan panduan dari label mereka, yang bisa memengaruhi proses kreatif. Meskipun masih ada kebebasan artistik, kompromi dengan ekspektasi komersial sering diperlukan.


Kontrol dan Kepemilikan

1. Band Indie
Mereka memiliki lebih banyak kendali atas musik mereka, termasuk keputusan kreatif, pemilihan lagu, dan perilisan. Band indie biasanya memiliki hak kepemilikan atas musik dan penerbitan mereka sendiri.


2. Band Mayor Label
Band mayor label sering memiliki lebih sedikit kendali atas keputusan artistik dan sering perlu mengikuti arahan label dalam hal produksi, promosi, dan strategi pemasaran.

Label mayor sering memiliki hak kepemilikan atas rekaman dan penerbitan musik, yang dapat membatasi penghasilan artis dari penjualan dan lisensi musik mereka.


Pemasaran dan Promosi

1. Band Indie
Pemasaran Band indie sering harus mengandalkan sumber daya yang terbatas untuk memasarkan musik mereka. Mereka sering menggunakan media sosial, pertunjukan langsung, dan jejaring kontak pribadi. Perlu lebih banyak usaha untuk menarik perhatian media besar dan audiens yang luas tanpa dukungan pemasaran besar.


2. Band Mayor Label
Band mayor label mendapatkan akses ke kampanye pemasaran yang besar, yang mencakup iklan televisi, radio, dan media online. Ini dapat meningkatkan visibilitas mereka secara signifikan.

Label besar dapat membantu band mencapai pemutaran radio besar dan mendapatkan liputan media yang lebih luas.

Kedua jenis band, indie dan mayor label, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Band indie menonjol karena kreativitas dan kendali yang lebih besar, sementara band mayor label mendapat manfaat dari sumber daya pemasaran dan promosi yang kuat. Pilihan antara keduanya sering bergantung pada tujuan artistik dan tujuan bisnis band tersebut. Yang pasti, keberagaman dalam industri musik memberi kita berbagai jenis musik untuk dinikmati.


Contoh daftar Band Indie:

1. Mocca
Band indie yang dikenal karena musik pop ringan dan gaya retro mereka. Mereka merilis album secara independen sebelum bergabung dengan label mayor.

2. SORE
Band indie dengan gaya musik yang eklektik, mencakup berbagai genre. Mereka sering merilis musik secara independen dan berfokus pada eksplorasi kreatif.

3. The Trees and The Wild
Band indie yang dikenal karena musik eksperimental mereka yang menggabungkan unsur-unsur alam dan lingkungan. Mereka merilis musik secara mandiri sebelum menandatangani kontrak dengan label indie.


4. Sheila on 7
Sheila on 7 adalah grup musik rock alternatif Indonesia asal Yogyakarta. Didirikan oleh sekelompok pelajar SMA pada 6 Mei 1996, grup musik ini sekarang beranggotakan Akhdiyat Duta Modjo, Eross Candra, dan Adam Muhammad Subarkah. 



Contoh daftar Band Label Mayor:

1. Sony Music Entertainment Indonesia
Salah satu label mayor di Indonesia yang mewakili sejumlah artis terkenal seperti Noah, dan Raisa.


2. Universal Music Indonesia
Label besar yang mewakili artis-artis seperti Isyana Sarasvati, Glenn Fredly.

3. Warner Music Indonesia
Label yang menaungi banyak artis Indonesia, termasuk Anggun, Maliq & D'Essentials, dan Yura Yunita.

Penting untuk diingat bahwa status suatu band sebagai "indie" atau "label mayor" dapat berubah seiring waktu. Beberapa band indie mungkin akhirnya bergabung dengan label mayor untuk memperluas jangkauan mereka, sementara yang lain mungkin memilih untuk tetap independen untuk menjaga kendali kreatif yang lebih besar atas musik mereka.

Demikian tadi sobat Loetju, postingan kita kali ini tentang Mengenal Perbedaan Band Indie dan Mayor Label Dalam Industri Musik, semoga bermanfaat sampai jumpa.


