Comedy, Indie and Creativity: Musik
Tampilkan postingan dengan label Musik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Musik. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 April 2025

Setelah Legowo, Firstrate Ungkapkan Perasaan Berserah Diri di Single Kedua "Give In"

 


Loetju.idSurabaya, 10 Januari 2025 - Setelah merilis single “Springtime” pada 2024 lalu, unit Alt-punk Surabaya, Firstrate akhirnya merilis single kedua yang berjudul “Give In” pada 10 Januari 2025 di Bandcamp Haum Entertainment. Single ini merupakan track ke-2 dari LP yang akan dirilis Firstrate mendatang yaitu ”Give In/Face It”. Single ini berdasarkan sebuah karakter fiktif berumur 22-27an yang diciptakan untuk LP Passage of Time dari Firstrate mendatang. Bagus adalah seseorang yang optimis dan penyemangat. Sisi negatifnya, dia adalah orang yang suka memendam perasaan dan bimbang. Dapat dikatakan dia adalah karakter yang memiliki sifat ambivert. Hal tersebut direfleksikan pada kehidupan sehari-harinya yang terkadang menurutnya baik atau buruk.

“Bagus adalah karakter yang muncul setelah kami menulis lirik lalu mengkompilasi lirik tersebut. Ternyata bisa dirangkai dalam sebuah kisah dengan tokoh Bagus,” kuak Sholehuddin

“LP yang akan berjudul Passage of Time ini kami dimaksudkan untuk menjadi cara hidup dan refleksi pada cermin itu sendiri. Melalui semua itu, Kami mencoba untuk mengisi semua pengalaman diri kami ke dalam lagu, membuatnya semuanya dapat dipahami satu sama lain. Setiap kegembiraan, kesedihan, dan rasa syukur dapat ditemukan di LP ini. Tidak peduli apa yang akan Kami lakukan, selalu ada cara untuk menjadi lebih baik,” tambah Sholehuddin

Di lagu “Give In”, dikisahkan bahwa banyak momen yang sudah dilewati oleh si Bagus, namun masih nihil dan tidak seperti apa yang diharapkan. Walaupun begitu, Bagus merefleksikan dirinya sendiri, apakah dia harus merelakan apa yang sudah berjalan atau terjebak dalam perangkapnya sendiri. Bagus pun memberikan bold statement “Aku harus bergerak, jika tidak aku pun akan terperangkap dalam labirin”.

Lagu “Give In” pula merupakan track pengingat bagi para anggota Firstrate untuk perilisan album mendatang. Dengan urutan yaitu setelah single “Springtime” yang dihitung sebagai demo, dan “Give In”, kemudian akan muncul single ke 3 sebelum menuju album penuh mereka.

Produksi single “Give In” juga bebarengan dengan lagu lainnya yang dimulai sejak bulan November sampai  Desember 2023 yang direkam di Self Recs Studio dengan  Engineer, Mixing, Mastering single ini oleh Alwan Hilal Album Passage of Time sendiri sudah selesai sejak 2024 dan sekarang menjalani proses pasca produksi.

Single “Give In” sudah bisa dibeli dan distream di Bandcamp Haum Entertainment sejak 10 Januari 2025 dan akan rilis di semua DSP dalam waktu dekat di 2025 ini.

ABOUT FIRSTRATE: 

Firstrate adalah sebuah band yang dinisiasi oleh Sholehuddin (Voorstad) dan Gemilang (Raousse) sejak April 2023. Dalam perjalanannya, band ini kemudian berkembang menjadi formasi beranggotakan Sholehuddin (Vocal), Gemilang (Guitar dan Vokal), Alwan (Drum), Asa (Bass), dan Lambang Akbar (Guitar). Firstrate adalah wujud gairah para inisiatornya untuk bermain rock alternatif dengan campuran heartland rock dari Menzingers dan Gaslight Anthem, britpop ala Stone Roses dan Oasis, hingga post-hardcore klasik maupun revival ala Moving Targets, Husker Du dan Militaire Gun. Kini single ke-2 mereka yang berjudul “Give In” siap menjadi pembuka 2025 Firsrate untuk khalayak ramai.


-alfan-

“Angkara” Pelengkap Trilogy Single Indahnya Pohon Cemara Menuju Debut EP

 


Loetju.id - Indahnya Pohon Cemara yang lebih akrab dikenal dengan sebutan IPC kembali merilis single keempat nya “Angkara” salah satu lanjutan single trilogy di tahun 2023, gimana untuk menuju EP mini album IPC nantinya. Band yang digawangi oleh Eland (Vokal), Yax_Koleez (Gitar), Danial (Gitar), Yudhiz (Bass), Tiffano (Drum), Rizky_Otong (Trumpet), Fery (Trumpet), Willy (Trombone), Hery (Trombone), Harmawansyah (Tenor_Sax). Dan di Single “Angkara” ini masih mempertahankan gaya asli Indahnya Pohon Cemara, yang jelas membikin mereka semangat terus dalam menjalani bermusik di jalur Ska Core, serta tidak luput juga dibantu Mas Reza_Rezroll Studio selaku Sound Engineering music kami.
Single “Angkara“ adalah terinspirasi Peperangan di Gaza yang tak kunjung usai, dimana membawa dampak yang menyakitkan bagi seluruh Dunia. Penduduk Palestina dilanda kelaparan, sanak saudara telah tiada dan tidak punya tempat tinggal untuk berlindung.

