Comedy and Indie: Indie
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 Oktober 2023

Mengenal Perbedaan Band Indie dan Mayor Label Dalam Industri Musik

 


Loetju.id - Bagi sobat pecinta musik dan sering datang konser pasti familiar dengan istilah Band Indie dan Mayor Label. Mungkin ada diantara sobat yang belum tahu perbedaannya, so lewat postingan kali ini yuk kita bahas lebih lanjut tentang Mengenal Perbedaan Band Indie dan Mayor Label Dalam Industri Musik.


Industri musik adalah tempat yang beragam dengan berbagai jenis musik dan artistik yang mencerminkan kreativitas dan ekspresi. Dalam industri ini, ada dua jenis band yang sering dibahas: band indie (independen) dan band mayor label. Keduanya memiliki ciri khas dan tantangan tersendiri. Artikel ini akan membahas perbedaan utama antara keduanya.

Definisi dan Pendekatan

1. Band Indie (Independen)
Band indie adalah grup musik yang biasanya merilis musik secara mandiri atau melalui label independen kecil. Mereka sering dikenal karena menjaga kreativitas dan kendali atas musik mereka sendiri.

Dalam hal Pendekatan Kreatif Band indie sering dikenal karena memiliki kendali kreatif yang lebih besar atas musik, lirik, dan gaya mereka. Mereka cenderung menjauhkan diri dari campur tangan besar label besar dan fokus pada ekspresi artistik mereka.


2. Band Mayor Label
Band mayor label adalah grup musik yang dikontrak oleh perusahaan rekaman besar. Mereka memiliki akses ke sumber daya finansial dan pemasaran yang lebih besar.

Untuk Pendekatan Kreatif Band mayor label sering mendapat arahan dan panduan dari label mereka, yang bisa memengaruhi proses kreatif. Meskipun masih ada kebebasan artistik, kompromi dengan ekspektasi komersial sering diperlukan.


Kontrol dan Kepemilikan

1. Band Indie
Mereka memiliki lebih banyak kendali atas musik mereka, termasuk keputusan kreatif, pemilihan lagu, dan perilisan. Band indie biasanya memiliki hak kepemilikan atas musik dan penerbitan mereka sendiri.


2. Band Mayor Label
Band mayor label sering memiliki lebih sedikit kendali atas keputusan artistik dan sering perlu mengikuti arahan label dalam hal produksi, promosi, dan strategi pemasaran.

Label mayor sering memiliki hak kepemilikan atas rekaman dan penerbitan musik, yang dapat membatasi penghasilan artis dari penjualan dan lisensi musik mereka.


Pemasaran dan Promosi

1. Band Indie
Pemasaran Band indie sering harus mengandalkan sumber daya yang terbatas untuk memasarkan musik mereka. Mereka sering menggunakan media sosial, pertunjukan langsung, dan jejaring kontak pribadi. Perlu lebih banyak usaha untuk menarik perhatian media besar dan audiens yang luas tanpa dukungan pemasaran besar.


2. Band Mayor Label
Band mayor label mendapatkan akses ke kampanye pemasaran yang besar, yang mencakup iklan televisi, radio, dan media online. Ini dapat meningkatkan visibilitas mereka secara signifikan.

Label besar dapat membantu band mencapai pemutaran radio besar dan mendapatkan liputan media yang lebih luas.

Kedua jenis band, indie dan mayor label, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Band indie menonjol karena kreativitas dan kendali yang lebih besar, sementara band mayor label mendapat manfaat dari sumber daya pemasaran dan promosi yang kuat. Pilihan antara keduanya sering bergantung pada tujuan artistik dan tujuan bisnis band tersebut. Yang pasti, keberagaman dalam industri musik memberi kita berbagai jenis musik untuk dinikmati.


Contoh daftar Band Indie:

1. Mocca
Band indie yang dikenal karena musik pop ringan dan gaya retro mereka. Mereka merilis album secara independen sebelum bergabung dengan label mayor.

2. SORE
Band indie dengan gaya musik yang eklektik, mencakup berbagai genre. Mereka sering merilis musik secara independen dan berfokus pada eksplorasi kreatif.

3. The Trees and The Wild
Band indie yang dikenal karena musik eksperimental mereka yang menggabungkan unsur-unsur alam dan lingkungan. Mereka merilis musik secara mandiri sebelum menandatangani kontrak dengan label indie.


4. Sheila on 7
Sheila on 7 adalah grup musik rock alternatif Indonesia asal Yogyakarta. Didirikan oleh sekelompok pelajar SMA pada 6 Mei 1996, grup musik ini sekarang beranggotakan Akhdiyat Duta Modjo, Eross Candra, dan Adam Muhammad Subarkah. 



Contoh daftar Band Label Mayor:

1. Sony Music Entertainment Indonesia
Salah satu label mayor di Indonesia yang mewakili sejumlah artis terkenal seperti Noah, dan Raisa.


2. Universal Music Indonesia
Label besar yang mewakili artis-artis seperti Isyana Sarasvati, Glenn Fredly.

3. Warner Music Indonesia
Label yang menaungi banyak artis Indonesia, termasuk Anggun, Maliq & D'Essentials, dan Yura Yunita.

Penting untuk diingat bahwa status suatu band sebagai "indie" atau "label mayor" dapat berubah seiring waktu. Beberapa band indie mungkin akhirnya bergabung dengan label mayor untuk memperluas jangkauan mereka, sementara yang lain mungkin memilih untuk tetap independen untuk menjaga kendali kreatif yang lebih besar atas musik mereka.

