Comedy and Indie: Indie
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 September 2023

Rayakan Perjalanan 11 Tahun, Humidumi Berbagai Musisi Lintas Kota dalam Sebuah Showcase

 


Loetju.idResmi menginjak perjalanan musik mereka selama 11 tahun, unit alternatif dari Surabaya yakni Humidumi merayakan pencapaian tersebut lewat sebuah showcase. Diadakan pada tanggal 30 September 2023 di Lapangan Parkir Caturra Espresso Surabaya, acara ini tidak hanya akan menampilkan Humidumi, melainkan kolaborator yang pernah bekerjasama dengan band ini serta beberapa aksi pembuka yang tidak kalah seru. 

Perjalanan ke-6 personel selama 11 tahun tidak hanya dipenuhi tawa dan canda, namun juga ada kalanya sedih dan kecewa mewarnainya. “Dalam sebelas tahun bersama, kami benar-benar struggle untuk bisa menentukan jadwal bertemu untuk menyelesaikan materi baru maupun mengiyakan sebuah event karena 90% kami pekerja kantoran sehingga banyak peluang yang terlewat. Tapi tidak masalah karena tujuan kami “bersenang-senang”,” ujar Humidumi merefleksikan pengalaman mereka. Mereka pun kerap kali memimpikan memiliki sebuah konser kecil-kecilan atau showcase namun dikarenakan keterbatasan waktu tiap-tiap personel, mimpi ini seringkali harus dikubur. 

Di tahun 2023, kesempatan itu terbuka lebar berkat kolaborasi Humidumi dengan Kerass sebagai penyelenggara, Caturra Espresso sebagai penyedia venue serta Yallfears sebagai publisis dan pembuat visualisasi konser dengan mengadakan 11 Tahun Perayaan Humidumi.

Sebagai pembuka, akan ada sajian musik dari Drizzly (Sidoarjo), Girl and Her Bad Mood (Malang), dan Much (Malang) yang memiliki kesamaan dengan Humidumi yakni memiliki vokalis wanita. “Kenapa memilih opening act musisi wanita, karena jarang ada di Surabaya dan kami cukup mengenal baik dengan band-band yang terlibat. 

Sehingga mereka sangat terbuka dan mau meluangkan waktunya untuk bisa ikut merayakan #11TahunPerayaan ini,” ungkap band pemilih EP Nodus Tollens tersebut. Selain ketiga band pembuka tersebut, Humidumi juga mengajak serta Arief Muhammad dari rumahsakit, Bagas Yudhiswa dari Beeswax, Dwi Pramono dari People of The Sun dan solois Christabel Annora dalam showcase ini. Bagas, Arief, dan Christabel merupakan musisi yang terlibat dalam pembuat album “Nodus Tollens”. 

Sedangkan Dwi Pramono adalah musisi yang berkolaborasi dengan Humidumi di album “Pathless”. Band yang digawangi oleh Qanita Hasinah, Irna Kurnia, Brilyan Prathama, Bobby Nur Cahya, Bimo Soerjoputro, dan Rizki Raja ini akan membawakan lagu dari album dan rilisan terdahulu seperti “I am ij sin a”, “Pathless” dan masih banyak lagi. Menggandeng 4 kolaborator tersebut, Humidumi mengaku memiliki waktu terbatas untuk melakukan latihan sebelum tampil dikarenakan domisili kota yang berbeda-beda. Meskipun begitu, mereka tetap ingin melakukan yang terbaik bahkan sudah mempersiapkan cover lagu dengan para kolaborator tersebut.

Sebagai penyelenggara acara, Kerass yang berawal sebagai sebuah kolektif musik telah dikenal sudah makan asam garam membuat showcase untuk beberapa band antara lain Perunggu, Milledenials, Kelompok Penerbang Roket, hingga Nothing. Namun bedanya kali ini adalah perdana bagi Info Kerass untuk membuat perayaan ulang tahun sebuah band. “

Ini adalah pertama kalinya kita membuat pagelaran pertunjukan perayaan (showcase) untuk band teman kita sendiri, tentunya kita selalu membuat acara yg kita suka dan humidumi adalah salah satu band terbaik di surabaya saat ini, menyenangkan rasanya bekerja bersama dari awal untuk menyiapkan perayaan ini dari awal,” ungkap perwakilan Kerass. 

Melalui beberapa kali sesi brainstorming dan meeting, Kerass dan Humidumi siap mempersembahkan sebuah konsep showcase yang memorable dan pastinya sayang untuk dilewatkan.  Info selengkapnya tentang acara ini bisa disimak di akun Instagram @humidumi atau @infokerass.

Indahnya Pohon Cemara Rilis Single Skartajaya Tentang Sejarah Skena Ska Surabaya

 


Loetju.idIndahnya Pohon Cemara yang lebih akrab dikenal dengan sebutan IPC kembali merilis single kedua nya “Skartajaya” salah satu single trilogy di tahun 2023 menuju EP mini album IPC nantinya. Musik di lagu Skartajaya ini lebih Raw dan Riddim, yang jelas membikin kita semangat terus dalam menjalani hidup. Tetap di jalur Ska Core, Ujar Bennu Vocalist IPC. 

Dibawah naungan Label Siderise Records. Single ini dirilis dan tersedia di kanal streaming digital tanggal 12 September 2023, di seluruh platform music digital world wide.

Skartajaya adalah inisiatif pertama dalam menciptakan skena ska di Surabaya, yang berasal dari gagasan Mas Piru, juga dikenal sebagai Urip, seorang pemain saxo di IPC. Pada awalnya, pada tahun 1998, setelah IPC terbentuk, kami menyadari bahwa sangat sedikit orang yang tahu atau mengerti apa itu musik ska. Sebelumnya, kami bahkan telah terlibat dalam skena punk dan hardcore.

Akhirnya, muncul pemikiran untuk mengumpulkan anak-anak Surabaya yang memiliki band ska atau bermain musik ska. Kami, aku dan Mas Urip, memutuskan untuk memulai perjalanan ini. Kami memulainya dengan mengunjungi toko kaset Aquarius, tempat kami memiliki kenalan yang bekerja di sana. 

Kami meminta izin untuk melihat buku pesanan kaset atau CD yang ada di sana, sehingga kami berdua berdiri di samping kasir dengan membawa buku catatan kecil untuk mencatatnya. Setelah berdiri dan mengamati buku pesanan selama sekitar satu jam, akhirnya kami bertemu dengan seseorang yang pada saat itu memesan CD Mighty Mighty Bosstones dan Reel Big Fish. Saya masih ingat pesanannya dengan baik. Orang tersebut adalah Mas Irhan dari Heavy Monster. Kami mencatat namanya dan nomor teleponnya.