Dibawah naungan Label Siderise Records. Single ini dirilis dan tersedia di kanal streaming digital tanggal 19 Januari 2025, di seluruh platform music digital world wide.

Harapannya semoga Single “Angkara” ini bisa diterima disemua kalangan penikmat musik, “Bersiaplah untuk terhanyut dalam nada dan lirik yang menggugah hati, dan jadilah saksi akan movement itu serta jangan lupa berbagi kegembiraan ini dengan orang-orang terdekatmu,“ pungkas Yax_Koleez dan Danial (Gitaris).

Selasa, 04 Maret 2025

Unit Emo asal Malang Reconcile Rilsi Single Drowned in Static Bercerita Tentang Jelajahi Perjalanan Emosional Dari Realita Yang Semu

 



Loetju.id - Malang, 7 Maret 2025 - Unit emo asal Malang, Reconcile yang kini digawangi oleh Dava (Vokal/ Gitar), Nabil (Lead Gitar), Zidane (Bass), dan Chelsey (Drum) kembali menunjukan kemampuannya dalam merangkai musik yang emosional dengan maxi single terbarunya “Drowned in Static”. Maxi single ini berisikan 2 lagu yang berjudul ”Numb” dan “Somewhere you can find” yang juga pembuka dari album yang akan dirilis dalam waktu dekat dan kini sedang menjalani masa produksi. Maxi single “Drowned in Static” juga penanda babak baru Reconcile bersama record label Haum Entertainment yang juga dari Malang.

Berbeda dengan EP Faint Reflection sebelumnya, Kedua single yang merupakan cikal bakal album ini mengangkat tema yang lebih universal. 

“Tema maxi single “Drowned in Static” kali ini adalah tentang bagaimana seseorang telah dibohongi oleh realita yang diberikan, sehingga membuat seseorang kehilangan arah dan jatuh jauh tenggelam dalam kehampaan. Lagu ini menggambarkan dengan jujur rasa sakit dan kehampaan yang dialami aku sendiri,” jelas Dava

Maxi single ini merupakan gambaran cerita awal kisah seseorang yang nantinya akan dilengkapi alur ceritanya seiring berjalannya proses pembuatan album. Rilisan ini diharapkan dapat menjadi teman bagi siapapun yang pernah merasakan kehampaan dan kekosongan yang diakibatkan oleh ketiadaan dari realita itu sendiri. Untuk tema album nanti, Reconcile terus  menjelajahi kedalaman emosi manusia, kali ini dengan fokus pada tema kebohongan yang dihadirkan oleh sebuah realitas semu. 

Produksi maxi single “Drowned in Static” sendiri dimulai pada 20 Desember 2024. Kedua lagu tersebut ditulis oleh Dava Hendra dan diproduksi oleh Reconcile, dengan komposisi yang digarap oleh Zidane Marvelo, Chelsey Agustine, Nabil Zuhdi, dan Dava Hendra. Proses rekaman dilakukan oleh Dava Hendra, sementara mixing dan mastering ditangani oleh Yudhistiro Lilo P di W8 Project Studio. Untuk aspek visual, artwork dibuat oleh Dava Hendra, dengan foto artwork hasil bidikan Ridho Enggar, serta sesi pemotretan band yang ditangani oleh Gavin Putra. 

Maxi single “Drowned in Static” akan hadir menemani momen-momen puasa dan ngabuburit para pendengar di semua digital streaming platform dan bandcamp Haum Entertainment pada 7 Maret 2025. (alfan)

Sabtu, 22 Februari 2025

Solois Bogor, Arom Dywarna Tuliskan Kerinduan Kepada Sang Kekasih di Single debut "Aksarindu"

 



Loetju.id - Arom Dywarna adalah moniker dari Agung Prabowo dari kota Bogor untuk proyek musik solo yang membawakan nuansa modern folk nya. Arom Dywarna memulai langkahnya dengan memproduksi lagu pada tanggal 7 Desember 2024 berjudul “Aksarindu”. Judul “Aksarindu” sendiri berasal dari gabungan dua kata yaitu aksara dan rindu yang berarti rindu yang tertulis dalam aksara. Lagu ini menceritakan sesuatu tentang kebimbangan pasangan ketika mereka diuji oleh jarak, dan lagu ini mengajak pasangan untuk saling bertahan kala diuji oleh jarak. Lagu ini berbicara kepada siapa saja yang mengalami hal serupa (LDR).

Proyek solo ini berawal dari sebuah impian lama untuk menciptakan sebuah lagu. Arom kemudian bertemu dengan salah satu anggota band One More Light yaitu Randa. Mereka pun sering bertukar pikiran tentang dunia musik hingga berlanjut ke sesi produksi. 