===
Baca juga:

Profile, Personel dan Daftar Lagu Band Indie Soegi Bornean Asal Indonesia

 


Loetju.id - Sebuah lagu berjudul Asmalibrasi yang dibawakan oleh band indie Soegi Bornean viral beberapa waktu yang lalu. Lagu dengan lirik sederhana ini memang enak didengar, Soegi Bornean kemudian lalu lalang tampil dalam berbagai pensi, konser dan festival musik.

Soegi Bornean adalah grup musik indie pop yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Grup ini terbentuk pada April 2019, beranggotakan Fanny Soegiarto (vokal), Aditya Ilyas (gitar), dan Bagas Prasetyo (gitar).

Mereka telah merilis album mini (EP) berjudul Atma pada 2020. Salah satu single mereka berjudul "Asmalibrasi" menempati posisi kedua di Spotify Weekly Top Songs Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2022. Nama Soegi diambil dalam kata bahasa Jawa yakni 'sugih' yang berarti kaya. Sementara itu, Bornean berarti Kalimantan, yang merupakan kampung halaman sang vokalis, Fanny Soegiarto.


Anggota grup Band Indie Soegi Bornean 
Fanny Soegiarto – vokal (2019–sekarang)
Aditya Ilyas – gitar (2019–sekarang)
Bagas Prasetyo – gitar (2021–sekarang)
Damar Komar – gitar (2019–2021)


Diskografi

Single
Saturnus (2019)
Asmalibrasi (2019)
Raksa (2020)
Semenjana (2021)
Samsara (2021)
Aguna (2023)

Album mini (EP)
Atma (2020)




Profile, Personel dan Daftar Lagu Band Indie FSTVLST Asal Indonesia

 


Loetju.id - FSTVLST adalah grup musik rock Indonesia yang dibentuk di Yogyakarta. FSTVLST merupakan kelanjutan dari Jenny, setelah dua anggotanya keluar dan digantikan oleh anggota baru. Mengusung tema "almost rock barely art", kami kerap memadukan musik dengan seni visual dalam pertunjukannya. Dalam hubungan dengan penggemarnya, kami menggunakan konsep kesetaraan, dengan menyebut penggemarnya sebagai "Festivalist", sama dengan nama band itu sendiri, hanya dibedakan dalam penulisan.


Sejarah Band FSTVLST
Sebelum bernama FSTVLST, kami menggunakan nama Jenny yang dibentuk pada 2003 di kampus ISI Yogyakarta.

Jenny menghasilkan satu buah album berjudul Manifesto. Setelah dua anggotanya (Anish Setiadji dan Arjuna Bangsawan) mengundurkan diri, Jenny kemudian diubah namanya menjadi FSTVLST pada 2011 dan merekrut dua personel lagi. FSTVLST lantas menghasilkan satu album berjudul Hits Kitsch yang rilis pada 3 September 2014.


Anggota Band FSTVLST
Sirin Farid Stevy – vokal.
Roby Setiawan – gitar.
Humam Mufid Arifin – bass.
Danish Wisnu Nugraha – drummer dan perkusionis.
Rio Faradino – kibordis.

Anggota mantan
Arjuna Bangsawan – bassis
Anis Setiaji – drummer dan perkusionis

Diskografi

Jenny

Album:
Manifesto Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. (2009)

Single:
Hujan Mata Pisau (2011)
Hari Terakhir Peradaban (2011)

FSTVLST

Album:
Hits Kitsch Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. (2014)
II Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. (2020)

Single:
The Only Way (versi akustik).
Menantang Rasi Bintang.
Ayun Buai Zaman.
Telan Cakrawalanya (album kompilasi Doggybarks! oleh Doggyhouse Recs).
Gas! (2018).

Penghargaan dan Pencapaian
Lagu "Matimuda" - Jenny menjadi salah satu soundtrack film Radit dan Jani (2008) oleh IFI Sinema.

