Comedy and Indie: Selebrita
Tampilkan postingan dengan label Selebrita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selebrita. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 27 Juli 2024

Anxieparty Rilis “Pencarian Peraduan”, Single tentang Perjalanan Tak Berujung

 




Loetju.id - Selang setahun sejak debut Anxieparty di kancah musik dalam negeri, band emo pop asal Malang ini merilis karya keduanya yang diberi judul “Pencarian Peraduan”. Beranggotakan Emir (vokal), Ersa (vokal), Sugab (gitar), Bimo (gitar), Azam (keyboard), Cipeng (bass) dan Sandya (drum), Anxieparty menceritakan sebuah perjalanan yang tak berujung serta diliputi kesedihan dan keputusasaan. 

“Banyak opsi waktu kami memilih judul lagu. Namun pada akhirnya kami mengambil judul "Pencarian Peraduan" karena single ini sendiri ini menceritakan kondisi dimana seseorang harus menerima kenyataan pahit dengan segala duka dan ungkapan kecewa, tentu saja berdiam diri bukanlah solusi yang bisa diambil. Mau ga mau, ia harus segera beranjak sembari meyakinkan dirinya sendiri untuk menanti cinta cinta lainnya,” jelas band yang debut di tahun 2023 tentang makna lagunya. Dibalut dengan suasana kelam yang menggantung di sepanjang lagu, “Pencarian Peraduan” didukung oleh perpaduan sayatan gitar, lengkingan vokal, dan lantunan manis keyboard.

Single kedua ini masih mengusung nafas genre yang sama dengan single debut mereka “Senandika” yang kental dengan nuansa emo pop-rock. Agar menjadi berbeda, Anxieparty bereksperimen dengan unsur rock, orkestrasi, dan beberapa unsur symphony di dalamnya supaya menjadikan tembang ini terdengar lebih variatif. Rilisan kali ini juga digadang-gadang menjadi tema atau judul dari album Anxieparty. 

Maka dari itu, masih ada benang merah secara tema dari semua rilisan yang telah dan akan dirilis oleh band ini. “Kami kasih runtutan cerita yang mengisahkan kehidupan tentang percintaan, lingkungan, dan Tuhan. Entah nantinya akan jadi album penuh atau mini, tapi judul ini akan kami gunakan di rilisan itu. Pada setiap cerita yang kami rangkai, nantinya akan bertemu ‘sang peraduan’ seperti nama album itu,” ungkap band yang para personilnya tengah menempuh pendidikan di bidang musik tersebut. 

Membutuhkan waktu setahun untuk merilis karya baru semenjak debut, band ini mengungkapkan adanya halangan berupa waktu untuk pengkaryaan. Para personilnya menempuh pendidikan di tempat kuliah dan jurusan yang sama, sehingga adanya ujian akhir serta tugas-tugas lain sedikit menghambat ketujuh anggotanya untuk bertemu dan membahas karya di Anxieparty secara intensif. 

Meskipun begitu, beberapa bulan yang mereka tempuh sejak rilisan pertama banyak mengajarkan hal baru bagi mereka. Memiliki dasar bermusik secara formal, industri musik ternyata jauh lebih kompleks dan tidak bisa diprediksi secara teori. Seni marketing, visual, serta sisi kreatif lain pun ikut diuji bersamaan dengan mereka menelurkan karya baru. “Bismillah, semoga dengan semakin produktifnya kami, semakin banyak belajar tentang industri ini dan semoga tahun ini bisa merilis album ‘Pencarian Peraduan’ juga,” tutup Anxieparty. Karya terbaru mereka “Pencarian Peraduan” sudah bisa dinikmati di berbagai layanan streaming digital per tanggal 19 Juli 2024 via Yallfears.

Kerasnya Quarter Life Crisis Dalam EP Terbaru re: NAN, "Lost Consciousness Pt.2" “Hadapi Depresi, ¼ Adalah Rencana”

 




Loetju.id - Malang, 19 Juli 2024 - Setelah merilis EP Leaving Depression pada Mei 2023 lalu, ternyata unit synth pop/post-punk re: NAN masih menyimpan amunisi. Di tahun 2024 ini, re:NAN memilih untuk melanjutkan tema dari single Lost Consciousness pt. 1 yang rilis September 2021 lalu. 

Walaupun re:NAN mengaku sudah meninggalkan nuansa depresif di EP sebelumnya, ternyata masih ada hal-hal yang belum terselesaikan yang berkaitan dengan Lost Consciousness pt. 1. Band re:NAN akhirnya melanjutkannya dalam bentuk EP Lost Consciousness pt. 2 yang telah rilis Bandcamp pada Mei 2024 serta rilis pada DSP pada Juli 2024. Bisa dibilang, depresi itu masih tinggal namun kali ini re: NAN lebih kuat untuk menghadapinya.

EP Lost Consciousness pt. 2 menjadi sequel dari single “Lost Consciousness pt. 1” yang merupakan cerita dari sisi gelap seseorang tentang kehancuran pada segala aspek hidupnya. Segala aspek yang diidam-idamkan diharapkan berjalan indah sesuai waktunya namun, pada kenyataannya tidak. 