“Jadi semua berawal dari interaksi saya dengan Randa secara daring. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat sebuah karya lagu yang berjudul "Aksarindu" sebagai single pertama untuk awal karir di dunia industri musik. Saya memutuskan untuk mengusung genre folk, dan kemudian dibantu oleh beberapa anggota yaitu Randa dan Rezy One More Light sebagai produser di lagu ini, akhirnya lagu ini menjadi lagu folk dengan sentuhan modern,” ujar Arom

Arom mengaku bahwa dirinya mengusung genre American Folk, Pop, dan Rock. Perpaduan musik folk dan pop alternatifnya menawarkan pengalaman musik yang lebih analog dengan sentuhan pop yang easy untuk para pendengar musik.

Produksi “Aksarindu” dimulai sejak 7 Desember 2024 sampai selesai tanggal 7 Januari 2025. Durasi yang cukup singkat untuk sebuah single debut. Dalam fase produksi, Arom dibantu oleh Randa dari band sophistipop Malang, One More Light. 

“Awalnya saya kenal sama Randa aja, sering ngobrol juga sama Randa kalo saya tertarik sama lagu dia yang di One More Light. Lalu saya mulai dikenalin sama semua personil yang lain. Akhirnya saya mulai coba coba menulis lagu, terus di pra produksi kami sering ada sesi daring gitu. Nah, pas fase produksi saya baru memberanikan diri ke Malang untuk take vokal dan ketemu sama One More Light,” tutur Arom 

Produksi “Aksarindu” dikerjakan oleh Arom Dywarna dan Randa Kresna Putra Pangestu, dan Pradhita Wahyu Alfarezy dari One More Light sebagai komposer. Untuk lirik, ditulis dan dinyanyikan oleh Arom Dywarna. Randa Kresna Putra Pangestu turut menyumbangkan vokal latar dan permainan gitar akustik, sementara Pradhita Wahyu Alfarezy mengisi gitar utama. Benny K. Wijaya menambah nuansa dengan permainan keyboard-nya. 

Produksi lagu ini dipimpin oleh Pradhita Wahyu Alfarezy, Randa Kresna Putra Pangestu, dan Benny K. Wijaya selaku produser. Proses rekaman dilakukan di Rama Project Studio, dengan mixing dan mastering oleh Rama Satria Mahriadi. Cover artwork untuk lagu ini dikerjakan oleh Nindi Cahya Sahputra yang juga vokalis One More Light, sementara dokumentasi foto ditangani oleh Kuy Studio.

Single “Aksarindu” bisa didengarkan di seluruh DSP online pada 14 Februari 2025 bertepatan pada hari Valentine. -alfan-

Unit Emo Malang, Enitine Rilis Debut EP " Nightmare Blunt Rotation"

 



Loetju.id - Malang, 24 Januari 2025 - Band emo terbaru asal Malang, Enitine, resmi rilis EP debut mereka bertajuk nightmare blunt rotation. EP yang berisi empat lagu ini telah tersedia di berbagai platform streaming digital, seperti Spotify, Apple Music, Bandcamp, dan YouTube pada 7 Februari 2025.

Dibentuk pada awal tahun 2024, Enitine mulai menarik perhatian publik lewat single debut mereka, “Blunt Trauma,” yang dirilis pada April 2024. Lagu ini kini juga menjadi bagian dari EP nightmare blunt rotation yang merupakan sebuah throwback yang memadukan elemen emo klasik dengan sentuhan modern. Karakter suara gitar yang "twinkly" namun tetap penuh drive menjadi ciri khas dari Enitine. Melalui EP ini, Enitine ingin membawa pendengar ke dalam perjalanan emosional sembari memberikan interpretasi baru terhadap sound emo yang mereka usung. 

Enitine sendiri beranggotakan Kent/Caca (vokal dan gitar), Farhan (gitar), Rafi (bass) dan Jibril (drum). Mereka mengusung musik yang terinspirasi dengan sound-sound emo kekinian atau 5th wave emo dan mengaku sebagai band emo.

“Kami ingin membawa pendengar ke dalam perjalanan emosional yang intens sekaligus menawarkan perspektif baru terhadap musik emo,” ungkap Kent Hisham Athhar, vokalis sekaligus penulis lirik Enitine.

“Setiap lagu di EP ini adalah potret dari perjuangan batin yang banyak dari kita alami, terutama ketika dihadapkan pada pilihan-pilihan sulit dalam hidup,” tambah Kent
EP nightmare blunt rotation menggali tema besar tentang keraguan dalam berdamai atau melawan kesalahan masa lalu. Setiap lagu menyoroti pergulatan batin seseorang, baik dalam hubungan yang tidak sehat maupun kecanduan. Kent menjelaskan bahwa pengalaman pribadinya menjadi inspirasi utama dalam menulis lirik. EP nightmare blunt rotation berfokus pada tema besar keraguan antara berdamai atau melawan kesalahan-kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu. Setiap lagu dalam EP ini mengeksplorasi bagaimana seseorang bergulat dengan keputusan-keputusan yang ia buat, baik dalam memilih masuk ke hubungan yang tidak sehat maupun tenggelam dalam kebiasaan kecanduan.

Tema ini mencerminkan pengalaman pribadi vokalis sekaligus penulis lirik dalam EP ini. Menurutnya, dunia di sekitarnya seringkali dipenuhi dengan penyesalan dan keputusasaan, yang banyak di antaranya disebabkan oleh alasan yang tidak masuk akal atau kesalahan pribadi yang tidak bisa dikoreksi. Rasa bersalah dan refleksi mendalam ini membuat dirinya merasa mere human atau “hanya manusia biasa” terutama setelah merasa terasing dan tidak terhubung dengan dirinya sendiri saat mengalaminya juga.