Demikian tadi sobat Loetju, postingan kita kali ini tentang Mengenal Perbedaan Band Indie dan Mayor Label Dalam Industri Musik, semoga bermanfaat sampai jumpa.


===
Baca juga:

Profile, Personel dan Daftar Lagu Band Indie Soegi Bornean Asal Indonesia

 


Loetju.id - Sebuah lagu berjudul Asmalibrasi yang dibawakan oleh band indie Soegi Bornean viral beberapa waktu yang lalu. Lagu dengan lirik sederhana ini memang enak didengar, Soegi Bornean kemudian lalu lalang tampil dalam berbagai pensi, konser dan festival musik.

Soegi Bornean adalah grup musik indie pop yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Grup ini terbentuk pada April 2019, beranggotakan Fanny Soegiarto (vokal), Aditya Ilyas (gitar), dan Bagas Prasetyo (gitar).

Mereka telah merilis album mini (EP) berjudul Atma pada 2020. Salah satu single mereka berjudul "Asmalibrasi" menempati posisi kedua di Spotify Weekly Top Songs Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2022. Nama Soegi diambil dalam kata bahasa Jawa yakni 'sugih' yang berarti kaya. Sementara itu, Bornean berarti Kalimantan, yang merupakan kampung halaman sang vokalis, Fanny Soegiarto.


Anggota grup Band Indie Soegi Bornean 
Fanny Soegiarto – vokal (2019–sekarang)
Aditya Ilyas – gitar (2019–sekarang)
Bagas Prasetyo – gitar (2021–sekarang)
Damar Komar – gitar (2019–2021)


Diskografi

Single
Saturnus (2019)
Asmalibrasi (2019)
Raksa (2020)
Semenjana (2021)
Samsara (2021)
Aguna (2023)

Album mini (EP)
Atma (2020)




Profile, Personel dan Daftar Lagu Band Indie FSTVLST Asal Indonesia

 


Loetju.id - FSTVLST adalah grup musik rock Indonesia yang dibentuk di Yogyakarta. FSTVLST merupakan kelanjutan dari Jenny, setelah dua anggotanya keluar dan digantikan oleh anggota baru. Mengusung tema "almost rock barely art", kami kerap memadukan musik dengan seni visual dalam pertunjukannya. Dalam hubungan dengan penggemarnya, kami menggunakan konsep kesetaraan, dengan menyebut penggemarnya sebagai "Festivalist", sama dengan nama band itu sendiri, hanya dibedakan dalam penulisan.


Sejarah Band FSTVLST
Sebelum bernama FSTVLST, kami menggunakan nama Jenny yang dibentuk pada 2003 di kampus ISI Yogyakarta.

Jenny menghasilkan satu buah album berjudul Manifesto. Setelah dua anggotanya (Anish Setiadji dan Arjuna Bangsawan) mengundurkan diri, Jenny kemudian diubah namanya menjadi FSTVLST pada 2011 dan merekrut dua personel lagi. FSTVLST lantas menghasilkan satu album berjudul Hits Kitsch yang rilis pada 3 September 2014.


Anggota Band FSTVLST
Sirin Farid Stevy – vokal.
Roby Setiawan – gitar.
Humam Mufid Arifin – bass.
Danish Wisnu Nugraha – drummer dan perkusionis.
Rio Faradino – kibordis.

Anggota mantan
Arjuna Bangsawan – bassis
Anis Setiaji – drummer dan perkusionis

Diskografi

Jenny

Album:
Manifesto Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. (2009)

Single:
Hujan Mata Pisau (2011)
Hari Terakhir Peradaban (2011)

FSTVLST

Album:
Hits Kitsch Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. (2014)
II Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. (2020)

Single:
The Only Way (versi akustik).
Menantang Rasi Bintang.
Ayun Buai Zaman.
Telan Cakrawalanya (album kompilasi Doggybarks! oleh Doggyhouse Recs).
Gas! (2018).

Penghargaan dan Pencapaian
Lagu "Matimuda" - Jenny menjadi salah satu soundtrack film Radit dan Jani (2008) oleh IFI Sinema.

Album "HITS KITSCH" dinobatkan sebagai salah satu dari 20 Album Terbaik Indonesia tahun 2014 oleh Majalah Rolling Stone Indonesia edisi Januari 2015.

Lagu "Ayun Buai Zaman" menjadi salah satu soundtrack film Bukaan 8 (2017) oleh Visinema Pictures.

Album "II" masuk nominasi Album Terbaik Tahun 2020 Diarsipkan 2023-07-20 di Wayback Machine. versi VICE Indonesia Diarsipkan 2023-06-08 di Wayback Machine..

Lagu "Opus" menjadi salah satu soundtrack film Ben & Jody (2022) oleh Visinema Pictures.

Profile, Personel dan Daftar Lagu Band Indie KOIL Asal Indonesia

 


Loetju.id - Lewat rubrik Musik Indie, kami akan hadirkan profile band-band Indie asal Indonesia, apa saja? kali ini kita akan bahas Band Koil.

Koil adalah grup musik Industrial metal Indonesia yang berasal dari Bandung, berdiri pada tahun 1993 dengan formasi Aryo Verdiantoro/Didi (Vokal), Donijantoro (Gitar), Leon Ray Legoh (Drum), Adam Joswara (Bass). Bisa dibilang, Koil adalah band Indonesia pertama yang memang secara reguler beraliran Industrial metal yang tetap konsisten dengan genre ini sampai sekarang.