Setiap manusia pasti melewati fase hidup menginjak usia 25 tahun, dan di usia tersebut manusia telah memiliki pribadi yang berbeda-beda, karena perasaan, pengalaman, pendidikan dan lingkungan yang selama ini mempengaruhi.

Pada part 2 ini re: NAN juga menceritakan perjalanan tragis dari 3 orang yang sedang menjalani 1/4 hidupnya dengan penuh keyakinan dan rencana namun akhirnya perjalanan tersebut dirasa hampa, kosong, dan gelap. Rencana yang dibangun pun hasilnya di luar ekspektasi

Berdasarkan pengalaman “quarter life crisis” dari Dwiki Wahyu Enanto (lead vocal/bass), Rizky Adha Dharmawan (guitar/sequencer), dan M. Rifki Rahman (synthesizer), mereka berharap EP terbaru mereka menjadi manifestasi kebangkitan terhadap hal-hal yang telah mereka lalui, dan yang telah mereka relakan serta menjadi pedoman, pendewasaan, dan sikap untuk kembali menjalani hidup yang benar-benar hidup.

“Banyak permasalahan yang terjadi selama ¼ hidup manusia, mulai dari belajar berbicara, belajar berjalan, belajar mencintai, belajar patah hati, semua berpengaruh terhadap setelah ¼ hidup mereka. Di sekuel pertama pada Lost Consciousness kami menceritakan seseorang yang mengalami masa kelam dalam hidupnya mulai dari keluarga, dan cinta yang terjadi di masa remajanya. Dan di sekuel lanjutan dari Lost Consciousness ini kami ingin menceritakan hal-hal yang terjadi di masa transisi pendewasaan manusia yaitu peralihan dari remaja menuju dewasa yaitu mulai dihadapkan dengan hal baru yaitu realita,” tutur Rizky sang gitaris

Menurut Sherly Saragih Turnip, S.Psi., M.Phil., Ph.D., Psikolog yang merupakan seorang dosen di Fakultas Psikologi UI, periset, sekaligus ketua dari Kelompok Riset Research of Community.

Mental Health Initiative (RoCMHI), para remaja di Indonesia sudah mulai mencari bantuan. Namun, pada lokasi dengan akses yang terbatas, masih sedikit remaja yang mencari bantuan yang bersifat formal, seperti berkonsultasi kepada seorang profesional.

EP ini sebagian besar liriknya ditulis oleh Dwiki Wahyu Enanto dan Rizky Adha Dharmawan, begitu pula komposer juga mereka berdua, kecuali lagu “Eternal Love”, liriknya ditulis oleh M. Rifki Rahman. EP ini direkam di Grinhaus Studio milik Rizky sendiri di rumahnya, kecuali “After Sunday”, “No One Save Me” dan “Eternal Love” yang vokalnya direkam di Haum Studio serta ditangani oleh engineer Dheka Satria.

EP Lost Consciousness pt. 2 bisa dinikmati di bandcamp pada 17 Mei 2024 via label Haum Entertainment. Untuk versi DSP berturut-turut akan dirilis single-single pada Juni Hingga Juli 2024. Full EP Lost Consciousness pt. 2 versi DSP akan hadir pada 19 Juli 2024.
-Alfan-


D.O.S.A Merilis EP Terbaru Swara Bergala Nostalgia Mengajak Pendengar Mengenang Kembali Momen-Momen Penuh Duka Di Negeri Ini

 




Loetju.id - Sragen, Jawa Tengah - Band Skramz asal Sragen, Jawa Tengah, D.O.S.A, kembali menunjukkan eksistensinya dalam kancah musik tanah air dengan merilis EP terbaru mereka bertajuk Swara Bergala Nostalgia. Band yang hadir sejak 2014 ini terdiri dari Rendra Prihananto (vokalis), Rayhan Zidano (drummer), Adnan Aulia Rahim (gitaris), Yonanda Olga Aji Prasetya (bassis), dan Aditya Tri Wibowo (gitaris).

EP Swara Bergala Nostalgia menggali tema besar tentang bunyi post-rock yang membawa pendengar ke masa lalu, mengenang kesedihan mendalam, kematian, luka, dan duka. 

"Karena menuju kebahagiaan, pasti ada pengorbanan atas kematian yang ditinggalkan. EP ini masih berkaitan dengan maxi single 'Menggurat Hayat, Mencipta Riuh'. Setelah menjemput jiwa dan membuat riuh, D.O.S.A mengajak pendengar untuk melintasi lorong waktu kembali bernostalgia," tutur Rendra, vokalis D.O.S.A.

Makna nostalgia dalam judul EP ini mengajak pendengar untuk kembali ke masa lalu dengan kenangan kesedihan yang seakan terkikis oleh zaman. 

"Mengingat adalah hal yang melelahkan, dan D.O.S.A ingin mengembalikan memori-memori itu kepada pendengar," tambah Rendra.