Konten EP nightmare blunt trauma banyak berbicara mengenai kegelisahan seorang mantan pecandu menuju kehidupan yang bersih disertai keinginan untuk lepas dari kenangan hubungan toksik bersama mantan. Seperti pada dua track pembuka yang menggambarkan pergulatan spiritual untuk lepas dari narkoba pada lagu “Lake For Swans” dan lagu “Alice” yang terinspirasi dari vokalis band alternatif Amerika, Alice In Chains yang juga meninggal karena overdosis speedball pada 2002 dengan menuangkannya secara metaforis pada lagu ini. Dua lagu penutup menjadi fase pelepasan diri dari kenangan hubungan toksik dengan lagu “Blunt Trauma” yang terinspirasi dari film Jim Carrey Eternal Sunshine of The Spotless Mind yang mendambakan mesin penghapus kenangan. Kemudian ditutup oleh track “Me vs The Killing Comfort” yang menggambarkan keputusan destruktif untuk bertahan dalam hubungan toksik. 

“Ada banyak rasa bersalah dan refleksi mendalam di balik lagu-lagu ini,” tambah Kent. “Saat kita merasa terasing atau tidak terhubung dengan diri sendiri, itu adalah saat kita paling menyadari sifat manusiawi kita yang penuh kekurangan.”

Judul EP sendiri, nightmare blunt rotation, berasal dari istilah populer tentang pengalaman masa lalu melepas kegelisahan secara instan dengan menghisap sebuah blunt dalam situasi sosial yang canggung atau tidak nyaman. Enitine menggunakan istilah ini sebagai metafora untuk suasana dan cerita kontras yang hadir dalam lagu-lagu mereka.

Proses penulisan dan aransemen untuk nightmare blunt rotation selesai pada Agustus 2024. Rekaman dilakukan di Haum Studio dari September hingga Oktober 2024, dengan durasi rata-rata 5-6 jam per lagu. Mixing dan mastering diselesaikan oleh Axel Kevin dari Haum Studio hingga Januari 2025.

“Kami banyak terinspirasi dari band seperti Old Gray, Foxtails, Prawn, dan Mom Jeans,” kata bassist Muhammad Rafi Pratama.

“Kami juga menambahkan elemen-elemen unik dalam produksi, seperti reverb dan delay berlebih pada ‘Lake for Swans’ untuk menciptakan atmosfer yang mistis,” kuak Kent

EP nightmare blunt rotation adalah langkah pertama Enitine dalam memperkenalkan suara mereka kepada dunia. Kent mengungkapkan bahwa band ini tidak akan terjebak dalam satu genre atau gaya tertentu. 

“Kami ingin terus bereksperimen dan mengeksplorasi berbagai elemen musik dalam karya-karya mendatang,” tutup Kent.

Dengar EP nightmare blunt rotation di semua platform streaming pada 7 Februari 2025. 


-alfan-

Vouga Ready to Captivate Global Music Listeners with First Single “Drifting Away”

 


Loetju.id - What do you get from a former funk rock frontman, who later studied jazz vocals, and became a huge Prince fan? Introducing: vouga , the musical project of Samuel Vouga, a Swiss singer, songwriter, and producer who has spent most of his life moving around the world.

vouga recently released their debut single, “Drifting Away,” which is heavy on synth-pop/rock vibes with touches of modern French electronic music — think of a Kitsuné record label release from the 80s.

“Now I just make music that I want to hear, and it turns out that it involves a lot of synths . My love of synths came from listening to a lot of Prince,” vouga explains. “Of course, I’m also influenced by what’s going on around me and because of that, I got into dance and electronic music which also had a big impact on the music I make.”

The initial idea for the song “Drifting Away” came in late 2020, when the pandemic hit the world. Vouga explained that the song was created naturally and spontaneously, without worrying about the end result. Thus, the musical arrangement could truly reflect what was inside him at that time.

Meanwhile, in the context of the lyrics, the song contains metaphors to describe the feelings of helplessness and aimlessness that vouga personally experienced. As stated in the refrain : " Drifting away on an empty shell / This is the story that we never tell / Drifting away cause it hurts like hell ."

vouga himself could be considered a one-man band , at least in the studio. He writes and develops all of his own songs, something he admits he needs to do to keep himself sane.

If all goes well, vouga will perform more often and release more songs. He said: “I have a lot of songs. I feel like it’s my duty to release them and take care of them so they can reach the people who need them.”

“It may be a high-risk thing to try, but the only way to know the outcome is to do it!” Vouga continued enthusiastically.

Bio vouga
Swiss-born singer, songwriter and producer Samuel Vouga aka vouga creates songs that fuse alternative and synth-pop with a French sensibility and contemporary style. He has collaborated with French producer Marcello Giulliani and lent his vocals to Shakedown’s “Love Game” released by Kitsuné. vouga was signed to MJM Publishing (Naughty Words) after London-based producer Mojam discovered his work. Starting with his debut single “Drifting Away” released in November 2024, vouga is now ready to captivate listeners worldwide as a solo artist with his timeless melodies and mouth-watering production.