Kembali dari Aquarius, kami menghubungi Mas Irhan, dan dia sangat antusias dengan ide kami. Pada saat itu, Mas Herman, yang dulu adalah anggota Heavy Monster, masih bersekolah menengah atas dan belum bergabung dengan band tersebut. Akhirnya, kami sering berkumpul bersama anak-anak Heavy Monster di Jl. Gubeng Kertajaya VB, yang kebetulan juga menjadi rumah pemain trompet IPC. Kami bertukar ide, berbicara tentang ska, dan kami tidak pernah berhenti mencari lebih banyak orang yang tertarik.

Kami menghadiri berbagai acara musik, mencari orang-orang dengan minat yang sama, dan akhirnya, kami bertemu dengan Alskatraz, yang frontmannya sekarang memiliki postur yang lebih besar (bahenol), dan kami mengajaknya bergabung. Kemudian, kami bertemu dengan anak-anak Dancing Alaska di acara pensi, yang frontmannya sekarang dikenal sebagai "Prince of Ska" di Jakarta, yaitu Deny Frust. Kami berbicara dengan mereka, dan mereka juga ingin datang ke Kertajaya.

Pada tahun yang sama, saat musik ska sedang booming, kami memutuskan untuk mengadakan "Ska Parade" pertama di sebuah kampus di Surabaya, dan kami menamainya "Skartajaya Ska Party." Dari sini, perjuangan kami dimulai, dan akhirnya, semua skena punk dan hardcore di Surabaya mulai mengakui keberadaan skena ska. 

Pada akhirnya, karena musik ska masih booming pada saat itu, banyak yang datang ke Markas IPC di Gubeng Kertajaya. Kami akhirnya sepakat untuk menamai Markas IPC menjadi "SKARTAJAYA SKANKIN PEOPLE." Akhirnya, orang-orang di Surabaya mulai tahu bahwa skena ska di Surabaya adalah SKARTAJAYA.

Meskipun kami IPC kemudian hiatus karena para anggota mulai menikah dan memasuki tahap kehidupan baru, perjuangan Skartajaya tetap berlanjut di bawah kepemimpinan Mas Irhan dan Mas Herman dari Heavy Monster. 

Generasi berikutnya membentuk band-band seperti Little Skank, Ska Banton, Lembayung And Friends, dan lain-lain. Generasi berikutnya pun muncul, termasuk Mas Aryan dan teman-temannya. Itulah gambaran singkat tentang sejarah Skartajaya, yang telah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah komunitas musik ska yang kokoh di Surabaya.

Sabtu, 09 September 2023

Sorai Seroja Memperkenalkan Awal Saga Lewat Single Mayapada

 


Loetju.idSebuah band yang menamakan diri mereka sebagai Sorai Seroja siap melangkah masuk ke industri musik dengan sebuah lagu debut bertajuk “Mayapada”. Unit musik asal Malang ini memperkenalkan diri melalui sebuah saga bernuansa Jawa yang mengisahkan tokoh Segara dan Atira. 

Sebuah kisah romansa yang pelik dan dinamis ini dielaborasikan melalui lagu-lagu yang nantinya akan membentuk album “Mekar, Mewangi”. Sebagai langkah awal, tembang perdana “Mayapada” yang hadir di ruang dengar digital pada tanggal 1 September 2023 mengisahkan awal pertemuan dua tokoh dalam narasi yang diciptakan oleh Sorai Seroja tersebut. 

Band yang digawangi oleh Amertha (perkusi), Jayaindra (gitar/bass), Nandyang (gitar), Olvina (vokal) dan Yaqin (vokal) tersebut menyajikan dialog antara Segara dan Atira yang digubah dengan instrumen yang megah dan teatrikal. 

Diartikan secara harfiah sebagai ‘semesta’, “Mayapada” menceritakan Atira yang membawa trauma masa lalu yang sulit disembuhkan hingga datanglah Segara dengan menggenggam sebongkah cinta untuknya. Berdurasi 4 menit 38 detik, lagu yang diawali dentingan piano dan string section tersebut dibuka oleh vokal Yaqin yang kemudian disambut dengan vokal Olvina yang melebur menjadi kesatuan yang harmonis.

Tidak perlu waktu lama bagi Yaqin dan Olvina untuk menemukan chemistry dan menghayati peran-peran mereka sebagai sepasang kekasih dalam sosok Segara dan Atira. Sebagai Segara, Yaqin memaknai lagu ini dari sudut pandang seorang pria, begitu pula Olvin hadir untuk mengejawantahkan sudut pandang wanita. 

Keduanya sudah sering terlibat proyek bersama dan beberapa kali berduet di atas panggung. Sorai Seroja yang mengawali proyek dari materi lagu yang ditulis Jayaindra ini juga tidak luput memberikan peran bagi personel lain. Amertha hadir sebagai representasi tokoh bernama sama, Jayaindra berperan sebagai Sadhaka, sedangkan Nandyang menjadi perwujudan tokoh Buwana. 

Penulisan masing-masing tokoh dan karakter ini tidak lepas dari filosofi Sorai Seroja yang mengimani budaya Jawa. “Kami mengembalikan hakikat manusia seperti pada awalnya. Di budaya Jawa, dikisahkan manusia itu tidak lahir sendiri melainkan bersama 4 ‘emosi/karakteristik’ lain yang senantiasa menemani hingga akhir hayat. Maka dari itu kami berlima merepresentasikan ke-5 emosi dari filosofi  ‘sedulur papat limo pancer’ tersebut,” ujar Sorai Seroja. 

Masing-masing persona ini nantinya akan berkesinambungan dan memainkan peran pada narasi yang dibawakan dalam perjalanan musik Sorai Seroja secara keseluruhan. Banyaknya persona ini juga memungkinkan band yang berkenalan dalam sebuah organisasi kampus tersebut, untuk mengeksplorasi genre yang akan mereka tampilkan, namun tetap dengan benang merah dan pondasi yang sama.

Membahas lebih lanjut tentang album perdana mereka “Mekar, Mewangi”, Sorai Seroja membocorkan bahwa “Mayapada” hanyalah awal dari kisah Segara dan Atira yang akan semakin terungkap lewat lagu-lagu yang ada di album debut mereka. Tembang demi tembang yang berkesinambungan ini juga tidak sabar untuk diperkenalkan kepada para pendengar lewat penampilan live. 

Konsep teatrikal dengan peran yang diusung masing-masing anggota akan dipertunjukkan kepada khalayak yang menjadikan penampilan Sorai Seroja secara live sayang untuk dilewatkan. Sementara kita menantikan sedikit demi sedikit tabir kisah antara Segara dan Atira terkuak, lagu “Mayapada” bisa dinikmati di berbagai kanal digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube Music, Tiktok Music, Deezer, Treble, dan masih banyak lagi. 