Sejarah dan perjalanan band Koil
Koil Band merilis materi rekaman pertama mereka, sebuah demo mini album yang berjudul From Nowhere pada tahun 1994. Koil mulai merekam album pertama mereka dan dirilis pada bulan September 1996. Sebagian besar lagu dalam album ini diambil dari demo mini album sebelumnya "From Nowhere".

Pada tahun 1997, kemitraan Koil dengan Project Q berakhir. Memutuskan untuk pergi dengan cara mereka sendiri, Koil merilis single Kesepian Ini Abadi melalui label Apocalypse, rekaman mereka sendiri. Label ini didirikan oleh Otong dan Adam.

Selama era ini, band yang membuat perubahan di atas panggung mereka melakukan konsep pada fashion. Penggunaan pakaian kulit Costumized, dominasi warna hitam, aksesoris metal, sepatu bot tinggi dan yang lain identik dengan industri gothic terlihat menjadi bagian dari tampilan baru band ini. Setelah merilis singel, band ini bekerja di studio untuk album berikutnya. Band ini juga terlibat dalam proyek sisi dengan beberapa band teman kampung seperti Puppen, Burgerkill dan Jasad.

Koil juga memberikan kontribusi lagu-lagu mereka untuk beberapa album kompilasi seperti Indonesia Best Alternative, Ticket to Ride dan Viking - kompilasi Persib.

Pada Februari 2001, setelah kerja keras yang panjang, band ini merilis album kedua mereka berjudul Megaloblast. Band ini juga menghasilkan video untuk lagu Mendekati Surga untuk mempromosikan album. Pada Oktober 2003 sebuah label Alfa Records ditawarkan kemitraan untuk kembali merilis album nasional.

Album ini dirilis ulang di seluruh Indonesia pada Desember 2003. Untuk mempromosikan album, band ini menghasilkan dua lebih banyak video, Kita dapat Diselamatkan dan Dosa INI Tak Akan Berhenti.

Pada tahun 2005, band ini merilis dua single berjudul Hiburan Ringan Part I dan Hiburan Ringan Part II. Dua lagu termasuk dalam album soundtrack untuk film horo 12:00 AM. Sebuah video dibuat untuk lagu Hiburan Ringan Part II'. Untuk mempromosikan singel baru mereka, band ini tampil di beberapa festival musik dan muncul di TV.

Tahun 2007 Koil merilis album Blacklight, album ini juga dirilis melalui internet, yang berarti para fans bebas untuk download. Sebuah video dibuat untuk lagu Semoga Kau Sembuh Part II disutradarai oleh sutradara film Indonesia terkenal bernama Rizal Mantovani, video klip ini menampilkan band tampil di panggung dikelilingi oleh para penggemar. Kegelapan, orang memiliki dan situasi horor lainnya muncul pada video itu menjadi soundtrack (lagi) film horor berjudul Kuntilanak. Seiring dengan popularitas video, band ini melakukan tur dan tampil di beberapa kota di Jawa dan Bali selama tahun 2007 - 2009.

Album The Blacklight dirilis sebagai kembali oleh label besar Nagaswara pada Maret 2010. Band ini menambahkan dua lagu baru dan satu lagu remix album ini.

Pada Majalah Rolling Stone Indonesia edisi #56 terbitan Desember 2009 yang memuat mengenai 150 Lagu Terbaik Indonesia, satu lagu Koil berjudul Mendekati Surga dari album Megaloblast masuk sebagai salah satu lagu terbaik.


Anggota Band Koil
Aryo Verdiyantoro (Didi) a.k.a Mangots a.k.a. Otong — Vokal (1993-sekarang)
Donijantoro — Gitar, vokal latar (1993-sekarang)
Leon Ray Legoh — Drumer (1993-sekarang)
Adam Joswara a.k.a Vladvamp — Bass, vokal latar, synthesizer (2007-sekarang)


Diskografi Band Indie KOIL

Album Studio
Koil (1996)
Megaloblast (2001)
Blacklight Shines On (2007)
Blacklight (2010)
Konser Sabuga (2023)
Pecandu N☆rkotbah (2023)

Album Mini
Demo From Nowhere (1994)
Caligula (2001)
Lagu Hujan (2022)



sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Koil_(grup_musik)

Singel
"Dengekeun Aing", dari kompilasi Indonesia Best Alternative (1997)
"Kesepian Ini Abadi" (1999)
"Dosa", dari album kompilasi Ticket To Ride (2000)
"Untuk Kemenangan Kami", dari album kompilasi Viking - Persib (2002)
"Hiburan Ringan Part I" dan "Hiburan Ringan Part II", tema film 12:00 AM (2005)
"Breath With Me", dari kompilasi Rolling Stone Rare & Raw (2006)
"Semoga Kau Sembuh", OST. Kuntilanak 2 (2007)
"Kenyataan Dalam Dunia Fantasi", dari kompilasi The Best Of Republik Cinta menampilkan Ahmad Dani (2008)
"Suaramu Merdu" (2008)
"Likantropi Diri", tema film Takut menampilkan Shanty (2008)
"Aku Rindu" (2010)
Tarian Penghancur Dunia Fantasi (2023)


Nominasi dan penghargaan yang pernah diraih Band Koil
Nominasi Best Live Band - Hammersonic Awards tahun 2016



===
Baca juga:

Selasa, 03 Oktober 2023

Defodio, Luncurkan Single Terbaru Bertajuk Truth Slaps

 


Loetju.id - Semarang 03/10/2023. Grup musik yang mengusung modern rock/Southern Rock asal Ibu Kota, Defodio, resmi merilis single paling anyar bertajuk "Truth Slaps" (01/10/2023) berselang empat tahun semenjak video musik "Sanity".