Sabtu, 18 Januari 2025

Duta Duet Dengan Aishameglio Bawakan Single Terbaru Sheila On 7 Berjudul "Memori Baik"



Loetju.idYogyakarta – Pada hari Senin (13/1/2025) tepat pada pukul 17.00 WIB, grup musik asal kota Yogyakarta yaitu Sheila On 7, secara resmi merilis Video Klip single terbaru yang berjudul "Memori Baik". 

Video Klip yang telah dirilis di Youtube Sheila On 7 TV ini menggandeng sejumlah bintang terkenal seperti Bintang Emon, Rachel Amanda, dan Agnes Naomi yang juga turut berperan dalam video klip dari band Sejuta Copy pada era tahun 2000-an tersebut.

Video klip "Memori Baik" sendiri menggambarkan situasi di awal video, di mana Bintang Emon terlihat berlatih untuk melamar kekasihnya di depan Rachel Amanda, sahabat masa kecilnya. Secara mengejutkan, Rachel ternyata menyimpan perasaan kepada Bintang Emon. Video klip ini melukiskan kenangan-kenangan indah antara kedua karakter tersebut, yang semakin menguatkan pesan emosional dari lagu "Memori Baik."

Lagu yang diciptakan oleh Eros Candra ini mengguncang industri musik Indonesia setelah sekian lama Sheila On 7 tidak merilis lagu baru. Terakhir, Sheila On 7 merilis single baru berjudul "Film Favorit" pada tahun 2018 yang juga ditulis oleh Eros Candra. Hampir enam tahun lamanya, Sheila On 7 tidak merilis lagu baru.

Dalam kesempatan terpisah, Eross Candra juga mengungkapkan alasan mengajak Aishameglio dalam lagu ini.

“Alasan lagu ini kembali muncul dan didengar oleh orang lain, karena Aisha telah sering tampil mendampingi Sheila On 7 sebagai Backing Vocal,” Jelas Eross.

“Dari situ saya berpikir, ‘Oh ya, saya punya lagu yang memang konsepnya featuring seperti ini.’ Lalu terwujudlah apa yang kita dengar saat ini,” lanjut Eross.

Dengan peluncuran lagu "Memori Baik" ini, kerinduan dan hasrat para pendukung Sheila Gank, sebutan untuk penggemar Sheila On 7, tentu terobati setelah menanti selama enam tahun. Salah satu penggemar musik Sheila On 7 di Lincoln College University Malaysia yaitu Prima Trisna Aji, juga mengungkapkan perasaan serupa.

Prima, seorang Dosen Spesialis Medikal Bedah dari Solo yang juga mahasiswa S3 di Lincoln College University Malaysia sangat mengapresiasi Duta dan kawan-kawan yang telah meluncurkan Video Clip lagu baru berjudul "Memori Baik."

"Wah, saya sangat apresiate terhadap peluncuran lagu baru Sheila On 7 berjudul 'Memori Baik', tersebut, karena sudah hampir enam tahun mereka tidak merilis lagu baru dan tentu ini akan mengobati kerinduan para penggemar Sheila On 7," kata Prima.

Prima juga sangat memuji Video Clip Memori Baik yang sudah rilis di youtube Sheila On 7 TV, Prima menyampaikan bahwa konsep Video Clip tersebut sangat berkelas, menyedihkan dan Misterius.

“Saya sudah melihat video clip Sheila On 7 Memori baik di Youtube, Konsepnya sangat luar biasa, berkelas, dalem ceritanya. Modelnya Rachel Amanda dulu pernah membintangi video clip Sebuah Kisah Klasik dari Sheila On 7 jadi sangat menghayati serta saya berpikiran bahwa ini cerita video clip kayaknya bakal ada lanjutan ceritanya kayak Trilogi”, Tutur Prima.

Selain itu Dia menambahkan bahwa penggemar Sheila On 7 tidak hanya terdapat di Indonesia tetapi juga di Malaysia, yang dapat dilihat dari antusiasnya penggemar di kampusnya, Lincoln College University Malaysia.

"Penggemar Sheila On 7 sangat banyak, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri, termasuk Malaysia. Di kampus saya, Lincoln College University Malaysia, sering terdengar lagu Sheila On 7 di bus kampus dan di tempat umum, dan mahasiswa di sana sangat menghargai serta merindukan Sheila On 7," tambah Prima.

"Jika kita melakukan penelitian terhadap seluruh populasi Indonesia dengan metode Total Sampling, mungkin hasilnya hampir 90% warga Indonesia mengenal Sheila On 7. Hal Ini menunjukkan bahwa band Sheila On 7 sangat terkenal di Indonesia," ungkap Prima.
Selain itu, Prima juga berharap dapat mengundang Sheila On 7 untuk konser di Lincoln College University Malaysia agar bisa memenuhi kerinduan para penggemar di sana.

"Saya ingin mengajak Sheila On 7 untuk dapat menggelar konser di Kampus Lincoln College University Malaysia supaya dapat mengobati kerinduan para pencinta musik di sana," ujarnya Prima.