EP ini juga menyinggung isu politik dan kejadian genosida yang terjadi pada tahun 1965, serta kejadian-kejadian di luar sana. D.O.S.A akan terus mengajak pendengar untuk menjaga amarah dan dendam atas kejadian yang masih menimbulkan duka tersebut. 

"Isu mental health mungkin masih tersentuh di sini, karena lagu-lagu D.O.S.A menjadi media penghubung bagi pendengar yang mengalami kegundahan jiwa, dengan harapan bisa menjadi teman atas kesendirian dan luapan kesedihan serta amarah mereka," jelas Rendra.

Proses pengerjaan EP ini memakan waktu dua bulan, dimulai dari awal April hingga Mei 2024. Rendra menjelaskan bahwa ada tantangan yang dihadapi. 

“Tantangannya dalam produksi, terutama pada proses take lead guitar yang harus diulang dua kali hingga mixing mastering ulang. Itu semua karena ada penambahan riff lead gitar agar lebih padat," lanjut Rendra

Dalam EP ini, aransemen D.O.S.A lebih variatif dengan banyak elemen tambahan yang membuatnya lebih catchy bagi pendengar. 

"Porsi sequencer dan ambient noise kami tambah untuk mencapai nuansa nostalgia yang diharapkan," ujar Rendra. 

“Format D.O.S.A tetap mengusung post-rock skramz dengan tambahan spoken word, namun kali ini ada juga bagian instrumental dan lagu tanpa spoken word untuk menjaga variasi dan mencegah kebosanan pendengar,” tambah Rendra

D.O.S.A berharap EP Swara Bergala Nostalgia dapat mengajak pendengar untuk mengenang kembali masa lalu dengan segala kenangan dan emosinya, sekaligus menikmati perjalanan musikal yang mendalam dan penuh makna. EP Swara Bergala Nostalgia beredar pada 19 Juli 2024 di semua laman DSP dan via bandcamp Haum Entertainment. -Alfan-


Drizzly Sajikan Aransemen Dream Pop dari Tembang Klasik Mocca “I Would Never”

 



Loetju.id - Unit dream pop asal Sidoarjo, Drizzly, merilis sebuah single bertajuk “I Would Never” yang tidak lain merupakan lagu milik band pop asal Bandung, Mocca. Menjadi single pertama yang dilepas Drizzly setelah resmi menjadi roster dari Sun Eater, proyek ini memberikan tantangan bagi Manda (vokal), Moza (bass), Faye (gitar) dan Cilo (drum) untuk membawakan lagu tersebut dengan versi mereka sendiri. 

“Kami rasa ini adalah salah satu proyek seru bagi Drizzly. Personally, band kami juga ada kiblat musik ke Mocca dan waktu ditawarkan proyek ini, kami bener-bener excited banget. Sebetulnya ada 2 lagu yang jadi pilihan untuk kami aransemen yaitu “I Think I’m in Love” dan “I Would Never”. Akhirnya kami jatuhkan pilihan ke opsi kedua karena merasa lagu ini cocok ke karakter musik kami,” ungkap band yang telah memiliki 1 EP dan 1 split EP tersebut. Lagu ini juga dipilih sebagai penghormatan (homage) kepada Mocca, sekaligus merayakan anniversary dari album “Friends” yang menginjak usia 20 tahun di 2024.

Berbeda dengan versi originalnya yang didominasi petikan gitar akustik, “I Would Never” versi Drizzly kental dengan nuansa dream pop lengkap dengan melodi gitar elektrik dan basuhan reverb tebal yang bergelayut di sepanjang lagu. Tidak ada kesulitan bagi warna vokal Manda yang manis untuk melebur di lagu yang sudah berusia 2 dekade ini. 

Sebagai kejutan, Arina Ephipania dari Mocca juga berkolaborasi dengan menyumbang vokalnya dalam proyek ini. Band yang debut di tahun 2022 ini mengaku ada rasa kekhawatiran dalam menggubah lagu milik Mocca. Namun semua ketakutan itu sirna ketika mereka memperdengarkan demo “I Would Never” versi dream pop kepada para personil Mocca dan mendapatkan persetujuan langsung. 

“Sebetulnya kita deg-degan takut ada revisi mayor, tapi rupanya teh Arina & kak Riko langsung suka. Mereka ngiranya Drizzly tuh band Bandung pas pertama denger, dan meskipun berbeda domisili, rekaman berlangsung lancar dengan part kami direkam di Trek House Sidoarjo dan Teh Arina merekam partnya sendiri di Bintaro,” ungkap Drizzly. Diproduseri oleh Drizzly & Dennis Ferdinand, lagu ini juga dibawakan perdana secara live pada showcase roster Sun Eater yakni “Here Comes The Sun” yang diadakan di Bali tanggal 7 Juli 2024 silam. 

Single perdana di bawah naungan Sun Eater ini menjadi lembaran baru dalam karir bermusik Drizzly yang sebelumnya tidak tergabung dalam label manapun. “Semua ini berawal dari perkenalan kami dengan Mas Dennis yang gak lain adalah A&R Sun Eater yang waktu itu lagi dinas ke Sidoarjo. Kami seneng banget dia notice band ini dan tertarik untuk ngajak gabung ke Sun Eater. Sejak itu kami banyak ngobrol dan meeting dengan Mas Dennis dan Mas Kukuh tentang seluk beluk industri musik,” lanjut Drizzly. 