Single ini merupakan ‘batu loncatan’ sekaligus pentahbisan nomor pertama bagi mereka yang menjanjikan debut album penuh berisi sepuluh track. Inspirasi album tersebut datang dari Sepuluh Perintah Allah menurut Alkitab Perjanjian Lama (Kristen) dan akan segera lahir ke dunia dalam beberapa waktu mendatang.

Lirik lagu Truth Slaps ditulis oleh seorang muslim bernama Andi Fadhillah yang akrab disapa Bedul (Vokal) bercerita tentang sebuah keresahan terhadap perilaku menyimpang atau amoral yang dampaknya dapat membahayakan tegaknya sistem sosial.

Perspektif Bedul terhadap hal ini cenderung ke arah pandangan yang lebih sinis dan marah. Hal ini bisa dirasakan lewat lengkingan vokalnya dibalut dengan iringan musik yang tegas dan lugas.

“Banyak orang yang menormalisasi hal-hal negatif dan tidak sedikit juga yang masih lupa untuk saling mengingatkan. Lagu ini datang sebagai bentuk perlawanan terhadap hal-hal negatif sekaligus menjadi pengingat akan hal-hal baik bagi setiap orang.” Ungkap Bedul.

Sebagai perkenalan, Defodio beranggotakan Andi Fadhillah (Vokal), Joseph Agustino (Gitar), Rizki Fadillah (Bass), dan M Nazhir (Drum), keempatnya menggenapi lewat “Truth Slaps” cahaya akan datang menyinari mereka yang jatuh ke dalam gelap lalu bangkit menuju terang.

Setelah dirilis di berbagai layanan streaming, Defodio tengah mempersiapkan pesta rilis juga kejutan lainnya bagi Ianskap musik Indonesia. Sila kunjungi profil Instagram mereka di @defodiokill untuk layanan bimbingan konseling.




Lirik Lagu Defodio - Truth Slaps 


The truth has been lost
Settles in the frost
The light doesn't shine anymore

I couldn't see the faith of me
You'll aint to believe
Delighted me, the sad of me
Part of my energy

Reff

oh thats a relief
I'm not slowing down
No no no no no

verse 2
It all feels slow
Only god that knows
Who the light that will come true



I couldn't see the faith of me
You'll aint to believe
Delighted me, the sad of me
Part of my energy

reff 2


oh thats a relief
I'm not slowing down
No no no no no

We defy the wind
In the storm of the war
No no no no no



Like a galand frigtened by the power of sun

Like a galand frigtened by the power of sun

Like a galand cry

solo

reff 3
oh thats a relief
I'm not slowing down
No no no no no

and he secure his sin and keep it down below
No no no no

THE RAIN Rilis Single Baru Tentang Perjalanan Hidup Berjudul Mengembara, Ini Liriknya

 


Loetju.id - Semarang 03/10/2023. THE RAIN, Band asal kota Jogja ini kembali dengan sebuah single baru menjelang penghujung tahun 2023. Ini adalah kepingan pertama dari album studio ke-8 THE RAIN yang direncanakan untuk dirilis pada tahun 2024, setelah sebelumnya THE RAIN merilis album Mereka Bilang Kita Terjebak Bersama di tahun 2022.

Single yang berjudul “Mengembara” ini merupakan sebuah rilisan untuk menyambut momen 22 tahun THE RAIN berkarya bersama. Sejak pertengahan tahun 2023, Indra Prasta (vokal, gitar), Iwan Tanda (gitar, vokal), Ipul Bahri (bass, vokal) dan Aang Anggoro (drum, vokal) kembali masuk studio dengan setumpuk materi baru yang dikumpulkan sejak beberapa bulan sebelumnya.

“Kali ini saya banyak menulis lagu di perjalanan. Menulis lagu di berbagai tempat dan suasana berbeda, membantu memberi perspektif yang berbeda akan sebuah tema”, ujar Indra.

Untuk lagu Mengembara, penulisannya bermula dari momen Indra bermain gitar sambil bersenandung di rumahnya. “Genjrengan malam hari dengan kord gitar dan notasi vokal senemunya, tanpa lirik”, lanjutnya.


Senandung tersebut direkam secara spontan menggunakan ponsel. Beberapa hari kemudian, THE RAIN berangkat ke luar kota. Indra mendengarkan hasil rekaman tersebut di perjalanan, dan melanjutkan pengerjaan notasi dan liriknya hingga selesai dalam waktu seminggu sejak awal proses penulisan.

Bukan hanya proses penulisannya yang dilakukan di berbagai tempat, sebagian sesi rekaman lagu ini juga dikerjakan saat THE RAIN berada di luar kota. Bagian bass dikerjakan di sebuah kamar hotel di Surabaya ketika THE RAIN ada jadwal manggung di kota tersebut.

“Kebetulan saat itu kami harus berangkat sehari sebelumnya karena hal teknis, jadi ada waktu lowong,” ujar Iwan.