Terakhir, Prima mengajak semua pendengar lagu baru Sheila On 7, 'Memori Baik', untuk menciptakan kenangan indah bersama keluarga tercinta, baik orang tua, pasangan, maupun anak-anak.

"Dengan hadirnya lagu baru Sheila On 7 berjudul 'Memori Baik', saya mengajak setiap pendengar untuk menikmati lagu itu sambil membangun kenangan-kenangan manis bersama orang tua, pasangan, dan anak-anak."

"Sangat disayangkan jika kita menghabiskan kenangan dengan masa lalu (mantan) ketika lagu baru muncul, karena masa depan adalah keluarga tercinta," tutup Prima kepada media.

Kamis, 02 Januari 2025

Kingkong Milkshake Rilis Single Terbaru "Elegi" yang Mengangkat Kisah Trauma dan Pemulihan Korban KDRT




Loetju.idMalang, 6 Desember 2024 - Band pop-punk asal Malang, Kingkong Milkshake, kembali hadir dengan single terbaru mereka berjudul “Elegi”. Mengangkat tema tentang trauma dan pemulihan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), lagu ini menjadi ruang refleksi bagi pendengar yang pernah mengalami atau memahami situasi serupa. Meskipun cerita yang disampaikan sangat personal, Elegi dikemas secara umum agar dapat dirasakan dan dipahami oleh banyak orang, terlepas dari latar belakang atau pengalaman pribadi mereka. 

Melalui lirik yang ditulis oleh Saddad, band ini berharap trauma-trauma manusia dapat diabadikan dalam karya seni tidak hanya untuk apresiasi belaka namun juga untuk mendorong kesadaran, sekaligus memberikan harapan akan pemulihan.

“Sebenarnya ⁠lagu ini aku angkat dari kisah nyata tapi bukan dari sumber teman dekat. Aku mencoba menginterpretasi peristiwa tersebut di kepalaku, lalu menuangkannya menjadi lirik. Harapanku, lagu ini dapat menjadi suara bagi mereka yang mungkin sulit menyampaikan apa yang mereka rasakan. Jadi, sekedar aku ambil dari sudut pandang pengamat yang melihat peristiwa ini dari jauh. Kemudian, aku interpretasi sendiri peristiwa ini di kepalaku, kemudian aku tulis menjadi lagu “Elegi”, tutur Saddad

Proses pembuatan “Elegi” berlangsung dalam waktu yang relatif cepat. Setelah dua kali pertemuan awal di bulan September 2024, band ini langsung masuk ke tahap workshop dan rehearsal hingga bulan Oktober. Rekaman dilakukan di studio Vamos Records di Malang, dengan bantuan produser sekaligus sound engineer, Yasa Wijaya. 

“Workshop lagu “Elegi” kami mulai dari awal bulan September 2024. Setelah dua kali meeting, kami langsung melanjutkan dengan membuat demonya dan rehearsal hingga bulan Oktober 2024 awal. Setelah rehearsal, di bulan Oktober pula kami rekaman lagu tersebut,” jelas Saddad

“Dalam produksi “Elegi”, prosesnya tidak banyak kendala, meski kami sempat mengalami kesulitan dalam menemukan notasi. Biasanya metode yang kami pakai adalah dengan modal lagu yang sudah direncanakan di dalam kepala, baru kami mulai workshop. Akan tetapi, untuk single ini kami coba mulai semuanya dari nol tanpa membawa ide sebelumnya. Itu pengalaman baru bagi kami,” tambah Saddad⁠

Elegi menjadi single penutup bagi Kingkong Milkshake di tahun 2024, yang rencananya akan melanjutkan proyek besar mereka dengan merilis album panjang kedua pada tahun 2025. Meskipun proses penggarapan yang cepat, Kingkong Milkshake tetap berusaha menghadirkan sebuah karya yang dapat menyuarakan keresahan-keresahan kehidupan modern secara komprehensif. 

“Melalui ‘Elegi’, kami ingin memberikan pesan bahwa kita semua bisa bangkit dari luka, apapun bentuknya,” tutup Saddad.

Dengan “Elegi”, Kingkong Milkshake berharap bisa terus memberikan pesan yang relevan dan menggugah, sekaligus tetap mempertahankan semangat musik pop-punk yang mereka usung. Single “Elegi” sudah bisa didengarkan di semua DSP mulai 6 Desember 2024. -Alfan-

Liar’s Wife Rilis Debut Single Checks and Calls


Loetju.idMalang, Desember 2024 - Liar’s Wife mencoba menelisik sisi gelap ketidakpastian cinta dengan cara yang indah sekaligus unik melalui single pertamanya yang berjudul Checks and Calls resmi dirilis pada Jumat, 13 Desember 2024, melalui label mandiri Wiarslife. 

Liar’s Wife sendiri berdiri sejak 2024 dan beranggotakan Savia Diva (Vocal), Ardiansyah Dwi (Gitar), Stephen Fernando (Gitar), Rizal Nandha (Bass), Thariq Hasnan (Drum). Nama band ini sendiri diambil dari sebuah judul novel thriller psikologis.