Album "HITS KITSCH" dinobatkan sebagai salah satu dari 20 Album Terbaik Indonesia tahun 2014 oleh Majalah Rolling Stone Indonesia edisi Januari 2015.

Lagu "Ayun Buai Zaman" menjadi salah satu soundtrack film Bukaan 8 (2017) oleh Visinema Pictures.

Album "II" masuk nominasi Album Terbaik Tahun 2020 Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. versi VICE Indonesia Diarsipkan 2023-06-08 di Wayback Machine..

Lagu "Opus" menjadi salah satu soundtrack film Ben & Jody (2022) oleh Visinema Pictures.

Profile, Personel dan Daftar Lagu Band Indie KOIL Asal Indonesia

 


Loetju.id - Lewat rubrik Musik Indie, kami akan hadirkan profile band-band Indie asal Indonesia, apa saja? kali ini kita akan bahas Band Koil.

Koil adalah grup musik Industrial metal Indonesia yang berasal dari Bandung, berdiri pada tahun 1993 dengan formasi Aryo Verdiantoro/Didi (Vokal), Donijantoro (Gitar), Leon Ray Legoh (Drum), Adam Joswara (Bass). Bisa dibilang, Koil adalah band Indonesia pertama yang memang secara reguler beraliran Industrial metal yang tetap konsisten dengan genre ini sampai sekarang.


Sejarah dan perjalanan band Koil
Koil Band merilis materi rekaman pertama mereka, sebuah demo mini album yang berjudul From Nowhere pada tahun 1994. Koil mulai merekam album pertama mereka dan dirilis pada bulan September 1996. Sebagian besar lagu dalam album ini diambil dari demo mini album sebelumnya "From Nowhere".

Pada tahun 1997, kemitraan Koil dengan Project Q berakhir. Memutuskan untuk pergi dengan cara mereka sendiri, Koil merilis single Kesepian Ini Abadi melalui label Apocalypse, rekaman mereka sendiri. Label ini didirikan oleh Otong dan Adam.

Selama era ini, band yang membuat perubahan di atas panggung mereka melakukan konsep pada fashion. Penggunaan pakaian kulit Costumized, dominasi warna hitam, aksesoris metal, sepatu bot tinggi dan yang lain identik dengan industri gothic terlihat menjadi bagian dari tampilan baru band ini. Setelah merilis singel, band ini bekerja di studio untuk album berikutnya. Band ini juga terlibat dalam proyek sisi dengan beberapa band teman kampung seperti Puppen, Burgerkill dan Jasad.

Koil juga memberikan kontribusi lagu-lagu mereka untuk beberapa album kompilasi seperti Indonesia Best Alternative, Ticket to Ride dan Viking - kompilasi Persib.

Pada Februari 2001, setelah kerja keras yang panjang, band ini merilis album kedua mereka berjudul Megaloblast. Band ini juga menghasilkan video untuk lagu Mendekati Surga untuk mempromosikan album. Pada Oktober 2003 sebuah label Alfa Records ditawarkan kemitraan untuk kembali merilis album nasional.

Album ini dirilis ulang di seluruh Indonesia pada Desember 2003. Untuk mempromosikan album, band ini menghasilkan dua lebih banyak video, Kita dapat Diselamatkan dan Dosa INI Tak Akan Berhenti.

Pada tahun 2005, band ini merilis dua single berjudul Hiburan Ringan Part I dan Hiburan Ringan Part II. Dua lagu termasuk dalam album soundtrack untuk film horo 12:00 AM. Sebuah video dibuat untuk lagu Hiburan Ringan Part II'. Untuk mempromosikan singel baru mereka, band ini tampil di beberapa festival musik dan muncul di TV.