Maseta Wraps Up the Month With Brand New Single Agustus Lagi

 


Loetju.idEast Jakarta based singer-songwriter, Maseta concludes August 2023 by releasing an upbeat single titled “Agustus Lagi”.  Inspired by his very own love life, “Agustus Lagi” becomes a celebratory tune about going full circle with his significant other; an anniversary. The single acts as his diary of conflicts, pleasures, and lessons gained from his romantic relationship. 

Following the rollout of “Odp” in July, Maseta will compile released singles into a debut album delivered fully in Bahasa Indonesia. Previously, Maseta has had 2 EP’s released, Maseta (2019) and Perfect Weather (2020), while also being involved in Sun Eater’s Sounds Cute, Might Delete Later with “Takjil” (2021). Aside from self-producing his music, Maseta took on the role as music director in a theater production “Mulang Ka Asal” by PPIA Victoria earlier this year. 

A personal touch in his writing facilitates Maseta to bring along his listeners into the dynamics of his relationship. The line “konflik dihadang berdua, gantian cari perkara, besok juga baik-baik saja” towards the end of the chorus, implies the occasionally tumultuous nature of his relationship. The stories that are adapted into his lyrics are simple, but very close to everyday occurrences, e.g., ‘accidentally’ leaving a belonging as an excuse to see each other the next day, being drained after walking  long distance under the scorching sun, and counting days to finally  see a darling. 

Unlike the laid back mood that are felt in the previous releases, “Agustus Lagi” is coloured by synthesizers sounds and powerful drum hits that accommodates the sanguine and anthemic song. ”I wanted to diversify the moods of my songs, to suit the phases that I’ve gone through in my life. I want to perfectly capture every ups and downs of my day  and like any other adolescent, I’m barely settling.” he stated. Aligned with the themed carried in “Agustus Lagi”, Maseta visualizes his thrilling  juvenile love journey through the uptempo number. “I imagined a couple running around happily, ignoring all burdens and just happy to have each other’s company,” he added.  “Agustus Lagi” is available on all digital streaming platform on 30 August 2023. 

Rabu, 30 Agustus 2023

COFFEE JAM, Band Asal Bali Rilis Lagu Tentang Buah Hati

 


Loetju.id - COFFEE JAM adalah band akustik asal Bali. Awal terbentuk di masa pandemi, band ini tampil dengan format Live Streaming. Nama Coffee Jam sendiri diambil dari kebiasaan band ini yang tampil jammin' sambil ngopi.

Kini Coffee Jam hanya tersisa 1 personil yaitu Luh Putu Eka Septiana Sari. Meski sisa seorang diri, Putu yang memang menyukai musik sejak kecil tetap melanjutkan perjalanan bermusik band ini. Mengambil genre musik Pop Akustik, Coffee Jam banyak terinspirasi dari Norah Jones dan John Mayer.

"Kalo mulai nulis lagu sebenarnya udah lama. Tapi aku merasa punya keberanian untuk merilis single sendiri ya baru sekarang ini", ucap Eka.

Lagu "Falling In Love" akhirnya dirilis pada Desember 2022 lalu sebagai single debut Coffee Jam di industri musik Indonesia. Dibuat diawal tahun 2020, Eka dibantu oleh Budi DRIVE yang mengisi Lead Guitar di lagu ini.

"Lagu Falling In Love itu pastinya tentang jatuh cinta, tapi bukan pada pandangan pertama. Jatuh cinta kan enggak selalu muncul saat pandangan pertama", jelas Eka.

Kini ditahun pertengahan 2023, Coffee Jam kembali merilis lagu baru yang berjudul "Matahariku". Sebuah lagu yang Eka persembahkan untuk sang buah hati ini, bercerita tentang besarnya rasa sayangnya kepada sang anak.

"Lagu Matahariku ini justru dibuat lebih lama dari single aku sebelumnya, di tahun 2013. Aku buat rekaman di studio teman aku, Roger. Lagu ini tercipta saat aku dan Roger lagi nyanyi untuk acara wedding. Di saat menunggu waktu perform, kita nyanyi sambil main gitar, iseng-iseng bikin lagu dan terciptalah lagu ini", ungkap Eka.

Musik yang ditampilkan Coffee Jam sangat ringan dan easy listening. Hadir dengan petikan gitar akustik yang indah dan lirik yang sederhana namun manis, membuat lagu ini teduh di telinga.

Coffee Jam tidak mau berharap muluk-muluk, karya-karyanya bisa diterima dan dinikmati banyak orang adalah pencapaian yang diinginkan band ini. Semoga Coffee Jam bisa meramaikan industri musik Indonesia.

Rabu, 23 Agustus 2023

Giovanni Rahmadeva dan Christabel Annora Bertemu Kembali di Single Duet "That's All"

 


Loetju.id - (Jakarta, 22 Agustus 2023) Selang 2 tahun setelah mengeluarkan single bergenre folk berlatar piano, Giovanni Rahmadeva dan Christabel Annora kembali mengeluarkan single duet mereka yang berjudul “That’s All”. Melalui lagu “That’s All”, Christabel Annora yang akrab dipanggil Ista sebagai penulis lirik utama hanya berusaha, “merelakan sekaligus merayakan hal-hal yang tidak bisa disatukan kembali”. 

Awalnya lagu “That’s All” merupakan bentuk keisengan sekaligus follow up dari single “Come & Go” yang mereka rilis sebelumnya. Ista mengaku bahwa ia senang sekali dengan respon para pendengar terhadap karya duetnya. Berangkat dari rasa syukur tersebut, ia tak memerlukan waktu yang lama untuk mengirim beberapa demo lagunya kepada Deva, sebelum akhirnya direspon lebih jauh.

Dari beberapa demo lagu yang Ista kirim, cetak biru lagu “That’s All” merupakan lagu yang secara cepat direspon oleh Deva secara daring melalui voice note, di mana ia langsung terpantik untuk menambahkan beberapa ide melodi serta lirik.

Patut dicatat bahwa sejak awal sebelum merilis single bersama-sama, baik Deva dan Ista, keduanya belum pernah bertemu secara langsung. “Prosesnya sih tetap sama, rekaman masing-masing saja. Bahkan kita rajin berkirim voice note ketika memberikan masukan-masukan, tapi akhirnya di suatu hari di bulan Juni, kita bertemu langsung di Jakarta untuk merekam synth.” pungkas Giovanni Rahmadeva.

Bagi Ista bekerja sama dengan Deva adalah sesuatu yang mudah, “Deva itu sudah tahu yang ‘nyawa’ yang dibutuhkan lagu kami seperti apa, jadi aku sendiri juga nggak bingung meskipun belum pernah ketemu. Kita juga banyak berdiskusi soal pemilihan nada bahkan teknis bernyanyinya, yang menurutku pribadi cukup unik ya, karena yang aku tau Deva kan cenderung mengerjakan musik-musik rock.” 