Kesamaan visi keduanya siap membawa karir Drizzly untuk berkembang lebih jauh. “Kami ingin memulai perjalanan karir musik kami lebih serius dan tertata. Kami berharap langkah kami ini bisa jadi gerbang untuk membuka banyak kesempatan lain dan #StartNewJourney,” tutup mereka. Ke depannya, kuartet dream pop ini masih menyimpan beberapa rencana untuk menyemarakkan rilisan ini. Sementara itu, “I Would Never” sudah bisa dinikmati di berbagai layanan streaming digital per tanggal 18 Juli 2024!.

Selasa, 02 Juli 2024

Belajar Daerah-daerah Unik di Yogyakarta Lewat Podcast Cerita Kampung Halaman bersama Yusril Fahriza dan Mukti Entut

 


Loetju.id - Setelah kita membahas tentang podcast kebanggaan sobat kabupaten yaitu Podcast Mandhan Kenthir, kali ini kami akan sajikan info tentang podcast lain yang enggak kalah seru nan lucu bernama Podcast Cerita Kampung Halaman yang dibawakan oleh duo lemu Yusril Fahriza dan Mukti Entut El Mentronom.

Ceritanya Yusril sedang mencari warisan bapaknya yang terletak di sebuah daerah di Yogyakarta, oleh sang bapaknya ia hanya diberi sebuah clue yaitu daerah yang memiliki ciri khas "Toto Titi Tentrem". Dalam pencariannya Yusril dibantu oleh sang sahabat yaitu Mukti Entut El Metronom keduanya menyusuri daerah-daerah di Jogyakarta bertemu dengan tokoh di masing-masing daerah tersebut untuk menggali informasi yang mungkin jarang didengar oleh masyarakat luar Jogja.

Sampai artikel ini ditulis tanggal 2 Juni 2024 sudah ada 12 episode bisa didengarkan secara gratis di aplikasi Noice dan Spotify. 

Hal yang membuat menarik dari Podcast Cerita Kampung Halaman ini adalah tektokan duo Yusril dan Mukti Entut yang chemistrynya sudah tidak diragukan lagi. Sobat penikmat channel youtube Jiroluger pasti sudah paham guyonan mereka berdua, kosakata ala-ala sista dari El Metronom dan gelak tawa renyah Yusril setiap Mukti membuat patahan puchline.

Guyonan ala Jogja bersama tokoh dan komedian Jogja membuat Podcast Cerita Kampung Halaman jadi sangat khas banget, banyak info-info dan urband legend yang belum pernah saya dengar dari daerah-daerah yang dikupas oleh mereka.

Berikut rangkuman episode Podcast Cerita Kampung Halaman dan bintang tamunya, nomor 12 sangat wow banget karena tamunya adalah sosok spesial asal jogja dari peradaban film  Apocalypto.


1. Episode 1 Podcast Cerita Kampung Halaman membahas Koragede yang merupakan daerah pencipta buku TPQ Iqro yaitu alm. bapak Kiai As'ad Humam yang legendaris itu.


2. Episode 1 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Alit Jabangbayi yang merupakan MC populer di Jogyakarta membahas tema Malioboro.



3. Episode 3 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu CIci Priskila yang merupakan penyiar radio populer di Jogyakarta yang pernah sepedaan di depan rumah mas Duta Sheila On 7 membahas tema Condongcatur.



4. Episode 4 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Gundhissos  membahas tema Janti.



5. Episode 5 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Fira Sasmita  membahas tema Jalan Damai.



6. Episode 6 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Danis dan Bernhad  membahas tema Kaliurang.



7. Episode 7 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Abraham Tino  membahas tema Babarsari.



8. Episode 8 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Sidiq Pencel  membahas tema Segoroyoso.



9. Episode 9 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu spesial aktor papan atas Benictivity  membahas tema Wates.



10. Episode 10 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Yosep  membahas tema Panggang.



11. Episode 11 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Galang Rambu  membahas tema Parantritis pantai wisata sejuta umat dan hal-hal yang belum terungkap tentang gempa Jogja 2006 dan suka duka yang dialami oleh Yusril dan Mukti.



12. Episode 12 Podcast Cerita Kampung Halaman bersama bintang tamu Gus Nasrul atau Binasrul yang merupakan pengendang grup musik papan atas Orkes Pensil Alis  membahas tema Pleret yang katanya adalah Kota Altantlis yang hilang.



Sebagai informasi Yusril Fahriza memiliki nama lengkap Yusril Ihza Fahriza, S.I.Kom. lahir pada 4 Juni tahun 1989 adalah aktor dan pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Yusril merupakan pelawak tunggal yang berbasis di komunitas Stand Up Indo Yogyakarta. Pernah menempuh pendidikan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta dan S-1 Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (2007—2015).