“Liar’s Wife berawal dari kami (Thariq, Jojo, Stephen) yang jenuh akan pekerjaan, lalu iseng untuk jamming, namun hanya main main saja. Lalu saya bertemu dengan Savia yang waktu itu kebetulan satu lingkungan kerja, dan kebetulan juga kami berdua menyukai Wolf Alice, tanpa pikir panjang langsung mengajaknya untuk bergabung. Kemudian saya mengajak teman lama saya, Rizal, untuk mengisi posisi bass. Fun factnya, sebetulnya saya sudah mengajak Rizal untuk membuat band lebih dari 5 tahun yang lalu, dan baru terwujud sekarang,” ungkap Thariq

Nama band Liar’s Wife pula diambil dari buku yang sering Savia baca. Yaitu “The Liar’s Wife” dari Kiersten Modglin.

“Nama band ini diambil dari sebuah judul buku berjudul ‘The Liar’s Wife’ sebuah novel psychological thriller karya Kiersten Modglin sebagai bentuk satire terhadap fenomena yang sering dijumpai tanpa mengurangi nilai dari laki-laki maupun perempuan,” ungkap Savia

“Selain itu, alasan kenapa dinamai Liar’s Wife ya karena pelafalan yang tidak terlalu sulit dan cukup mudah di ingat,” tambah Thariq

Pada dasarnya Liar’s Wife sendiri sangat fleksibel dengan genre dan tidak terpatok pada pakem genre yang linear. Dua band yang berpengaruh bagi mereka pun tidak ada kaitan musikal erat satu sama lain yaitu Tigers Jaw dan Wolf Alice. 

“Untuk influence kami sebetulnya sangat luas dan hampir berbeda tiap personil, dan kami memutuskan untuk mencari beberapa band yang kami semua menyukai secara sound dan aransemen nya, yaitu Wolf Alice, Beach Bunny, Momma, dan Adventures,” jelas Thariq
“Konsep Liar’s Wife sendiri berakar dari simplisitas melodi serta lirik yang ringan yang dipandu oleh resonansi vokal Savia yang lembut. Namun, untuk urusan genre, kami sendiri tidak ambil pusing untuk mengarahkan diri kami ke mana, yang penting ide dalam kepala kami tersampaikan secara layak,” ujar Rizal.

Single “Checks and Calls” bisa dikatakan merupakan gerbang pembuka bagi para fans untuk berkenalan dengan musik Liar’s Wife. Single yang bernuansa indie-rock ini berangkat dari luapan emosi dan kisah nyata seputar cinta dari salah satu personel. Masa-masa pendekatan adalah sebuah perjalanan bak roller coaster. Perasaan yang penuh kejutan tersebut menjadi jembatan yang mengantar pada inspirasi penulisan karya yang satu ini. 

“Elemen mengejutkan dari seseorang yang kita cintai terkadang dapat membuat kita seperti sedang melayang, namun tak jarang sikap yang tiba-tiba menjadi dingin dan membuat kita menunggu kabar orang tersebut adalah perasaan paling tidak nyaman,”jelas Savia 
Dalam single “Checks and Calls” Liar’s Wife menawarkan beat yang santai dengan tujuan untuk membawa pendengar untuk berdansa. Namun, di saat yang bersamaan, Liar’s Wife memakai pendekatan lirik yang melankolis, ditulis dengan paduan gaya literal dan metaforik yang menyeret pendengar pada perasaan yang asing namun dekat. 

Lagu ini diproduseri, dan di-mix di home studio yang mereka buat di sebuah kamar dengan harapan proses ini akan memunculkan idealisme, serta energi serba raw nan kreatif dalam waktu yang relatif singkat kurang dari 3 bulan. Semua elemen bunyi dan genre diharapkan melebur dari berbagai background musik tiap personel yang berbeda-beda. Walaupun sudah dimudahkan dengan home studio, namun Liar’s Wife masih mengalami kendala.

“⁠Saat rekaman masih kami temui kendala terutama waktu proses recording dan pasca produksi (mixing mastering) karena semua dilakukan sendiri, dan saya selaku engineer juga merupakan pengalaman pertama kali melakukan ini semua, tanpa latar belakang musik dan hanya berbekalkan saran dari teman-teman yang berpengalaman dan belajar otodidak. Pastinya, ini menjadi tantangan tersendiri. Kemudian, pada proses recording hanya terkendala mencari sound yang kami inginkan saja,” kuak Thariq

Dalam prosesnya, mereka juga penambahan efek audio yang khas pada bagian bridge demi memberikan pengalaman konsep audio yang berkesan. 

Single “Checks and Calls” sudah hadir di segala DSP sejak 13 Desember 2024 via label mandiri Wiarslife. 

-edited by alfan-

Rabu, 11 Desember 2024

Ungkap Keresahan Tentang Ketidakadilan Sosial Di Masyarakat, Holy City Rollers Kembali Dengan Single Terbaru 'The Society'



Loetju.id - Jakarta, 6 Desember 2024 - Holy City Rollers adalah grup musik Rock'n’Roll asal Jakarta yang terbentuk pada 2004. Terinspirasi dari musik era 60-an hingga 2000-an, mereka mengusung sound retro rock n’ roll dengan sentuhan Pop tahun 60-an. Lirik-lirik mereka sering mengangkat tema sosial dan menghadirkan pesan yang kuat tentang masalah perkotaan dan kebebasan diri.