“Daripada menyocokkan waktu lagi sepulang tour, mending langsung digarap di perjalanan,” tambah Ipul.

Lagu “Mengembara” menceritakan tentang perjalanan hidup. Sebuah lagu dengan lirik yang menguatkan karena mengajak pendengarnya untuk mengingat kembali pahit manisnya sebuah kehidupan.

“Tentang berserah, namun tanpa menghilangkan semangat untuk melangkah,” tutup Indra.


Lirik Lagu THE RAIN – Mengembara 

tak pernah terbayangkan berada di sini
hidup selipkan ujian bertubi silih berganti
kuhadapi, kujalani
sepenuh hati, sampai di sini

 
berhenti sejenak untuk melangkah lagi
hidup dan misterinya dan serangkaian cerita yang membawaku,
menuntunku
entah ke mana, aku tak tahu


kuterima
semua yang terjadi
dan takkan sedetikpun
aku menyesalinya


beribu persinggahan berjuta kenangan
waktu akan menunjukkan satu per satu jawaban
biar hati mengembara
apa pun nanti ujung cerita


kuterima
semua yang terjadi
dan takkan sedetikpun
aku menyesalinya
kuterima hati
datang dan pergi biarlah kurasakan
pahitnya manisnya semua

 
apa pun yang akan terjadi
maka biarkanlah terjadi
apa pun yang akan terjadi
terjadilah

Senin, 25 September 2023

Beeswax Embraces New Chapter by Releasing Single Chew It All

 


Loetju.idLast seen in 2019 after releasing an original single, emotive unit Beeswax returns to the music scene. with a brand new work called “Chew It All”. Officially released digitally on September 22nd, 2023 via Yallfears, this marks the first original piece from the band after four years and it witnesses a new chapter from the band in terms of its musical landscape. 

Beeswax is known as one of the pioneers of Midwest-emo revival in Indonesia with its signature jangly guitar twinkle and emotive lyrics. Through their new single, with the
influence of angst and heavier sound, Bagas Yudhiswa (vocal/guitar), Putra Vibrananda (bass/vocal) and Yanuar Ade Laksono (drum) create a brand new nuance to the band’s discography and musical exploration.

As the songwriter and composer of this song, Bagas expressed the stagnancy he experienced while looking for inspirations from previous works. Thus, he maneuvered with various modifications and listened to a wider bunch of sounds until “Chew It All” was finalized.

“Chew It All” talks about acceptance and closure after facing hardship. Swallowing the bitterness and trying hard to hold on to the ground, one’s strongest challenge must be faced eventually. With the help of Iqbal Febrian from Yallfears, an artwork depicting an x-ray of lungs that are filled with fluid becomes a visualization

for the song that spans 3 minutes and 4 seconds. The mixing and mastering for this song was done by Bagas himself and it took roughly 3 months with numerous iterations, until the single reached unanimous approval from all members to be released to the world. Becoming their comeback single after a while, the band who is known for their single “Fix” also plans for an audio visual as a present for their listeners who patiently wait for their return. 

The single is released two days before their performance at Pestapora, a music festival based in Jakarta. Of course, “Chew It All” will be performed there as well as their other upcoming gigs. 

Moreover, Beeswax also shows determination to keep being productive in the last quartal of 2023 by producing more songs in the following months. Whether with more singles, EP or an album, the band hopes the universe conspires to make their intention come through. You can listen to Beeswax’s new song “Chew It All” on various streaming services like Spotify, Apple Music, Youtube Music, Tiktok Music, Deezer, Treble, and
many more.

Kamis, 14 September 2023

Rayakan Perjalanan 11 Tahun, Humidumi Berbagai Musisi Lintas Kota dalam Sebuah Showcase

 


Loetju.idResmi menginjak perjalanan musik mereka selama 11 tahun, unit alternatif dari Surabaya yakni Humidumi merayakan pencapaian tersebut lewat sebuah showcase. Diadakan pada tanggal 30 September 2023 di Lapangan Parkir Caturra Espresso Surabaya, acara ini tidak hanya akan menampilkan Humidumi, melainkan kolaborator yang pernah bekerjasama dengan band ini serta beberapa aksi pembuka yang tidak kalah seru. 

Perjalanan ke-6 personel selama 11 tahun tidak hanya dipenuhi tawa dan canda, namun juga ada kalanya sedih dan kecewa mewarnainya. “Dalam sebelas tahun bersama, kami benar-benar struggle untuk bisa menentukan jadwal bertemu untuk menyelesaikan materi baru maupun mengiyakan sebuah event karena 90% kami pekerja kantoran sehingga banyak peluang yang terlewat. Tapi tidak masalah karena tujuan kami “bersenang-senang”,” ujar Humidumi merefleksikan pengalaman mereka. Mereka pun kerap kali memimpikan memiliki sebuah konser kecil-kecilan atau showcase namun dikarenakan keterbatasan waktu tiap-tiap personel, mimpi ini seringkali harus dikubur. 

Di tahun 2023, kesempatan itu terbuka lebar berkat kolaborasi Humidumi dengan Kerass sebagai penyelenggara, Caturra Espresso sebagai penyedia venue serta Yallfears sebagai publisis dan pembuat visualisasi konser dengan mengadakan 11 Tahun Perayaan Humidumi.