Kariernya sebagai pelawak tunggal berawal pada tahun 2011, ketika ia ditawari oleh teman kuliahnya untuk mengikuti acara buka pelantang. Ia pun tergabung ke dalam komunitas Stand Up Indo Jogja dan sempat terpilih sebagai ketua komunitas.

Yusril pertama kali terjun ke dunia seni peran dengan memerankan tokoh Naryo dalam film garapan Ernest Prakasa, yakni Cek Toko Sebelah pada tahun 2016.

Sang partner Candra Mukti Wicaksono, juga dikenal sebagai Mukti Entut lahir pada tanggal 7 April tahun 1991 adalah seorang pelawak tunggal, presenter, dan penyanyi berkebangsaan Indonesia. Mukti adalah salah satu kontestan Stand Up Comedy Academy musim ketiga pada tahun 2017. Mukti tergabung ke dalam komunitas Stand Up Indo Yogyakarta sejak tahun 2012. El Metronom kuliah di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, S-1 Ilmu Perpustakaan.

Karier Mukti sebagai pelawak tunggal diawali dari mencoba tampil pada acara buka pelantang di Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2012. Setelah penampilan perdananya berhasil memecahkan tawa, Mukti akhirnya bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Yogyakarta. Sering mengisi acara komunitas sebagai pelawak tunggal ataupun pembawa acara, nama Mukti mulai mencuri perhatian. 

Mukti pertama kali tampil di televisi nasional dalam acara Stand Up Comedy Show pada tahun 2014. Mukti juga mengikuti beberapa kompetisi nasional, seperti Street Comedy Indonesia sebagai perwakilan regional Jawa Tengah dan Yogyakarta, serta Stand Up Comedy Academy musim ketiga di mana ia tergabung ke dalam tim pelawak tunggal Gilang Bhaskara.  Penampilan Mukti di ajang tersebut terhenti di babak sebelas besar, Mukti merupakan vokalis dari grup musik humor yang bernama Orkes Pensil Alis bersama Hifdzi Khoir dan Binasrul.


Demikian tadi sobat Loetju postingan kita kali ini tentang Belajar Daerah-daerah Unik di Yogyakarta Lewat Podcast Cerita Kampung Halaman bersama Yusril Fahriza dan Mukti Entut, semoga bermanfaat sampai jumpa.




Penulis
Nandar


===
Baca juga:

Minggu, 30 Juni 2024

Pengalaman Mendalam dan Penuh Introspeksi Simpul di single Terbarunya Tiga Pagi

 


Loetju.id - Simpul, band indie rock alternative dari Sidoarjo, Jawa Timur, hadir dengan single terbaru mereka, "3 Pagi". Lagu ini menyelami pergulatan batin yang penuh dengan kesedihan dan masalah hidup, menuntun pendengar menuju harapan melalui lirik yang mendalam dan aransemen musik yang emosional.

"3 Pagi" membawa pengalaman mendalam dan penuh introspeksi, menjadi soundtrack bagi mereka yang sedang menjalani proses pendewasaan di tengah badai kehidupan. Dengan dominasi ambience dan vokal yang penuh penghayatan, single ini akan menginspirasi dan membuka perspektif baru bagi para pendengar.

Nikmati "3 Pagi" di Spotify, Apple Music, Youtube dan paltform musik lainnya. dibawah naungan Label Siderise Records.

Simpul adalah band Indie Rock Alternative dari jawa timur yang terbentuk pada akhir tahun 2023. Menggabungkan elemen indie rock dan emo kedalam modulasi gitar. Simpul terdiri dari Aldi (Gitar), Adit (Gitar), Adam (Bass Vokal), Pepi (Drum Vokal). 


Dischography Simpul Band:
Penat - Single - Januari 2024
Tiga Pagi - Single - 29 Juni 2024


Jumat, 21 Juni 2024

Pekatnya Jarak dan Kesendirian, Costive Mengakuinya Dalam Single Kedua “500 Miles”

 



Loetju.id - Malang, 21 Juni 2024 - Unit emo Malang, Costive dengan bangga meluncurkan single keduanya. Mempersembahkan sebuah komposisi yang merangkum kekuatan emosi yang tak terelakkan: jarak, dan kesendirian. "500 Miles" adalah sebuah karya yang merangkum pengalaman manusia dalam menanggapi jarak yang memisahkan sebuah hubungan.

Single kedua ini juga menjadi lanjutan narasi mini album yang akan dirilis mendatang yaitu The Cold and Callous EP. Mini album ini akan menjadi kendaraan utama untuk menyampaikan curahan hati dan perasaan masing-masing personil yang ada di dalam Costive. 

Single “500 Miles” diambil dari pengalaman tentang hubungan yang terbentang oleh jarak yang jauh dan kerinduan yang tidak bisa terbendung telah dicurahkan pada single ini. Single ini menceritakan pengalaman pribadi Marcellino, sang gitaris sendiri.

“Lagu ini menggambarkan keresahan saya pada hubungan jarak jauh dan ternyata begini yang dirasakan orang-orang saat mereka jauh dengan seseorang yang mereka harapkan, rasa khawatir, rindu, dan sedih ketika menjalani hubungan ini. Ketika seseorang tersebut sudah menjadi tempat untuk pulang,” ujar Marcellino.