Deva sendiri bercerita, “Sebelum dikirimin liriknya, secara nada gue udah tau kalau ini versi closure dari single sebelumnya sih. Karena dari intro, nadanya itu terdengar sedih. Meski secara tema mellow lagi mellow lagi, justru tantangannya kali ini adalah gimana caranya lagu ini jadi lagu signature kita berdua. Kalau single sebelumnya kan gitar gue dirubah jadi piano. Untuk sekarang, kita mencoba gabungin visi dengan cara menulis lagunya berdua. Cara mancingnya sederhana banget, karena kita berdua orangnya cukup visual, kita malah ngerjain artwork-nya dulu sebelum rekaman secara serius haha!”.

Ke depannya, Deva mengaku proyek ini akan menjadi proyek duet, bukan hanya solo. “Sudah ada 2 lagu lain yang kita kerjakan, meski belum dimatangkan. Kita sendiri tidak ngoyo ya, karena masing-masing juga ada kesibukan di luar musik. Pengennya sih kita juga tour atau promo ke banyak tempat, tapi pelan-pelan saja lah. Yang pasti kita senang sekali masuk ke teritori musik yang terbilang baru ini. Bersabar ya! Bisa saja kita bikin EP kalau ada rejeki dan waktunya”, tutupnya secara gamblang.

“That’s all” sudah tersedia di berbagai kanal streaming mulai 23 Agustus 2023. 

artwork oleh Zulkifli Muin

Selasa, 01 Agustus 2023

Rayakan Hari Persahabatan, Christabel Annora Gandeng Steffani BPM di "A Friend Like You"

 


Loetju.id - Malang - Solois atau pianis Christabel Annora tidak mau melewatkan sebuah hari istimewa yang jatuh di tanggal 30 Juli 2023 berlalu tanpa makna. Hari Persahabatan yang jatuh pada tanggal tersebut ditandai dengan sebuah rilisan kolaborasi bertajuk “A Friend Like You” yang menggandeng sahabat sang musisi yakni Steffani BPM. Keduanya dikenal telah menjalin hubungan pertemanan erat baik di luar dan di atas panggung, maka dari itu dirasa sudah waktunya untuk merilis sebuah lagu istimewa untuk merayakan ikatan di antara mereka. 

“Rencana pengen kolaborasi udah dari tahun-tahun lalu kayaknya ini pingin proyekan. Tapi bingung gimana, dan waktu itu kalo nggak salah kan juga pandemi,” curhat Christabel Annora. Steffani BPM menambahkan,”Udah lama banget ada wacana hehe, cuma ya masih sebatas ayo ayo aja buat featuringan. Sampe akhirnya tahun ini mungkin semesta mendukung langsung gas dan semua terjadi begitu saja.” Irama pop ringan yang diisi lirik-lirik lugas yang penuh ungkapan kasih menjadi fondasi dari lagu “A Friend Like You” yang disebut banyak terinspirasi oleh Burt Bacharach, The Carpenters dan ABBA. Alunan piano serta synth yang ceria juga membantu membangun mood dari single ke-2 dari Christabel Annora di tahun 2023.

Semakin menyemarakkan rilisan satu ini, Christabel Annora dan Steffani BPM menggandeng sebuah studio animasi berbasis di Malang yakni Latrust Animation untuk menggubah karya audio tersebut menjadi sebuah video lirik yang menggemaskan. Perusahaan animasi yang sebelumnya sudah familiar dengan karya-karya Christabel Annora ini mewujudkan harmoni persahabatan lewat berbagai karakter yang mereka ciptakan dan disebut sebagai Furriiends. 

Dunia Furriiends yang berisikan berbagai tokoh hewan endemi di beberapa pulau Nusantara antara lain Theo (trenggiling), Milly (burung maleo), Uta (orangutan), Bee (bekantan), dan Bul (komodo), menjadi semakin meriah dengan kehadiran 2 tokoh Furriiends baru yakni Tabi (sugar glider) yang menggambarkan Christabel Annora dan Uni (burung cucak hijau) yang menggambarkan Steffani BPM. Karakter-karakter yang merupakan properti intelektual milik Latrust Animation ini digambarkan sedang melalui perjalanan menembus masa lalu melalui segala musim dengan kegiatan, kesenangan, dan barang-barang nostalgik. 

“Butuh sekitar 10 kali meeting untuk bisa produce MV animasi ini. Tantangan terbesarnya adalah musisi di era sekarang jauh lebih sulit untuk standout dikarenakan banyaknya musisi baru yang lahir. Jadi membuat kolaborasi ini standout menjadi misi utama kami, itulah alasan kami membuat IP (red: intellectual property) khusus untuk kolaborasi ini agar bisa diferensiasikan kolaborasi ini dengan MV lainnya,” ujar Latrust Animation. 

Berharap karakter-karakter ini dapat beresonansi dengan audiens tanah air, perusahaan ini juga tidak main-main dalam melakukan riset saat menciptakan karakter khusus Christabel Annora dan Steffani BPM. Karakter sugar glider yang bernama Tabi dikatakan bisa mewakili sosok sang pianis yang sering berpindah-pindah tempat dari Surabaya, Malang, hingga Bandung untuk meneruskan studi dan pekerjaannya. 

Penambahan kacamata bulat semakin melengkapi kemiripan Tabi dengan sosok asli musisi yang akrab dipanggil Ista tersebut. Sedangkan burung cucak hijau bernama Uni mewakili darah Minang dari Steffani BPM di mana sosok kakak perempuan disebut dengan panggilan uni. Hobinya untuk berkendara dengan motor vespa juga direpresentasikan dengan helm yang senantiasa melekat pada sosok Uni.

Lebih jauh, kedua musisi yang sering disangka sebagai sosok kakak beradik ini berharap rilisan kolaborasi “A Friend Like You” bisa menjadi batu loncatan dalam berkarya bersama. “Semoga kami berdua bisa rilis lagu bareng lagi atau berkarya bareng dalam bentuk apapun dah. Pastinya bisa temenan terussss sampe tua, merayakan milestones bareng-bareng meskipun terpisah jarak,” harap Steffani BPM. 

Chemistry yang terus terbangun di luar panggung juga menjadi faktor keduanya mudah untuk bekerja sama secara profesional. Meskipun pernah bertemu di dua single sebelumnya yakni “Sunshine Talks” dan “60km/h”, kolaborasi kali ini menandai level baru dalam karya duo sahabat ini. Ditambah dengan bantuan Latrust Animation dalam visual hingga promosi, “A Friend Like You” diharapkan mampu dinikmati secara masif baik oleh penikmat musik ataupun animasi. Video “A Friend Like You” bisa ditonton bersama sahabat tercinta di kanal Youtube resmi milik Christabel Annora pada tanggal 30 Juli 2023. Sedangkan versi audionya akan bisa dinikmati di platform digital pada tanggal 4 Agustus 2023 nanti.