Sebagai pembuka, akan ada sajian musik dari Drizzly (Sidoarjo), Girl and Her Bad Mood (Malang), dan Much (Malang) yang memiliki kesamaan dengan Humidumi yakni memiliki vokalis wanita. “Kenapa memilih opening act musisi wanita, karena jarang ada di Surabaya dan kami cukup mengenal baik dengan band-band yang terlibat. 

Sehingga mereka sangat terbuka dan mau meluangkan waktunya untuk bisa ikut merayakan #11TahunPerayaan ini,” ungkap band pemilih EP Nodus Tollens tersebut. Selain ketiga band pembuka tersebut, Humidumi juga mengajak serta Arief Muhammad dari rumahsakit, Bagas Yudhiswa dari Beeswax, Dwi Pramono dari People of The Sun dan solois Christabel Annora dalam showcase ini. Bagas, Arief, dan Christabel merupakan musisi yang terlibat dalam pembuat album “Nodus Tollens”. 

Sedangkan Dwi Pramono adalah musisi yang berkolaborasi dengan Humidumi di album “Pathless”. Band yang digawangi oleh Qanita Hasinah, Irna Kurnia, Brilyan Prathama, Bobby Nur Cahya, Bimo Soerjoputro, dan Rizki Raja ini akan membawakan lagu dari album dan rilisan terdahulu seperti “I am ij sin a”, “Pathless” dan masih banyak lagi. Menggandeng 4 kolaborator tersebut, Humidumi mengaku memiliki waktu terbatas untuk melakukan latihan sebelum tampil dikarenakan domisili kota yang berbeda-beda. Meskipun begitu, mereka tetap ingin melakukan yang terbaik bahkan sudah mempersiapkan cover lagu dengan para kolaborator tersebut.

Sebagai penyelenggara acara, Kerass yang berawal sebagai sebuah kolektif musik telah dikenal sudah makan asam garam membuat showcase untuk beberapa band antara lain Perunggu, Milledenials, Kelompok Penerbang Roket, hingga Nothing. Namun bedanya kali ini adalah perdana bagi Info Kerass untuk membuat perayaan ulang tahun sebuah band. “

Ini adalah pertama kalinya kita membuat pagelaran pertunjukan perayaan (showcase) untuk band teman kita sendiri, tentunya kita selalu membuat acara yg kita suka dan humidumi adalah salah satu band terbaik di surabaya saat ini, menyenangkan rasanya bekerja bersama dari awal untuk menyiapkan perayaan ini dari awal,” ungkap perwakilan Kerass. 

Melalui beberapa kali sesi brainstorming dan meeting, Kerass dan Humidumi siap mempersembahkan sebuah konsep showcase yang memorable dan pastinya sayang untuk dilewatkan.  Info selengkapnya tentang acara ini bisa disimak di akun Instagram @humidumi atau @infokerass.

Indahnya Pohon Cemara Rilis Single Skartajaya Tentang Sejarah Skena Ska Surabaya

 


Loetju.idIndahnya Pohon Cemara yang lebih akrab dikenal dengan sebutan IPC kembali merilis single kedua nya “Skartajaya” salah satu single trilogy di tahun 2023 menuju EP mini album IPC nantinya. Musik di lagu Skartajaya ini lebih Raw dan Riddim, yang jelas membikin kita semangat terus dalam menjalani hidup. Tetap di jalur Ska Core, Ujar Bennu Vocalist IPC. 

Dibawah naungan Label Siderise Records. Single ini dirilis dan tersedia di kanal streaming digital tanggal 12 September 2023, di seluruh platform music digital world wide.

Skartajaya adalah inisiatif pertama dalam menciptakan skena ska di Surabaya, yang berasal dari gagasan Mas Piru, juga dikenal sebagai Urip, seorang pemain saxo di IPC. Pada awalnya, pada tahun 1998, setelah IPC terbentuk, kami menyadari bahwa sangat sedikit orang yang tahu atau mengerti apa itu musik ska. Sebelumnya, kami bahkan telah terlibat dalam skena punk dan hardcore.

Akhirnya, muncul pemikiran untuk mengumpulkan anak-anak Surabaya yang memiliki band ska atau bermain musik ska. Kami, aku dan Mas Urip, memutuskan untuk memulai perjalanan ini. Kami memulainya dengan mengunjungi toko kaset Aquarius, tempat kami memiliki kenalan yang bekerja di sana. 

Kami meminta izin untuk melihat buku pesanan kaset atau CD yang ada di sana, sehingga kami berdua berdiri di samping kasir dengan membawa buku catatan kecil untuk mencatatnya. Setelah berdiri dan mengamati buku pesanan selama sekitar satu jam, akhirnya kami bertemu dengan seseorang yang pada saat itu memesan CD Mighty Mighty Bosstones dan Reel Big Fish. Saya masih ingat pesanannya dengan baik. Orang tersebut adalah Mas Irhan dari Heavy Monster. Kami mencatat namanya dan nomor teleponnya.

Kembali dari Aquarius, kami menghubungi Mas Irhan, dan dia sangat antusias dengan ide kami. Pada saat itu, Mas Herman, yang dulu adalah anggota Heavy Monster, masih bersekolah menengah atas dan belum bergabung dengan band tersebut. Akhirnya, kami sering berkumpul bersama anak-anak Heavy Monster di Jl. Gubeng Kertajaya VB, yang kebetulan juga menjadi rumah pemain trompet IPC. Kami bertukar ide, berbicara tentang ska, dan kami tidak pernah berhenti mencari lebih banyak orang yang tertarik.