Debut album mereka, *First Chapter of Allordia* (2008), sukses mencuri perhatian dengan lagu-lagu seperti “Hook Up” dan “Kingdom of Allordia”. Setelah itu, Holy City Rollers terus mengukir prestasi, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta tampil di berbagai festival musik. Setelah beberapa tahun hiatus, mereka kembali dengan energi baru. 

Single pertama di era baru, *Chivalry* (2019), membuka jalan menuju EP *Evolve* (2021), yang memuat lagu-lagu seperti “Blister” dan “Sunset”. Kini, di 2024, Holy City Rollers luncurkan single terbaru *“The Society”*, yang menjadi bagian dari album yang akan datang.

Lagu “The Society” mengungkapkan keresahan terhadap ketidakadilan sosial, di mana banyak orang menghalalkan segala cara demi keuntungan pribadi. Fenomena ini mencuat dalam berbagai aspek, mulai dari politik hingga media sosial, di mana norma dan kebenaran sering diputarbalikkan demi kepentingan pribadi. 

Lagu ini mengajak kita untuk menyadari kepalsuan tersebut dan berjuang untuk perubahan yang lebih adil.

"They said we should compromise, embolden words within the line.
It’s a blurry looking glass, but do you see what I can see?"
-Mesa Sinaga-


Kamis, 05 Desember 2024

Bernadya Menang AMI Awards, Ini Dia Lirik Lagu Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan




Loetju.id - Bernadya, musisi yang tengah naik daun tampaknya menutup tahun ini dengan pencapaian luar biasa. Selain lagu yang bergema dan manggung dimana-mana, ia berhasil meraih penghargaan perdana di AMI Awards. 

Artikel ini telah tayang di Suara.com dengan judul "Bernadya Raih 3 Piala AMI Awards 2024, Pidato Kemenangannya Bikin Haru Sekaligus Kocak", 

Bernadya yang naik ke panggung pun berterima kasih kepada Tuhan dan pihak-pihak yang telah memberikan dukungan kepadanya.

"Saya berterima kasih kepada Tuhan yang Maha Esa, terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih untuk semua manusia yang selalu percaya saya, bahkan di saat saya nggak percaya pada diri saya sendiri," ucap Bernadya di tengah pidato kemenangan, tangis Bernadya akhirnya tumpah. Namun sepenggal ucapan musisi 20 tahun sekejap membuat publik terkekeh.

"Aaa pengin nangis...," kata Bernadya yang sedikit mundur ke belakang sambil menyeka air mata. Ucapan Bernadya tersebut lantas mendapat tepuk tangan penonton.

Setelah menerima penghargaan, Bernadya yang diwawancarai awak media mengatakan, tangisnya tumpah lantaran terharu bisa ada di titik ini. 

"Cukup banyak hal yang aku alami dalam setahun ini. Aku ngerasa sangat.. Nggak tahu, pengalaman itu bikin aku ingat, aku nangis di panggung," imbuhnya. (sumber:suara.com)




Lirik Lagu Untungnya, Hidup Harus Tetap Berjalan

Persis setahun yang lalu
Ku dijauhkan dari yang tak ditakdirkan untukku
Yang kuingat saat itu
Yang kulakukan hanya menggerutu angkuh

Lebih percaya cara-caraku
Pilih ragukan rencana Sang Maha Penentu

Untungnya, bumi masih berputar
Untungnya, ku tak pilih menyerah
Untungnya, ku bisa rasa
Hal-hal baik yang datangnya belakangan

Ada waktu-waktu
Hal buruk datang berturut-turut
Semua yang tinggal, juga yang hilang
Seberapa pun absurdnya pasti ada makna

Untungnya, bumi masih berputar
Untungnya, ku tak pilih menyerah
Itu memang paling mudah
Untungnya, kupilih yang lebih susah

Untungnya, kupakai akal sehat
Untungnya, hidup terus berjalan
Untungnya, ku bisa rasa
Hal-hal baik yang datangnya belakangan

Untungnya, untungnya
Hidup harus tetap berjalan

A feeling of love and pride for the football club, Going Merry released the single "Reaching Dreams"




Loetju.idStarting from their love for the football club in their city, Sidoarjo, Going Merry released a new single specifically aimed at Deltras Sidoarjo at the end of 2024.

Going Merry, fronted by Hiro (Bass/Voc), Rizky (Guitar/Voc) and Daus (Drum/Percussion), this time released a new single entitled "Reaching Dreams".

Covered with the typical energetic and passionate touch of Going Merry, this song is intended as support and hope for the club that is proud of the people of Sidoarjo. It tells the story of the hopes of a football club supporter who wants to see and guide his proud club to achieve its highest achievements.

It is hoped that this song will be able to pump up the enthusiasm for the Sidoarjo Deltras team during each match in order to get the best results, and it is also hoped that the Sidoarjo Deltras players can synergize with their supporters as stated in the lyrics "Play with all your heart, let's achieve our dreams together".

This single was released December 3, 2024 with digital streaming on all digital music platforms under the Siderise Records label.

Comika

Politika

Gen Z