Rabu, 26 Juli 2023

G.A.T.E Welcome You To Their Universe with “Giants Among The Elders” Music Video

 


Loetju.id - G.A.T.E, a rising virtual band that consists of Juno Chapel (vocal, guitar), Ben Waller (bass) and Hana Takahashi (drum) welcome you to the G.A.T.E-verse with their first ever music video for “Giants Among The Elders''. The unit which was first introduced through @suneatercoven on Instagram used the opportunity to introduce each member, their personal traits, go-to bite and favorite hangout place in this music video produced by Sun Eater Studio in collaboration with Monocá collective. 

“The main plot of this music video is an intro as a new band. Who we are, what we like, and where we’re from. Like a brief get-to-know us visual for those who have heard of us or those who barely knew G.A.T.E. So the concept is similar to an old band video that showed us jamming, hanging out, nothing too serious haha,” said Ben Waller, the eldest in this band. Ben added that besides an introduction, you can also see them on a quest to look for the best Betawinese Soto in town that turned out to be proudly cooked by himself. 

When asked whether there’s correlation between this dish and their philosophy as a band, they jokingly answered that there’s no specific reason. Juno comically uttered “Ben could find hundreds of philosophies on this topic. But for me as an analogy, I could be the meat, Uncle Ben could be the innards, and Hana could act as the veggies in this bowl of Soto Betawi…hahahahah! You should try Ben’s Soto Betawi which is UNMATCHED!”

Directed by Sahid Permana, the video for “Giants Among The Elders” provides a blend of Jakarta and G.A.T.E’s universe with the trio seamlessly showcased the best of both worlds. They unanimously choose Blok-M as their favorite go-to place in Jakarta for various reasons. “I love the new literacy park!” said Hana excitedly. She stated record stores and secondhand book stores at Blok M mall is one of the places that you could find her wandering alone. 

The interconnecting public transportation access also plays a big role on why this area becomes the favorite of this trio. Ben further added that Blok M’s vibrant and bustling atmosphere could represent Jakarta’s old and current eras. “There’s this retro feeling of Jakarta, but at the same time we could still feel the connection to a modern city that is moving forward. 

There’s an overlapping vibe of time periods that is manifested by many modern cafés, old establishments, and a terminal that sees people come and go. As a place that used to become the center of Japanese culture or ‘Japan District’ back in the days, it’s a no-brainer for Juno and Hana who’s known as fans of this culture, to fall in love with this place,” Ben said.

The trio who decided to form a band after a unique encounter of Ben and Juno in a convenience store, collaborated with a renowned band in Indonesia, which is Sasa. G.A.T.E. feel that the values and spirit of Sasa that always spread positivity for everyone, is suitable with their vision and music core. 

Vice versa, Sasa feels that the dream and spirit of G.A.T.E. in making music, adds refreshing value in spreading happiness. As a big fan of Ben’s culinary creation, Juno also said that cooking and eating have become an escape for the band when they hit a wall while trying to find melodies, lyrics, or arrangements for their songs. Hence, Sasa has always been an accompaniment for their journey as musicians. 

G.A.T.E’s universe won’t stop on this music video, as the band slightly hinted that there will be an expanding visual form in which we could get to know more about their back story and future plans. “Of course there will be more visuals from us, just so you wait! Actually all of our journeys are presented through our Instagram page, so hit the follow button and you’ll find our stories there. Psst, the admin is a very mysterious being,” said Juno as Hana added that everyone could tell that Juno is the man behind their social media. 

The wisest of the bunch, Ben, playfully spilled that they desperately need content people to help them develop their stories as web series or short stories. While doing so, he said that G.A.T.E is currently preparing their second single so the listeners should be looking forward to it. In the meantime, the video for “Giants Among The Elders” is ready to be enjoyed on the band’s official Youtube account on July 17th, 2023. 

Senin, 17 Juli 2023

Band Ska Core Asal Surabaya Indahnya Pohon Cemara Rilis Single Berjudul Roda Gila

 


Loetju.id - Setelah lama hiatus di tahun 2011 band yang berdiri di tahun 1998 ini, akhirnya merilis single bertajuk “ Roda Gila “ yang menandai kebangkitan Indahnya Pohon Cemara (IPC). Selain Roda Gila mereka akan merunut single lainnya di tahun 2023 ini Skartajaya & Now Where Left to Go. Dan trilogy single tadi akan di tutup dengan Ep Mini Album IPC. Terinspirasi oleh perjalanan hidup dan pengalaman pribadi mereka, single ini adalah cerminan dari sebuah kreativitas dan dedikasi. 

Single ini dirilis 14 Juli 2023 dengan streaming digital di seluruh platform music digital dibawah naungan Label Siderise Records.

“Bersiaplah untuk terhanyut dalam nada dan lirik yang menggugah hati, dan Jadilah saksi akan MOVEMENT itu serta jangan lupa berbagi kegembiraan ini dengan orang-orang terdekatmu“ ujar Bennu sang vokalis.


Profil Band Ska Indahnya Pohon Cemara 
Indahnya Pohon Cemara  (IPC) sebuah band ska core yang terbentuk pada tahun 1998, Mereka menggabungkan elemen-elemen musik ska,punk ,metal dengan sentuhan modern, menghasilkan suara yang enerjik dan memikat. Band ini terdiri dari sekelompok musisi yang sangat berbakat dan penuh semangat dalam membawakan musik.

Saat ini band IPC beranggotakan 10 orang, yakni Harmanwansyah (tenor sax), Bennu (vokal), Kholis (gitar), Udin (bass), affan (gitar), Rizky (Trumpet), Stefanno (drum), Hery (Trombone),Willy (Trombone), Fery (Trumpet),

Mereka banyak terinspirasi oleh karya-karya voodoo glow skull, slayer, antrax, slayer, dan musisi lintas genre yang lainnya. Mereka juga mengambil elemen musik reggae, jazz, yang sering di mainkan oleh player sax tenor (Harmanwansyah)  untuk memberikan sentuhan yang segar . Dengan lirik-lirik yang ceria dan pesan yang positif, musik kita mengajak pendengarnya untuk menari dan menikmati kehidupan.

Indahnya Pohon Cemara (IPC) band ska yang energik dan menghibur. Dengan musik mereka yang penuh semangat dan penampilan panggung yang menggoda untuk menari, mereka berhasil menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi para penggemar musik ska di seluruh dunia.





Jumat, 07 Juli 2023

Taiwanese Soloist Mandark Releases Album "BADA88" in Indonesia Exclusively via Sun Eater

 


Loetju.id - Mandark, the indie musician and singer-songwriter from Taiwan, previously known as the lead vocalist and keyboardist of the indie bands Sweet John and I Mean Us, has made a name for herself in the mainstream Chinese music scene over the past few years. 