Kami menghadiri berbagai acara musik, mencari orang-orang dengan minat yang sama, dan akhirnya, kami bertemu dengan Alskatraz, yang frontmannya sekarang memiliki postur yang lebih besar (bahenol), dan kami mengajaknya bergabung. Kemudian, kami bertemu dengan anak-anak Dancing Alaska di acara pensi, yang frontmannya sekarang dikenal sebagai "Prince of Ska" di Jakarta, yaitu Deny Frust. Kami berbicara dengan mereka, dan mereka juga ingin datang ke Kertajaya.

Pada tahun yang sama, saat musik ska sedang booming, kami memutuskan untuk mengadakan "Ska Parade" pertama di sebuah kampus di Surabaya, dan kami menamainya "Skartajaya Ska Party." Dari sini, perjuangan kami dimulai, dan akhirnya, semua skena punk dan hardcore di Surabaya mulai mengakui keberadaan skena ska. 

Pada akhirnya, karena musik ska masih booming pada saat itu, banyak yang datang ke Markas IPC di Gubeng Kertajaya. Kami akhirnya sepakat untuk menamai Markas IPC menjadi "SKARTAJAYA SKANKIN PEOPLE." Akhirnya, orang-orang di Surabaya mulai tahu bahwa skena ska di Surabaya adalah SKARTAJAYA.

Meskipun kami IPC kemudian hiatus karena para anggota mulai menikah dan memasuki tahap kehidupan baru, perjuangan Skartajaya tetap berlanjut di bawah kepemimpinan Mas Irhan dan Mas Herman dari Heavy Monster. 

Generasi berikutnya membentuk band-band seperti Little Skank, Ska Banton, Lembayung And Friends, dan lain-lain. Generasi berikutnya pun muncul, termasuk Mas Aryan dan teman-temannya. Itulah gambaran singkat tentang sejarah Skartajaya, yang telah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah komunitas musik ska yang kokoh di Surabaya.

Sabtu, 09 September 2023

Sorai Seroja Memperkenalkan Awal Saga Lewat Single Mayapada

 


Loetju.idSebuah band yang menamakan diri mereka sebagai Sorai Seroja siap melangkah masuk ke industri musik dengan sebuah lagu debut bertajuk “Mayapada”. Unit musik asal Malang ini memperkenalkan diri melalui sebuah saga bernuansa Jawa yang mengisahkan tokoh Segara dan Atira. 

Sebuah kisah romansa yang pelik dan dinamis ini dielaborasikan melalui lagu-lagu yang nantinya akan membentuk album “Mekar, Mewangi”. Sebagai langkah awal, tembang perdana “Mayapada” yang hadir di ruang dengar digital pada tanggal 1 September 2023 mengisahkan awal pertemuan dua tokoh dalam narasi yang diciptakan oleh Sorai Seroja tersebut. 

Band yang digawangi oleh Amertha (perkusi), Jayaindra (gitar/bass), Nandyang (gitar), Olvina (vokal) dan Yaqin (vokal) tersebut menyajikan dialog antara Segara dan Atira yang digubah dengan instrumen yang megah dan teatrikal. 

Diartikan secara harfiah sebagai ‘semesta’, “Mayapada” menceritakan Atira yang membawa trauma masa lalu yang sulit disembuhkan hingga datanglah Segara dengan menggenggam sebongkah cinta untuknya. Berdurasi 4 menit 38 detik, lagu yang diawali dentingan piano dan string section tersebut dibuka oleh vokal Yaqin yang kemudian disambut dengan vokal Olvina yang melebur menjadi kesatuan yang harmonis.

Tidak perlu waktu lama bagi Yaqin dan Olvina untuk menemukan chemistry dan menghayati peran-peran mereka sebagai sepasang kekasih dalam sosok Segara dan Atira. Sebagai Segara, Yaqin memaknai lagu ini dari sudut pandang seorang pria, begitu pula Olvin hadir untuk mengejawantahkan sudut pandang wanita. 

Keduanya sudah sering terlibat proyek bersama dan beberapa kali berduet di atas panggung. Sorai Seroja yang mengawali proyek dari materi lagu yang ditulis Jayaindra ini juga tidak luput memberikan peran bagi personel lain. Amertha hadir sebagai representasi tokoh bernama sama, Jayaindra berperan sebagai Sadhaka, sedangkan Nandyang menjadi perwujudan tokoh Buwana. 

Penulisan masing-masing tokoh dan karakter ini tidak lepas dari filosofi Sorai Seroja yang mengimani budaya Jawa. “Kami mengembalikan hakikat manusia seperti pada awalnya. Di budaya Jawa, dikisahkan manusia itu tidak lahir sendiri melainkan bersama 4 ‘emosi/karakteristik’ lain yang senantiasa menemani hingga akhir hayat. Maka dari itu kami berlima merepresentasikan ke-5 emosi dari filosofi  ‘sedulur papat limo pancer’ tersebut,” ujar Sorai Seroja. 

Masing-masing persona ini nantinya akan berkesinambungan dan memainkan peran pada narasi yang dibawakan dalam perjalanan musik Sorai Seroja secara keseluruhan. Banyaknya persona ini juga memungkinkan band yang berkenalan dalam sebuah organisasi kampus tersebut, untuk mengeksplorasi genre yang akan mereka tampilkan, namun tetap dengan benang merah dan pondasi yang sama.