Tahun 2007 Koil merilis album Blacklight, album ini juga dirilis melalui internet, yang berarti para fans bebas untuk download. Sebuah video dibuat untuk lagu Semoga Kau Sembuh Part II disutradarai oleh sutradara film Indonesia terkenal bernama Rizal Mantovani, video klip ini menampilkan band tampil di panggung dikelilingi oleh para penggemar. Kegelapan, orang memiliki dan situasi horor lainnya muncul pada video itu menjadi soundtrack (lagi) film horor berjudul Kuntilanak. Seiring dengan popularitas video, band ini melakukan tur dan tampil di beberapa kota di Jawa dan Bali selama tahun 2007 - 2009.

Album The Blacklight dirilis sebagai kembali oleh label besar Nagaswara pada Maret 2010. Band ini menambahkan dua lagu baru dan satu lagu remix album ini.

Pada Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #56 terbitan Desember 2009 yang memuat mengenai 150 Lagu Terbaik Indonesia, satu lagu Koil berjudul Mendekati Surga dari album Megaloblast masuk sebagai salah satu lagu terbaik.


Anggota Band Koil
Aryo Verdiyantoro (Didi) a.k.a Mangots a.k.a. Otong — Vokal (1993-sekarang)
Donijantoro — Gitar, vokal latar (1993-sekarang)
Leon Ray Legoh — Drumer (1993-sekarang)
Adam Joswara a.k.a Vladvamp — Bass, vokal latar, synthesizer (2007-sekarang)


Diskografi Band Indie KOIL

Album Studio
Koil (1996)
Megaloblast (2001)
Blacklight Shines On (2007)
Blacklight (2010)
Konser Sabuga (2023)
Pecandu N☆rkotbah (2023)

Album Mini
Demo From Nowhere (1994)
Caligula (2001)
Lagu Hujan (2022)



sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Koil_(grup_musik)

Singel
"Dengekeun Aing", dari kompilasi Indonesia Best Alternative (1997)
"Kesepian Ini Abadi" (1999)
"Dosa", dari album kompilasi Ticket To Ride (2000)
"Untuk Kemenangan Kami", dari album kompilasi Viking - Persib (2002)
"Hiburan Ringan Part I" dan "Hiburan Ringan Part II", tema film 12:00 AM (2005)
"Breath With Me", dari kompilasi Rolling Stone Rare & Raw (2006)
"Semoga Kau Sembuh", OST. Kuntilanak 2 (2007)
"Kenyataan Dalam Dunia Fantasi", dari kompilasi The Best Of Republik Cinta menampilkan Ahmad Dani (2008)
"Suaramu Merdu" (2008)
"Likantropi Diri", tema film Takut menampilkan Shanty (2008)
"Aku Rindu" (2010)
Tarian Penghancur Dunia Fantasi (2023)


Nominasi dan penghargaan yang pernah diraih Band Koil
Nominasi Best Live Band - Hammersonic Awards tahun 2016



===
Baca juga:

Selasa, 03 Oktober 2023

Defodio, Luncurkan Single Terbaru Bertajuk Truth Slaps

 


Loetju.id - Semarang 03/10/2023. Grup musik yang mengusung modern rock/Southern Rock asal Ibu Kota, Defodio, resmi merilis single paling anyar bertajuk "Truth Slaps" (01/10/2023) berselang empat tahun semenjak video musik "Sanity".

Single ini merupakan ‘batu loncatan’ sekaligus pentahbisan nomor pertama bagi mereka yang menjanjikan debut album penuh berisi sepuluh track. Inspirasi album tersebut datang dari Sepuluh Perintah Allah menurut Alkitab Perjanjian Lama (Kristen) dan akan segera lahir ke dunia dalam beberapa waktu mendatang.

Lirik lagu Truth Slaps ditulis oleh seorang muslim bernama Andi Fadhillah yang akrab disapa Bedul (Vokal) bercerita tentang sebuah keresahan terhadap perilaku menyimpang atau amoral yang dampaknya dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.

Perspektif Bedul terhadap hal ini cenderung ke arah pandangan yang lebih sinis dan marah. Hal ini bisa dirasakan lewat lengkingan vokalnya dibalut dengan iringan musik yang tegas dan lugas.