She has also been active in various renowned international indie scenes, performing at events such as SXSW, Busan Rock Festival, and Audiotree Live. With her rich creative energy, Mandark has not been content with the achievements of her bands. 

Over the past year, she has delved inward to explore her true self. Confronting her anxieties and desires head-on, this introspection has given birth to her first solo album, "BADA88." (read: Badass) that’s released on 30th June 2023.

The album embodies a firm belief – Mandark's journey to discovering her unique charm and finding infinite love and freedom along the way.

"BADA88" was produced by Fortune Coookie Records, a production team that has won multiple Golden Melody Awards (Mandarin Grammy Awards), and released in collaboration with Indonesian label Sun Eater. The album encompasses various genres such as indie pop, synth-pop, R&B, and alternative. 

While primarily featuring English lyrics, it also includes Japanese and Korean elements. The tracklist includes the catchy and upbeat "Sushi," the UK garage-style "8ODY," the dance-filled music video "DALIDA," and the introspective and emotional song "Dying to Hurt You,". These eight tracks showcase Mandark's ambition to expand her presence across Asia.

Within Mandark's music, you will discover a resonation within your own heart. As you rediscover yourself, you will emanate an irresistible charm that attracts the people you love.

Mahen Rilis Single Gagal Bersembunyi Kolaborasi Dengan Penyanyi Malaysia Iman Troye

 


Loetju.id - Petrus Mahendra atau yang lebih dikenal dengan sapaan Mahen. Penyanyi yang memulai karirnya pada tahun 2019 dengan membawakan lagu yang berjudul “Pura-pura Lupa” sebagai single pertamanya yang berhasil mendapatkan 133+ M viewers. Selain itu, Mahen sudah memiliki sebuah album yang berjudul “Sebuah Cerita” yang sukses dan disukai oleh banyak pendengar musik di tanah air.

Kini, dibawah label musik Indo Semar Records, Mahen kembali merilis sebuah single, dimana kali ini sedikit berbeda dari lagu-lagu Mahen sebelumnya. Pada lagu yang berjudul “Gagal Bersembunyi”, Mahen berkolaborasi bersama penyanyi asal Malaysia yang bernama Iman Troye. Iman Troye adalah pelantun lagu yang berjudul “Pejam Celik Hari Raya” yang telah rilis pada tahun 2021 lalu.

“Kali ini aku berkolaborasi dengan Iman Troye dari Malaysia, seru banget bisa duet bareng dan menyatukan Bahasa yang berbeda, walaupun Bahasa Indonesia dan Malaysia tak jauh berbeda. Dengan budaya yang berbeda dapat menyatukan aku dan Iman untuk menghasilkan karya bersama” ujar Mahen.

“Gagal Bersembunyi” adalah lagu yang mengisahkan tentang sepasang kekasih yang telah lama berpisah dan sudah menjalani kehidupannya masing-masing. Namun, tanpa disadari mereka masih saling memendam rasa yang mereka jalani di masa lalu.

 Mereka merasa yakin akan bisa terbiasa untuk tidak saling bersama, nyatanya mereka gagal bersembunyi satu sama lain dan susah untuk melawan hati sendiri, dengan hadirnya orang baru pun tak mampu melawan rasa yang ada di antara mereka. Hingga akhirnya waktu mempertemukan mereka kembali, namun hanya saling menunggu dan tak memulai saling berbicara untuk ungkapkan rasa yang masih ada.

“Lagu ini juga mengingatkan kita agar jangan menunda untuk mengungkapkan sesuatu sampai akhirnya terlambat dan menyesal, kalau sudah terlambat kita tidak bisa mengulang waktu dan hanya bisa menyesalinya. Jadi jangan takut untuk mengungkapkan yahh…” ujar Mahen.

Hadir dengan bergenre Pop, lagu ini mungkin dapat mewakili perasaan para pendengar lagu yang sedang sulit melupakan seseorang yang dicintai. Mungkin mulut dapat berbicara tidak, namun hati tak dapat di bohongi. Jika masih ada rasa, bicaralah jangan di simpan dan membuat hati bersedih. Lagu “Gagal Bersembunyi” ini diciptakan oleh Pika Iskandar dan dibantu oleh Tito S sebagai musik produser.

Dalam pengerjaan music video lagu ini memiliki tantangan tersendiri bagi Mahen dan Iman. Dimana pada saat pengambilan gambar untuk Mahen dan Iman sempat terhalang oleh keadaan cuaca yang cukup mengganggu proses syuting. Namun hal tersebut tak menghalangi proses pembuatan video untuk lagu ini.

“Aku berharap kalian suka dengan lagu aku dan Iman. Selain itu, semoga bisa membuat industri musik Indonesia semakin banyak lagi yang ingin berkolaborasi dengan musisi luar Indonesia, agar bisa saling bertukar referensi musik supaya bisa jadi lebih berbeda” tutup Mahen.

 
Lirik lagu Gagal Bersembunyi 

Ternyata telah lama kita pisah
Namun dirimu dan diriku masih resah
Melewati selama ini sendiri-sendiri
Kita gagal bersembunyi


Diantara kita
Masih saling menyimpan rasa
Namun mengapa kita tak coba
Ungkapkan rasa


Semestinya kita
Memulai saling berbicara
Bukan saling menunggu cinta
Sampai kapan kita begini
Sementara cinta masih tersisa


Kukira akan bisa terbiasa
Namun diriku dan dirimu masih resah
Melewati selama ini sendiri-sendiri
Kita gagal bersembunyi


Susah tuk mengingkari
Melawan hati sendiri
Meski ku telah punya kekasih lagi


Diantara kita
Masih saling menyimpan rasa
Namun mengapa kita tak coba
Ungkapkan rasa


Semestinya kita
Memulai saling berbicara
Bukan saling menunggu cinta
Sampai kapan kita begini
Sementara cinta masih tersisa


Sampai kapan kita begini
Sementara cinta masih tersisa

Jumat, 23 Juni 2023

Penyanyi Ex Audisi Indonesian Idol 2022, Rangga Èuforia Debut dengan Single Semu

 


Loetju.id - "Pandangan pertama merupakan salah satu momen paling penting dalam perjalanan cinta." Dari situ setiap orang akan memperoleh first impression satu sama lain yang bisa bersifat nyata maupun SEMU. 

Semu merupakan cerita tentang bagaimana ketertarikan itu muncul saat pertama kali bertemu yang menimbulkan pertanyaan, “Apakah diriku boleh bersamanya?”, “Akankah ada orang lain yang dikecewakan atas hubunganku bersamanya kelak?”. Hal itu menjadikan Semu dapat dimanifestasikan sebagai ketertarikan yang layak diperjuangkan atau bahkan tidak sama sekali. 