Membahas lebih lanjut tentang album perdana mereka “Mekar, Mewangi”, Sorai Seroja membocorkan bahwa “Mayapada” hanyalah awal dari kisah Segara dan Atira yang akan semakin terungkap lewat lagu-lagu yang ada di album debut mereka. Tembang demi tembang yang berkesinambungan ini juga tidak sabar untuk diperkenalkan kepada para pendengar lewat penampilan live. 

Konsep teatrikal dengan peran yang diusung masing-masing anggota akan dipertunjukkan kepada khalayak yang menjadikan penampilan Sorai Seroja secara live sayang untuk dilewatkan. Sementara kita menantikan sedikit demi sedikit tabir kisah antara Segara dan Atira terkuak, lagu “Mayapada” bisa dinikmati di berbagai kanal digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube Music, Tiktok Music, Deezer, Treble, dan masih banyak lagi. 

Maseta Wraps Up the Month With Brand New Single Agustus Lagi

 


Loetju.idEast Jakarta based singer-songwriter, Maseta concludes August 2023 by releasing an upbeat single titled “Agustus Lagi”.  Inspired by his very own love life, “Agustus Lagi” becomes a celebratory tune about going full circle with his significant other; an anniversary. The single acts as his diary of conflicts, pleasures, and lessons gained from his romantic relationship. 

Following the rollout of “Odp” in July, Maseta will compile released singles into a debut album delivered fully in Bahasa Indonesia. Previously, Maseta has had 2 EP’s released, Maseta (2019) and Perfect Weather (2020), while also being involved in Sun Eater’s Sounds Cute, Might Delete Later with “Takjil” (2021). Aside from self-producing his music, Maseta took on the role as music director in a theater production “Mulang Ka Asal” by PPIA Victoria earlier this year. 

A personal touch in his writing facilitates Maseta to bring along his listeners into the dynamics of his relationship. The line “konflik dihadang berdua, gantian cari perkara, besok juga baik-baik saja” towards the end of the chorus, implies the occasionally tumultuous nature of his relationship. The stories that are adapted into his lyrics are simple, but very close to everyday occurrences, e.g., ‘accidentally’ leaving a belonging as an excuse to see each other the next day, being drained after walking  long distance under the scorching sun, and counting days to finally  see a darling. 

Unlike the laid back mood that are felt in the previous releases, “Agustus Lagi” is coloured by synthesizers sounds and powerful drum hits that accommodates the sanguine and anthemic song. ”I wanted to diversify the moods of my songs, to suit the phases that I’ve gone through in my life. I want to perfectly capture every ups and downs of my day  and like any other adolescent, I’m barely settling.” he stated. Aligned with the themed carried in “Agustus Lagi”, Maseta visualizes his thrilling  juvenile love journey through the uptempo number. “I imagined a couple running around happily, ignoring all burdens and just happy to have each other’s company,” he added.  “Agustus Lagi” is available on all digital streaming platform on 30 August 2023. 

Rabu, 30 Agustus 2023

COFFEE JAM, Band Asal Bali Rilis Lagu Tentang Buah Hati

 


Loetju.id - COFFEE JAM adalah band akustik asal Bali. Awal terbentuk di masa pandemi, band ini tampil dengan format Live Streaming. Nama Coffee Jam sendiri diambil dari kebiasaan band ini yang tampil jammin' sambil ngopi.

Kini Coffee Jam hanya tersisa 1 personil yaitu Luh Putu Eka Septiana Sari. Meski sisa seorang diri, Putu yang memang menyukai musik sejak kecil tetap melanjutkan perjalanan bermusik band ini. Mengambil genre musik Pop Akustik, Coffee Jam banyak terinspirasi dari Norah Jones dan John Mayer.

"Kalo mulai nulis lagu sebenarnya udah lama. Tapi aku merasa punya keberanian untuk merilis single sendiri ya baru sekarang ini", ucap Eka.

Lagu "Falling In Love" akhirnya dirilis pada Desember 2022 lalu sebagai single debut Coffee Jam di industri musik Indonesia. Dibuat diawal tahun 2020, Eka dibantu oleh Budi DRIVE yang mengisi Lead Guitar di lagu ini.

"Lagu Falling In Love itu pastinya tentang jatuh cinta, tapi bukan pada pandangan pertama. Jatuh cinta kan enggak selalu muncul saat pandangan pertama", jelas Eka.

Kini ditahun pertengahan 2023, Coffee Jam kembali merilis lagu baru yang berjudul "Matahariku". Sebuah lagu yang Eka persembahkan untuk sang buah hati ini, bercerita tentang besarnya rasa sayangnya kepada sang anak.

"Lagu Matahariku ini justru dibuat lebih lama dari single aku sebelumnya, di tahun 2013. Aku buat rekaman di studio teman aku, Roger. Lagu ini tercipta saat aku dan Roger lagi nyanyi untuk acara wedding. Di saat menunggu waktu perform, kita nyanyi sambil main gitar, iseng-iseng bikin lagu dan terciptalah lagu ini", ungkap Eka.

Musik yang ditampilkan Coffee Jam sangat ringan dan easy listening. Hadir dengan petikan gitar akustik yang indah dan lirik yang sederhana namun manis, membuat lagu ini teduh di telinga.

Coffee Jam tidak mau berharap muluk-muluk, karya-karyanya bisa diterima dan dinikmati banyak orang adalah pencapaian yang diinginkan band ini. Semoga Coffee Jam bisa meramaikan industri musik Indonesia.

Comika

Politika

Gen Z