Unit Emo Muda ini terdiri dari 5 personil yaitu Aldy (Vocal), Poteh (Lead Guitar), Marcellino (Rhythm Guitar), Emmas (Bass), dan Ivan (Drum). 

Single “500 Miles” ditulis oleh Marcellino dan diproduseri oleh ia sendiri bersama Poteh di H4ze studio milik Marcellino. Untuk mixing & mastering single ini dibantu oleh Yudhistiro Lilo P. di W8 Project studio. Diproduksi pada pertengahan November 2023. Costive akan merilis single “500 Miles” pada 21 Juni 2024 kembali di bawah naungan Haum Entertainment.

Minggu, 26 Mei 2024

Komika Ge Pamungkas Gelar Standup Comedy berjudul GOAT

 


Loetju.id - Komika Ge Pamungkas yang merupakan juara Suci 2 Kompas TV akan Gelar Standup Comedy berjudul GOAT. Goat merupakan kepanjangan dari GE ON ALL TEMPO. Acara ini akan diadakan pada tanggal 20 Juli 2024 di Balai Sarbini dan tiket pre sale 1 nya sudah sold out.


Profile singkat komika Ge Pamungkas
Genrifinadi Pamungkas lahir pada 25 Januari tahun 1989 adalah pelawak tunggal dan aktor berkebangsaan Indonesia.

Nama Ge mulai dikenal setelah menjuarai kompetisi Stand Up Comedy Indonesia musim kedua pada 2012. Dalam kompetisi tersebut, ia mewakili Bandung dan berhasil menjadi juara. Ge dikenal dengan kemampuan memvisualisasikan lelucon dalam gerak saat membawakan materi stand-up di panggung, serta mampu memperagakan berbagai macam adegan atau karakter dengan menirukan berbagai macam suara dengan berbagai ekspresi, sehingga beberapa orang memberinya julukan comic 1000 suara.

Ge merupakan alumni SMA Al-Izhar Pondok Labu dan juga lulusan dari Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Katolik Parahyangan angkatan 2006.

Ge melangsungkan acara pernikahan dengan pemeran dan penyanyi Anastasia Herzigova Mustikandrina. Pernikahan yang digelar di Intercontinental Jakarta, Pondok Indah ini mengusung adat dan tradisi Suku Jawa dan Suku Minang, sesuai dengan daerah asal keduanya.


Selain sebagai komika, Ge Pamungkas juga dikenal sebagai aktor dengan puluhan judul yang sudah masuk box office, berikut daftar film yang pernah dibintangi oleh Ge Pamungkas:

1. Comic 8

2. Luntang Lantung

3. Marmut Merah Jambu

4. Youtubers

5. Comic 8: Casino Kings Part 1

6. Negeri Van Oranje

7. Ngenest

8. Comic 8: Casino Kings Part 2

9. Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara

10. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1

11. Mars Met Venus (Part Cewe)

12. Mars Met Venus (Part Cowo)

13. Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 2

14. Jomblo: Sebuah Komedi Cinta

15. Susah Sinyal

16. Ghost Writer

17. Kapal Goyang Kapten

18. Riki Rhino

19. Mars and Venus Collabs Version

20. Marriage

21. Gara-Gara Warisan

22. Agak Laen

23. Lampir

24. Kaka Boss


Link resmi pembelian tiket Standup Comedy Ge Pamungkas GOAT: https://event.hahahacorp.com/

Komika Raditya Dika dan Ariel Tatum Bintangi Film Berjudul Catatan Harian Menantu Sinting

 


Loetju.id - Setelah menjadi sutradara sekaligus pemain dalam series original Netflix Komedi Kacau, Raditya Dika kembali ke layar lebar lewat film barunya berjudul Catatan Harian Menantu Sinting.

Dalam film yang diangkat dari novel berjudul Catatan Harian Menantu Sinting karya Rosi L. Simamora ini, Radit hanya sebagai aktor tidak seperti biasanya yang juga jadi penulis dan sutradara. Di bangku sutradara ada Sunil Soraya sedang untuk naskah ditulis oleh Donna Rosamayna dan Rosi L. Simamora.

Dalam jajaran pemeran ada Ariel Tatum sebagai Minar, Raditya Dika sebagai Sahat, Lina Marpaung, Robby Purba, Rizma Simbolon, Ruth Riani Pasaribu, Dicky Pardosi, Simon Parulian Girsang dan Raline Shah.

Film ini mengangkat cerita dari sebuah novel dengan judul yang sama. Novel tersebut ditulis oleh Rosi L Simamora yang kemudian diterbitkan sekitar tahun 2018 dengan genre komedi dan romansa tentang prahara pernikahan.

Catatan Harian Menantu Sintingakan berfokus pada cerita Minar (Ariel Tatum) yang baru saja menikah dengan Sahat (Raditya Dika). 

Plot kehidupan pasangan suami istri muda yang seharusnya penuh dengan kisah romansa indah, justru penuh dengan sentuhan komedi.