“Banyak orang yang menormalisasi hal-hal negatif dan tidak sedikit juga yang masih lupa untuk saling mengingatkan. Lagu ini datang sebagai bentuk perlawanan terhadap hal-hal negatif sekaligus menjadi pengingat akan hal-hal baik bagi setiap orang.” Ungkap Bedul.

Sebagai perkenalan, Defodio beranggotakan Andi Fadhillah (Vokal), Joseph Agustino (Gitar), Rizki Fadillah (Bass), dan M Nazhir (Drum), keempatnya menggenapi lewat “Truth Slaps” cahaya akan datang menyinari mereka yang jatuh ke dalam gelap lalu bangkit menuju terang.

Setelah dirilis di berbagai layanan streaming, Defodio tengah mempersiapkan pesta rilis juga kejutan lainnya bagi Ianskap musik Indonesia. Sila kunjungi profil Instagram mereka di @defodiokill untuk layanan bimbingan konseling.




Lirik Lagu Defodio - Truth Slaps 


The truth has been lost
Settles in the frost
The light doesn't shine anymore

I couldn't see the faith of me
You'll aint to believe
Delighted me, the sad of me
Part of my energy

Reff

oh thats a relief
I'm not slowing down
No no no no no

verse 2
It all feels slow
Only god that knows
Who the light that will come true



I couldn't see the faith of me
You'll aint to believe
Delighted me, the sad of me
Part of my energy

reff 2


oh thats a relief
I'm not slowing down
No no no no no

We defy the wind
In the storm of the war
No no no no no



Like a galand frigtened by the power of sun

Like a galand frigtened by the power of sun

Like a galand cry

solo

reff 3
oh thats a relief
I'm not slowing down
No no no no no

and he secure his sin and keep it down below
No no no no

THE RAIN Rilis Single Baru Tentang Perjalanan Hidup Berjudul Mengembara, Ini Liriknya

 


Loetju.id - Semarang 03/10/2023. THE RAIN, Band asal kota Jogja ini kembali dengan sebuah single baru menjelang penghujung tahun 2023. Ini adalah kepingan pertama dari album studio ke-8 THE RAIN yang direncanakan untuk dirilis pada tahun 2024, setelah sebelumnya THE RAIN merilis album Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama di tahun 2022.

Single yang berjudul “Mengembara” ini merupakan sebuah rilisan untuk menyambut momen 22 tahun THE RAIN berkarya bersama. Sejak pertengahan tahun 2023, Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal) kembali masuk studio dengan setumpuk materi baru yang dikumpulkan sejak beberapa bulan sebelumnya.

“Kali ini saya banyak menulis lagu di perjalanan. Menulis lagu di berbagai tempat dan suasana berbeda, membantu memberi perspektif yang berbeda akan sebuah tema”, ujar Indra.

Untuk lagu Mengembara, penulisannya bermula dari momen Indra bermain gitar sambil bersenandung di rumahnya. “Genjrengan malam hari dengan kord gitar dan notasi vokal senemunya, tanpa lirik”, lanjutnya.


Senandung tersebut direkam secara spontan menggunakan ponsel. Beberapa hari kemudian, THE RAIN berangkat ke luar kota. Indra mendengarkan hasil rekaman tersebut di perjalanan, dan melanjutkan pengerjaan notasi dan liriknya hingga selesai dalam waktu seminggu sejak awal proses penulisan.

Bukan hanya proses penulisannya yang dilakukan di berbagai tempat, sebagian sesi rekaman lagu ini juga dikerjakan saat THE RAIN berada di luar kota. Bagian bass dikerjakan di sebuah kamar hotel di Surabaya ketika THE RAIN ada jadwal manggung di kota tersebut.

“Kebetulan saat itu kami harus berangkat sehari sebelumnya karena hal teknis, jadi ada waktu lowong,” ujar Iwan.

“Daripada menyocokkan waktu lagi sepulang tour, mending langsung digarap di perjalanan,” tambah Ipul.

