Hidroponik Hebat: Masyarakat Berdaya Menuju Pertanian Berkelanjutan - Comedy and Indie

Kamis, 10 Agustus 2023

Hidroponik Hebat: Masyarakat Berdaya Menuju Pertanian Berkelanjutan

 
Pengenalan dan Praktik Hidroponik 
bersama Gapoktan Tani Mulyo di Desa Sangge


Loetju.idBoyolali (09/08/2023) – Pertanian berkelanjutan menjadi isu penting dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan global dan perlindungan lingkungan. Keterbatasan lahan pertanian mendesak untuk dicari solusi inovatif dalam sektor pertanian. Mahasiswa Tim II Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) yang dilakukan di Desa Sangge, Kec. Klego, Kab. Boyolali telah mengambil inisiatif untuk memberdayakan masyarakat melalui pengenalan dan praktik hidroponik sebagai solusi inovatif dalam pertanian berkelanjutan. Hidroponik adalah metode bercocok tanam tanpa menggunakan tanah dan lebih mengandalkan larutan nutrisi, yang menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi tanaman dengan efisien dalam penggunaan air dan lahan.

Mayoritas warga Desa Sangge bekerja sebagai buruh tani karena tidak memiliki lahan sendiri. Oleh karena itu, Alfiana Putri selaku mahasiswa KKN TIM II UNDIP 2022/2023 dari prodi Biologi melihat solusi inovatif dan menjanjikan dalam bentuk pertanian hidroponik. Metode ini mengesampingkan ketergantungan pada lahan tradisional yang luas dan memanfaatkan media air yang kaya akan nutrisi untuk menumbuhkan tanaman. 

Konsep ini menjadi harapan baru bagi para penduduk desa yang sebelumnya terbatas oleh keterbatasan lahan. Sistem hidroponik menggunakan air secara efisien karena nutrisi yang diperlukan oleh tanaman dicampurkan langsung ke dalam air yang digunakan untuk diserap akar tanaman. Air dalam sistem hidroponik dapat digunakan kembali, sehingga mengurangi konsumsi air secara keseluruhan dibandingkan dengan pertanian konvensional.

Kegiatan sosialisasi dan praktik hidroponik dilaksanakan pada pertemuan rutin Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tani Mulyo di Desa Sangge yang bertempat di salah satu rumah warga. Setelah itu, dilakukan pemaparan materi yang dilanjutkan demonstrasi mengenai pembuatan hidroponik sederhana dan diakhiri dengan  sesi ramah tamah. “Tanaman hidroponik dapat ditanam dalam wadah-wadah khusus yang dilengkapi dengan sistem penyediaan nutrisi yang terkontrol secara cermat, lahan yang diperlukan jauh lebih sedikit daripada pertanian konvensional, sementara hasil panennya tetap bermutu tinggi” ucap Alfiana dalam pertemuan rutin Gapoktan Tani Mulyo.

Alat yang digunakan meliputi rockwoll, netpot, wick, jarum suntik. Bahan yang dibutuhkan air sumur, AB mix, wadah dan benih sayuran. Proses penyiapan hidroponik dimulai dengan melubangi rockwoll setiap kotaknya dimasukkan benih yang akan ditanam. Rockwoll yang sudah diisi benih, disiram dengan air biasa secara perlahan agar benih tidak keluar, simpan selama 12-24 jam. 

Cek semaian setelah pecah benih lalu dijemur mulai pagi sampai sore. Jika semaian sudah muncul daun ke-3 atau ke-4 pindahkan ke bak hidroponik. Masukkan ke lubang, tutup wasaah yang diisi air dan AB mix sampai wick netpot terkena air nutrisi. Pemberian AB mix 1L air dicampur dengan A 5mL dan B5mL. AB mix tidak perlu diganti kecuali terkena hujan atau kotor. Tanaman harus dijemur dan tidak terkena hujan.

Pelatihan Hidroponik bersama Gapoktan Tani Mulyo di Desa Sangge

“Sebenarnya saya tertarik untuk praktik hidroponik, tetapi khawatir kalau sudah tumbuh malah dimakan ayam” ucap Ibu Sri salah satu anggota Gapoktan Tani Mulyo. “Untuk mengatasi permasalahan tersebut ibu bisa memasang paranet agar ayam tidak mampu menjangkau tanaman hidroponik” ucap Alfiana.

Pertanian hidroponik dapat memudahkan penduduk Desa Sangge dalam memanfaatkan ruang yang tersedia di pekarangan mereka, teras, atau bahkan ruang dalam rumah untuk bercocok tanam. Ini memberi mereka peluang untuk berinvestasi dalam pertanian dengan modal terjangkau dan mengurangi ketergantungan pada lahan yang sulit diperoleh. 

Para petani juga dapat lebih efisien dalam mengelola tanaman, mengontrol nutrisi dan lingkungan tumbuh, serta mengurangi risiko gangguan hama dan penyakit. Selain memberikan alternatif bagi mata pencaharian, pertanian hidroponik juga membawa dampak positif pada keberlanjutan lingkungan. Penggunaan air yang lebih efisien dan pengurangan penggunaan pestisida yang berlebihan adalah beberapa keuntungan yang diperoleh dari metode ini. Dengan demikian, desa dapat tetap produktif secara pertanian tanpa mengorbankan lingkungan sekitar.




Penulis: 
Alfiana Putri Azzahra 
(Biologi/Fakultas Sains dan Matematika)


Dosen Pembimbing Lapangan:
Irfan Murtadho Yusuf, S.A.P., MPM.




 

Bagikan artikel ini

Jangan lupa komen ya Guys..