Semuanya karena adanya Lina Marpaung yang berperan sebagai Mamak Sahat. Dia hidup bersama pasangan muda tersebut dan berhasil mengisi hari hari dengan ocehan dan kelakuan bawelnya.

Banyak cerita dan kisah unik yang terjadi dengan gaya pembawaan bak sebuah diari kehidupan sehari hari Minar. (https://www.harianterbit.com)


Senin, 18 Maret 2024

Melangkah dengan Formasi Baru, Hiraeth Mantap Rilis EP "Unintended"

 


Loetju.idAwal tahun 2024 menjadi penanda langkah baru bagi Hiraeth, unit hardcore metal asal Malang. Di bulan Februari 2024 ini, Hiraeth melahirkan EP yang berjudul “Unintended”.

Hiraeth sebetulnya bukanlah band baru. Band ini dibentuk pada tahun 2019. Namun, gejolak internal membuat band ini mengalami beberapa kali pergantian personel. Akhirnya di tahun 2024 ini Hiraeth mantap dengan formasi baru yang beranggotakan Dimas Adi sebagai vokalis, Jordan Malvino sebagai drummer, Teddy sebagai bassist, dan Abhidzarr sebagai gitaris.

Sebagai penanda langkah di kancah musik Indonesia, Hiraeth mengusung tema kesedihan. “Unintended” merupakan representasi dari duka dan lara atas sebuah kegagalan yang menyisakan kesakitan tak berujung. “Kami mengajak siapa pun yang saat ini sedang mengalami rasa sakit karena kegagalan untuk ‘merayakan’nya menjadi sebuah kesedihan yang menyenangkan,” ujar Abhidzarr.

Kelahiran EP ini tak jauh dari pengalaman pribadi para personel Hiraeth. Berbagai bentuk rasa sedih, keresahan, kekhawatiran, dan kekecewaan dituangkan dalam EP yang berisi 2 lagu dan 1 intro ini. “Remain Sense Of Pain” akhirnya dipilih sebagai lagu jagoan dalam EP “Unintended”, seolah merangkum kegelisahan yang terpancar dari EP “Unintended”.

This finger never touched the warm
In the empty temple
The rest of the pain
Sits on the throne eternity

“Dalam penggarapan materi untuk EP ini, semuanya muncul dengan spontan,” jelas Tedy. “Nggak jarang kami bercanda sehari-hari, malah dapat inspirasi materi-materi baru. Dari situlah bisa dibilang titik awal perjalanan Hiraeth dengan EP ini.”

Walaupun digarap hanya dalam sesi latihan yang terbilang singkat, EP yang digarap di AA Studio Musik Malang ini diramu dengan penuh keseriusan dengan menggandeng Mufid (@fiditrada_98) untuk memoles mixing dan masteringnya.

EP “Unintended” dapat dinikmati di Spotify dan berbagai layanan digital streaming platform lainnya mulai tanggal 29 Februari 2024. 

Hiraeth adalah unit hardcore metal yang beranggotakan Dimas Adi (vokal), Teddy (bass), Abhidzharr (gitar), dan Jordan Malvino (drum). Terbentuk sejak tahun 2019, band asal Malang ini banyak ter-influence dari band-band hardcore metal di era 90-an, seperti Earth Crisis, Morning Again, Spirit of Youth, dan sebagainya. Lebih dekat dengan Hiraeth di: Instagram: https://www.instagram.com/hiraethhcoffcl

Slowanderer Ungkap Fantasi Liar di Single “Dig In Deep Down”

 

Loetju.id - Kran kreativitas seorang musisi elektronik asal Malang yakni Slowanderer masih mengucur deras. Terbukti di paruh awal tahun 2024, musisi yang bernama asli Jul tersebut merilis sebuah single yang diberi judul “Dig In Deep Down”. Lagi-lagi tidak sendiri, setelah berhasil menggandeng Saladdays dan Fahem di 2 karya terdahulu, kali ini Slowanderer menggandeng Shuttleark di bagian penulisan lirik serta Karima Sasi yang mengisi bagian vokal. 

Kolaborasi ketiganya tercipta apik dengan Shuttleark yang menggubah lirik puitis dengan tema yang disiapkan oleh Slowanderer. “Menurut saya Shuttleark punya gaya penulisan yang phoetic dan cocok untuk tema kali ini. Sedangkan Karima Sasi menarik perhatian saya dengan proyeknya bersama band Eas.y dan saya rasa warna vokalnya sangat cocok untuk genre yang saya bawa. Karena kecocokan ini chemistry yang kami bangun cukup mudah saat sesi recording,” ungkap Slowanderer. Dibalut genre disko 80-an, vokal manis dan lirik liar menggelitik mewarnai “Dig In Deep Down”. 

Nuansa kental disco house era 80-an menjadi tema utama di single anyar ini dan menyaksikan sedikit pergeseran atmosfer dari genre tropical house yang biasa Slowanderer usung di karya terdahulu. “Saya banyak dengerin disco 80-an seperti ABBA, Aqua, Bee Gees, sampai lagu ikonik “I Will Survive” milik Gloria Gaynor. Pas cari-cari referensi inilah terbesit keinginan untuk membuat lagu disco karena masih memiliki akar yang sama dengan genre saya yakni house,” ujar Slowanderer. 