Lagu “Mengembara” menceritakan tentang perjalanan hidup. Sebuah lagu dengan lirik yang menguatkan karena mengajak pendengarnya untuk mengingat kembali pahit manisnya sebuah kehidupan.

“Tentang berserah, namun tanpa menghilangkan semangat untuk melangkah,” tutup Indra.


Lirik Lagu THE RAIN – Mengembara 

tak pernah terbayangkan berada di sini
hidup selipkan ujian bertubi silih berganti
kuhadapi, kujalani
sepenuh hati, sampai di sini

 
berhenti sejenak untuk melangkah lagi
hidup dan misterinya dan serangkaian cerita yang membawaku,
menuntunku
entah ke mana, aku tak tahu


kuterima
semua yang terjadi
dan takkan sedetikpun
aku menyesalinya


beribu persinggahan berjuta kenangan
waktu akan menunjukkan satu per satu jawaban
biar hati mengembara
apa pun nanti ujung cerita


kuterima
semua yang terjadi
dan takkan sedetikpun
aku menyesalinya
kuterima hati
datang dan pergi biarlah kurasakan
pahitnya manisnya semua

 
apa pun yang akan terjadi
maka biarkanlah terjadi
apa pun yang akan terjadi
terjadilah

Senin, 25 September 2023

Beeswax Embraces New Chapter by Releasing Single Chew It All

 


Loetju.idLast seen in 2019 after releasing an original single, emotive unit Beeswax returns to the music scene. with a brand new work called “Chew It All”. Officially released digitally on September 22nd, 2023 via Yallfears, this marks the first original piece from the band after four years and it witnesses a new chapter from the band in terms of its musical landscape. 

Beeswax is known as one of the pioneers of Midwest-emo revival in Indonesia with its signature jangly guitar twinkle and emotive lyrics. Through their new single, with the
influence of angst and heavier sound, Bagas Yudhiswa (vocal/guitar), Putra Vibrananda (bass/vocal) and Yanuar Ade Laksono (drum) create a brand new nuance to the band’s discography and musical exploration.

As the songwriter and composer of this song, Bagas expressed the stagnancy he experienced while looking for inspirations from previous works. Thus, he maneuvered with various modifications and listened to a wider bunch of sounds until “Chew It All” was finalized.

“Chew It All” talks about acceptance and closure after facing hardship. Swallowing the bitterness and trying hard to hold on to the ground, one’s strongest challenge must be faced eventually. With the help of Iqbal Febrian from Yallfears, an artwork depicting an x-ray of lungs that are filled with fluid becomes a visualization

for the song that spans 3 minutes and 4 seconds. The mixing and mastering for this song was done by Bagas himself and it took roughly 3 months with numerous iterations, until the single reached unanimous approval from all members to be released to the world. Becoming their comeback single after a while, the band who is known for their single “Fix” also plans for an audio visual as a present for their listeners who patiently wait for their return. 

The single is released two days before their performance at Pestapora, a music festival based in Jakarta. Of course, “Chew It All” will be performed there as well as their other upcoming gigs. 

Moreover, Beeswax also shows determination to keep being productive in the last quartal of 2023 by producing more songs in the following months. Whether with more singles, EP or an album, the band hopes the universe conspires to make their intention come through. You can listen to Beeswax’s new song “Chew It All” on various streaming services like Spotify, Apple Music, Youtube Music, Tiktok Music, Deezer, Treble, and
many more.

Kamis, 14 September 2023

Rayakan Perjalanan 11 Tahun, Humidumi Berbagai Musisi Lintas Kota dalam Sebuah Showcase

 


Loetju.idResmi menginjak perjalanan musik mereka selama 11 tahun, unit alternatif dari Surabaya yakni Humidumi merayakan pencapaian tersebut lewat sebuah showcase. Diadakan pada tanggal 30 September 2023 di Lapangan Parkir Caturra Espresso Surabaya, acara ini tidak hanya akan menampilkan Humidumi, melainkan kolaborator yang pernah bekerjasama dengan band ini serta beberapa aksi pembuka yang tidak kalah seru. 