Single Semu diproduksi oleh Sun Music.ID, produser musik baru asal Malang yang beranggotakan Cahyo Sunu dan Zainul Risyad. Sun Music.ID telah banyak memproduksi aransemen musik yang easy-listening dalam berbagai jenis genre. Dalam single perdana ini, mereka menggaet penyanyi jebolan audisi Indonesian Idol 2022 yang bernama Muhammad Arhangga Satriawan, atau dikenal dengan nama panggung Rangga Éuforia. Semu dibawakan dalam nuansa pop yang dapat dinikmati semua kalangan. 

Dengarkan Semu di berbagai platform musik favoritmu. Temukan arti dari Semu dan tentukan pilihan kalian untuk berpihak pada tim yang layak memperjuangkan cinta ini atau tidak sama sekali atas segala hal yang semu ini!

Muhammad Arhangga Satriawan atau dikenal dengan nama panggung Rangga Éuforia merupakan penyanyi asal Malang jebolan audisi Indonesian Idol tahun 2022 melalui undangan. Dimulai dari sekadar cover di platform Snapgram, Rangga mulai mencoba menciptakan karyanya sendiri. Mengusung tema pop dengan dibantu kedua rekannya, Sunu (Cahyo Sunu Widagdo) dan Zainul (Mukhamad Zainul Risyad) yang tergabung dalam sebuah proyek bernama Sun Music.ID, Angga meluncurkan single solo perdananya yang berjudul Semu.

Sabtu, 17 Juni 2023

Mencari Pengampunan, Slowanderer Gaet Fahem Lepas Single Hold 2023

 


Loetju.id - Malang - Slowanderer membuktikan janjinya untuk tetap produktif pasca merilis debut single "You Should", dengan melepas single ke-2 yang bertajuk "Hold". Produser EDM yang berdomisili di Kota Malang tersebut menggandeng solois pria yakni Fahem untuk menyanyikan lagu yang bercerita tentang hubungan dan perasaan. 

Menjadi salah satu solois pria yang banyak diperbincangkan di Kota Malang tahun ini bukan menjadi satu-satunya alasan Slowanderer menggandeng Fahem. "Menurutku, Fahem memiliki karakter suara yang powerful dengan range vokal yang cukup luas. Di lagu Hold ini line vokalnya cukup dinamis. 

Transisi dari nada rendah ke tinggi juga cukup ekstrim dan aku menilai dari lagu-lagu Fahem, dia cukup banyak memiliki lagu dengan karakter vocal-line serupa," jawab Slowanderer tentang alasannya memilih Fahem. Lagu "Hold" sendiri selain diwarnai teknik vokal yang kuat, juga dilengkapi dengan eksplorasi tropical house yang sarat elemen gitar, piano, dan perkusi. "Hold" mengajak para penikmat musik EDM untuk terhanyut dalam tiap beat dan ritmenya yang banyak mendapat pengaruh sub-genre tropical house sirka 2013-an.

Membahas lebih jauh tentang makna di balik single kedua milik pria yang juga akrab disapa Jul tersebut, ia menjelaskan bahwa penyesalan adalah tema utamanya. "Lagu ini dipenuhi oleh gejolak, emosi, dan reaksi berlebihan dalam sebuah hubungan. Setelahnya baru timbul penyesalan dan sang pendosa mencari pengampunan lewat lirik yang menyentuh hati," rangkum Slowanderer.

 Fahem sebagai kolaborator menjiwai penuh bait demi bait yang ada di lagu ini dan berhasil membawakan dengan gayanya sendiri yang ternyata berdasarkan improvisasi mendadak saat proses rekaman. Slowanderer mengaku terinspirasi dan melakukan beberapa penyesuaian agar dapat mengeluarkan potensi terbaik dari kedua musisi yang terlibat. 

"Tantangan bagiku selaku produser saat rekaman yakni mencari motif vokal yang nggak monoton. Diperlukan pattern yang variatif agar pendengar nggak bosen dan di sini vokal berperan penting untuk meninggalkan kesan mendalam bagi penikmatnya," ungkap pria yang juga merupakan anggota band rock Tirant. Cover sampul single ini kembali ditangani oleh Kevkaesque yang juga membantu musisi EDM ini dalam single pertamanya. Menggambarkan dua insan yang sedang bergandengan, nuansa sinematik nan oldskool ditampilkan untuk merepresentasikan single "Hold". 

Mendapatkan apresiasi seperti dipilihnya debut single "You Should" dalam platform musik digital Resso, Slowanderer memiliki ekspektasi agar lagu keduanya ini juga dapat diapresiasi dan dinikmati dengan baik oleh para kritikus musik ataupun pendengar pada umumnya. Berharap dapat menampilkan karya orisinil secara live, musisi ini juga memiliki mimpi untuk mengadakan showcase dimana ia melakukan remix beberapa lagu karya musisi Malang ala Slowanderer. Sementara kita nantikan "You Should" atau "Hold" untuk ditampilkan dalam sebuah acara intimate atau poolside party, lagu terbaru Slowanderer sudah bisa dinikmati secara digital per 16 Juni 2023 di layanan streaming digital favoritmu.

Jumat, 16 Juni 2023

Penyanyi Arizki Mantan Vokalis Band IZE Dreamband, Rilis Single Terbarunya Istriku

 

Loetju.id - Rizki Abdurahman atau biasa dipanggil ARIZKI, penyanyi solo dan pencipta lagu kelahiran Bandung 6 Desember 1985 yang pernah menjadi Vokalis Band IZE Dreamband (2004-2006), The Titans Band (2007–2012) juga sempat membantu Drive Band berhasil melahirkan Debut Single Solo Project berjudul “Wanita Sepertimu” pada awal tahun 2019 lalu.

Kini Arizki Kembali merilis single terbarunya yang berjudul “Istriku”, sebagai “Pandingan” untuk menikah kembali setelah menyandang status duda sejak tahun 2010 silam sampai saat ini. Sayangnya, lagu ini yang sebetulnya menjadi pengantar Arizki mengakhiri masa duda-nya harus sirna. Karena Lagu yang disiapkan untuk rilis bersamaan dengan rencana pernikahannya tidak jadi terlaksana dikarenakan satu dan lain hal. Namun kondisi tersebut tidak menjadikan lagu ini turut batal diluncurkan.

Lagu “Istriku” yang sudah lama tertunda sejak persiapan awalnya di tahun 2020 ini, diciptakan oleh Arizki bersama Andi Subagja Anata.

“Sebenarnya lagu ini menceritakan tentang ungkapan istimewa terhadap seseorang yang sungguh dicintai, yang selalu menemani dan juga paling bisa mengerti. Lagu yang diperuntukkan untuk wanita special yang penuh cinta dan kasih sayang yang akan setia mendampingi hingga akhir hayat. Seperti sebuah ungkapan Tulang Rusuk Lelaki, yang akhirnya dijadikan seorang Istri”, jelas Arizki soal lagu barunya ini.