Tidak cukup di situ, Slowanderer juga menuangkan visi visualnya pada sebuah video klip untuk “Dig In Deep Down” yang diproduksi oleh rumah produksi Paguyuban Pembawa Pesan. Aktor Temi Adwin dan model Cornelia Renata didapuk sebagai pemeran utama dalam video yang berkisah tentang pertemuan seorang wanita dengan seorang pria di suatu bar yang memicu imajinasi dari sang wanita. Proses syuting yang dilakukan di Rust Bar, Malang dan sebuah mobil hanya memakan waktu 1 hari, sedangkan proses pasca produksi dilakukan hingga lebih dari satu bulan. 

Peluncuran lagu sekaligus video klip dari “Dig In Deep Down” ini membuat Slowanderer semakin tertarik untuk mengeksplorasi banyak subgenre musik house yang ia tekuni. “Goals utama tetap menghibur pendengar musik elektronik. Namun di tahun ini, secara musikal nampaknya aku akan mencoba lebih eksplore beberapa genre agar memberi opsi bagi teman-teman yang mendengarkan laguku,” imbuh sang musisi. Selain meramu musik, 

Slowanderer juga tengah mencoba peruntungannya sebagai konten kreator yang aktif membuat berbagai konten hiburan, edukatif, hingga mengocok perut yang masih berhubungan dengan musik. Musisi yang aktif di Tiktok dan Instagram Reels ini juga tidak menutup misi lainnya sebagai produser musik. Ia berharap ketiga passion tersebut bisa berjalan berdampingan dan membuat namanya semakin dikenal publik. “Dig In Deep Down” resmi dirilis di berbagai platform digital pada tanggal 1 Maret 2024 dan videonya bisa disaksikan di Youtube Slowanderer mulai tanggal 2 Maret 2024.

Kamis, 07 Maret 2024

Fanny Soegiarto Umumkan Mundur dari Grup Band Soegi Bornean

 


Loetju.id - Hari ini Jumat bertepatan dengan tanggal 1 Maret 2024, vokalis Grup Band Soegi Bornean Fanny Soegiarto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai vokalis dan anggota dari grup band Soegi Borneon lewat akun twitter atau X nya @fannysoegi jam 10:21 WIB.

Pelantun lagu viral berjudul Asmalibrasi ini memposting poster bertulis "Halo, saya Fanny Soegiarto, Saya ingin berbagi bahwa saya telah mengambil langkah keputusan untuk mengundurkan diri dari grup band Soegi Bornean. Keputusan ini tidak diambil secara gegabah, melainkan setelah pertimbangan yang matang. Saya mengucapkan terima kasih atas semua moment luar biasa yang telah dilalui selama ini. Saya berharap yang terbaik bagi perjalanan mereka ke depan. Lebih lanjut mengenai alasan kaputusan ini, akan saya sampaikan di waktu yang tepat. Terima kasih atas pengertian dan dukungannya semua pihak. Doa baik"


Dalam kolom reply Fanny menambahkan "Untuk kedepannya, saya akan tetap berkarya dan membawa identitas saya dalam bermusik. Serta secara legal akan tetap membawakan lagu ciptaan saya dan Dimec Tirta F. : Saturnus, Pijaraya, Asmalibrasi, Haribaan, Raksa, Kala, Samsara dan Aguna".

Seperti disampaikan belum jelas alasan Fanny mengundurkan diri dan belum ada tanggapan dari personil lain grup band Soegi Bornean. 

Sebagai informasi, Soegi Bornean adalah grup musik indie pop yang berbasis di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Grup ini terbentuk pada April 2019, beranggotakan Fanny Soegiarto (vokal), Aditya Ilyas (gitar), dan Bagas Prasetyo (gitar).

Mereka telah merilis album mini (EP) berjudul Atma pada 2020. Salah satu single mereka berjudul "Asmalibrasi" menempati posisi kedua di Spotify Weekly Top Songs Indonesia pada tanggal 7 Oktober 2022. Nama Soegi diambil dalam kata bahasa Jawa yakni 'sugih' yang berarti kaya. Sementara itu, Bornean berarti Kalimantan, yang merupakan kampung halaman sang vokalis, Fanny Soegiarto.


Anggota grup Band Indie Soegi Bornean 
Fanny Soegiarto – vokal (2019–sekarang)
Aditya Ilyas – gitar (2019–sekarang)
Bagas Prasetyo – gitar (2021–sekarang)
Damar Komar – gitar (2019–2021)


Diskografi

Single
Saturnus (2019)
Raksa (2020)
Semenjana (2021)
Samsara (2021)
Aguna (2023)

Album mini (EP)
Atma (2020)


Doa terbaik untuk kak Fanny, terus semangat dalam bermusik kami tunggu karya-karya selanjutnya untuk mewarnai blantika musik Indonesia.




Penulis
Nandar

Comika

Politika

Gen Z