Perjalanan ke-6 personel selama 11 tahun tidak hanya dipenuhi tawa dan canda, namun juga ada kalanya sedih dan kecewa mewarnainya. “Dalam sebelas tahun bersama, kami benar-benar struggle untuk bisa menentukan jadwal bertemu untuk menyelesaikan materi baru maupun mengiyakan sebuah event karena 90% kami pekerja kantoran sehingga banyak peluang yang terlewat. Tapi tidak masalah karena tujuan kami “bersenang-senang”,” ujar Humidumi merefleksikan pengalaman mereka. Mereka pun kerap kali memimpikan memiliki sebuah konser kecil-kecilan atau showcase namun dikarenakan keterbatasan waktu tiap-tiap personel, mimpi ini seringkali harus dikubur. 

Di tahun 2023, kesempatan itu terbuka lebar berkat kolaborasi Humidumi dengan Kerass sebagai penyelenggara, Caturra Espresso sebagai penyedia venue serta Yallfears sebagai publisis dan pembuat visualisasi konser dengan mengadakan 11 Tahun Perayaan Humidumi.

Sebagai pembuka, akan ada sajian musik dari Drizzly (Sidoarjo), Girl and Her Bad Mood (Malang), dan Much (Malang) yang memiliki kesamaan dengan Humidumi yakni memiliki vokalis wanita. “Kenapa memilih opening act musisi wanita, karena jarang ada di Surabaya dan kami cukup mengenal baik dengan band-band yang terlibat. 

Sehingga mereka sangat terbuka dan mau meluangkan waktunya untuk bisa ikut merayakan #11TahunPerayaan ini,” ungkap band pemilih EP Nodus Tollens tersebut. Selain ketiga band pembuka tersebut, Humidumi juga mengajak serta Arief Muhammad dari rumahsakit, Bagas Yudhiswa dari Beeswax, Dwi Pramono dari People of The Sun dan solois Christabel Annora dalam showcase ini. Bagas, Arief, dan Christabel merupakan musisi yang terlibat dalam pembuat album “Nodus Tollens”. 

Sedangkan Dwi Pramono adalah musisi yang berkolaborasi dengan Humidumi di album “Pathless”. Band yang digawangi oleh Qanita Hasinah, Irna Kurnia, Brilyan Prathama, Bobby Nur Cahya, Bimo Soerjoputro, dan Rizki Raja ini akan membawakan lagu dari album dan rilisan terdahulu seperti “I am ij sin a”, “Pathless” dan masih banyak lagi. Menggandeng 4 kolaborator tersebut, Humidumi mengaku memiliki waktu terbatas untuk melakukan latihan sebelum tampil dikarenakan domisili kota yang berbeda-beda. Meskipun begitu, mereka tetap ingin melakukan yang terbaik bahkan sudah mempersiapkan cover lagu dengan para kolaborator tersebut.

Sebagai penyelenggara acara, Kerass yang berawal sebagai sebuah kolektif musik telah dikenal sudah makan asam garam membuat showcase untuk beberapa band antara lain Perunggu, Milledenials, Kelompok Penerbang Roket, hingga Nothing. Namun bedanya kali ini adalah perdana bagi Info Kerass untuk membuat perayaan ulang tahun sebuah band. “

Ini adalah pertama kalinya kita membuat pagelaran pertunjukan perayaan (showcase) untuk band teman kita sendiri, tentunya kita selalu membuat acara yg kita suka dan humidumi adalah salah satu band terbaik di surabaya saat ini, menyenangkan rasanya bekerja bersama dari awal untuk menyiapkan perayaan ini dari awal,” ungkap perwakilan Kerass. 

Melalui beberapa kali sesi brainstorming dan meeting, Kerass dan Humidumi siap mempersembahkan sebuah konsep showcase yang memorable dan pastinya sayang untuk dilewatkan.  Info selengkapnya tentang acara ini bisa disimak di akun Instagram @humidumi atau @infokerass.

Comika

Politika

Milenia