Berkat bantuan Catur Septembrianto sebagai Music Director dan penyanyi juga Vocal Director ternama Sandy Canester, karakter suara Arizki menjadi sangat berbeda dibandingkan saat Ia bernyanyi di Band sebelumnya. Dengan balutan musik Slow Dance, juga Strings Section dari Ava Victoria & Friends, lagu yang direkam di studio 168ad milik Fay Ismail ini menjadi sebuah karya musik yang elegan, juga selalu pas untuk didengarkan berkali-kali, kapanpun dan dimanapun. Khususnya di acara sakral seperti momen pertunangan atau Pernikahan.

Untuk musik video lagu ini sendiri diambil dan diproduksi di Pulau Bali. Menceritakan tentang sosok Wanita yang sungguh dicintai, yang selalu menemani dan mengerti Arizki. Terlepas siapa sosok model Wanita yang menjadi misteri, karena konsep yang diangkat tidak menunjukan wajah sosok Wanita yang ada di Music Video tersebut.

“Saya hanya ingin meng-interpretasikan Wanita tersebut sebagai Istri. Agar semua penonton merasakan inti dari cerita yang disuguhkan, dan selalu mengingat dan bersyukur pada pasangan masing-masing”, ujar Arizki.

Lagu “Istriku” ini sudah dapat dinikmati di seluruh Digital Streaming Platform, Seluruh Sosial Media Official milik ARIZKI, juga radio-radio di seluruh Indonesia. Beberapa konten Audio Visual menarik lainnya seperti Official Music Video, Video Lyrics, Behind the Scenes juga konten lainnya dapat dinikmati di Kanal Youtube Resmi, juga semua sosial media ARIZKI lainnya.

Besar harapan Arizki, untuk single solo keduanya ini mampu menyentuh hati banyak khalayak pendengar di seluruh Indonesia maupun luar negeri. 

“Aku pribadi ingin sekali mengajak semua pendengar lagu ‘Istriku’ ini untuk bisa menghargai dan selalu mengingat alasan utama mencintai, menikahi dan juga hidup bersama pasangan yang semoga menjadi pasangan sehidup semati”, tutup Arizki.


Lirik SingleIstriku

Kau yang bisa membuatku tertawa
Kau yang bisa membuatku bahagia
Kau sempurnakan
Hidupku yang S'lama ini sepi


Kau yang bisa mengerti tentangku
Kau yang bisa terima kekuranganku
Kau alasan terbesarku
Jalani hidupku bersamamu

 
(Reff)

Kau akan menjadi Ibu bagi Anak-anak kita nanti
Kau, yang s'lama ini kucari
Akan kujadikan kau seorang Istri


Kau yang bisa mengerti tentangku
Kau yang bisa terima kekuranganku
Kau adalah Tulang Rusukku
Tuhan t'lah ciptakan Kau untukku

(Back to Reff)

Selasa, 28 Maret 2023

Nadine Fatiana Angkat Kisah Pertemanan di “All The Way Up”

 


Loetju.idMusisi muda asal Malang, Nadine Fatiana, siap memperkenalkan karya terbarunya yang berjudul “All The Way Up”. Lagu yang berdurasi 3 menit 9 detik tersebut diawali dengan intro yang groovy serta melodi yang mudah dicerna. 

Tangan handal musisi Derry Rith Haudin dengan apik menciptakan komposisi dan produksi dari lagu ini yang berkolaborasi dengan Nadine Fatiana dalam penulisan liriknya. 

Nadine yang telah merampungkan rangkaian lirik lagu ini disambut terbuka oleh Derry yang langsung membantu merealisasikan nomor tersebut. Sedangkan Mahatamtama bertindak untuk mengolah mixing dan mastering serta membawa lagu ini lahir ke ruang dengar para
penikmat musik di penghujung bulan Maret 2023. 

Nuansa R and B dan pop ringan berpadu dengan vokal dari Nadine yang santai. Tidak perlu aksen yang rumit, sentuhan saxophone cukup membuat lagu ini terdengar lebih megah.

Nadine bertutur bahwa lagu “All The Way Up” terinspirasi oleh kisahnya menginjak bangku
SMA. Dara yang sedang menempuh pendidikan di MAN 2 Malang tersebut mengaku banyak
mendapat ide dari teman-temannya untuk membuat lagu tentang pertemanan. 

“I think it is a brilliant idea, karena belum ada laguku yang dikhususkan untuk menceritakan soal temen-temen aku di sekolah. Jadi inspirasinya berdasarkan pertama kali aku masuk ke gerbang SMA. Ketika aku bertemu sama temen-temen baru yang awalnya nih masih malu-malu semua, terus lama kelamaan berbaur jadi satu,” ungkapnya. 

Pengalamannya bertemu dengan sosok-sosok baru yang kemudian mengisi hari-harinya tidak sulit untuk digubahnya menjadi karya. Di balik lagunya, ada pesan untuk terus bersama baik di masa senang maupun susah, karena teman sejatinya akan selalu mendampingi bagaimanapun situasinya.

Setelah sebelumnya merilis “If Tomorrow We Have to Fall Apart” dimana Nadine bereksperimen dengan nuansa warna jingga dan merah yang hangat, maka di single “All The Way Up” penyanyi ini kembali ke fitrahnya pada warna dan nuansa biru yang selalu muncul sejak lagu debutnya divisualkan. 

“Sebelum memang nentuin warna dominasi elemen, aku sudah pertimbangkan juga, do some research juga, kalau warna biru itu ternyata juga memberikan kesan tenang, kalem dan juga loyal yang masih berhubungan dengan tema pertemanan di lagu ini,” jelasnya. 

Menjadi rilisan single ke-4 sepanjang karirnya yang dimulai di tahun 2021, Nadine mengaku senang karyanya bisa dinikmati berbagai pihak. Lebih istimewanya, teman, kakak kelas, hingga guru seni budaya di tempat Nadine bersekolah juga memberikan dukungan positif serta mendorongnya untuk terus berkarya.


Oleh sebab itu, Nadine masih memiliki banyak target yang ingin dicapainya di tahun 2023
antara lain merilis EP hingga melakukan tour. Lebih lanjut, untuk menunjang perilisan single ini Nadine dan tim juga mempersiapkan sebuah video klip. 

“Insyaallah bakal ada dan sudah dirancang, tapi konsepnya masih dalam proses pengembangan. Karena lagu ini vibesnya masih R and B, aku dan tim akan memilih konsep yang sesuai juga,” bocornya. 

Sementara menunggu visualisasi dari lagu ini, Nadine mengajak para pendengar untuk menikmati “All The Way Up” mulai tanggal 24 Maret 2023 di berbagai kanal streaming digital dan memutarnya saat dalam perjalanan, mengawali aktivitas, atau berkumpul bersama teman!

Comika

Politika

Gen Z