Comedy, Indie and Creativity: Selebrita
Tampilkan postingan dengan label Selebrita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Selebrita. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 November 2025

Costive Featuring Dandy Gilang Berkisah tentang Kehilangan dalam Single Terbaru “Gone, but Never Gone”

 



Loetju.id - Malang, 14 Oktober 2025 - Hampir memasuki penghujung 2025, unit emo Malang, Costive meluncurkan single terbarunya “Gone, But Never Gone”. Single ini adalah komposisi yang merangkum emosi yang tak terelakkan: kehilangan, dan kenangan. "Gone, But Never Gone" adalah sebuah karya yang merangkum pengalaman manusia dalam menanggapi sebuah perpisahan yang tak terelakkan.


Single “Gone, But Never Gone” diambil dari pengalaman salah satu anggota Costive tentang sebuah perjalanan hati penuh liku dan rasa rindu yang tak pernah benar-benar hilang. Dengan single ini, Costive ingin menyentuh sisi terdalam dari sebuah perpisahan yang hampir semua orang pernah lalui, serta mengeksplorasi suka duka dalam mengenang seseorang yang telah pergi, namun tetap hidup dalam ingatan dan jiwa.

Aldy dan Marcellino, vokalis dan gitaris serta penulis lirik, menjelaskan inspirasi di balik lagu ini.

“Lagu ini adalah potongan dari buku harian yang tersimpan di hati kami tentang sebuah perpisahan yang tak pernah benar-benar tuntas. Dia mungkin sudah pergi dari hidup kami, tetapi tidak pernah benar-benar hilang dari ingatan. Setiap nada dan lirik dalam 'Gone, but Never Gone' adalah usaha kami untuk mengikhlaskan keadaan bahwa perasaan rindu itu tak pernah pergi tapi kami tidak ingin memaksa mengusirnya. Kompleks memang. Hadirnya single “Gone, But Never Gone” agar perasaan kami bisa didengar dan dirasakan oleh semua orang,” tutur Aldy
 
Lewat “Gone, But Never Gone” pula, Aldy (Vocal), Poteh (Lead Guitar), Marcellino (Rhythm Guitar), dan Ivan (Drum) juga mencoba berkolaborasi bersama salah satu vokalis band di Kota Malang yaitu Dandy Gilang dari Unit band Write The Future dan Much yang juga rekan satu label mereka di Haum Entertainment.


“Saya sangat antusias bisa terlibat dalam proyek ini. Costive merupakan salah satu semangat muda skena musik kota Malang yang sedang on fire berproses kreatif. Mereka mengingatkan masa-masa awal saya di Write The Future dan berjalan bersama Haum. Tidak butuh waktu lama untuk membangun chemistry kami di studio untuk menangkap inti dari emosi lagu ini karena kami juga sedikit banyak mendengarkan musisi-musisi yang sama," ujar Dandy Gilang mengenai pengalaman kolaborasinya.


Single “Gone, But Never Gone” ditulis oleh Aldy dan Marcellino dan diproduseri oleh Costive sendiri dengan Nadzif dan Ivan di H4ze studio milik Marcellino, Untuk part drum, direkam di Virtuoso Music Studio Malang. Untuk mixing & mastering single ini, Yudhistiro Lilo P dari The Polar Bears membantu mereka di W8 Project Studio miliknya. Semua proses produksi tersebut dilakukan pada pertengahan September 2025. 

Costive akan merilis single “Gone, but never gone” pada 31 Oktober 2025 kembali di bawah naungan Haum Entertainment.-Costive, edited by Alfan-

Minggu, 02 November 2025

Stand-Up Comedy Soleh Solihun Separuh Baya Separuh Kaya

 




Stand-Up Comedy Soleh Solihun Separuh Baya Separuh Kaya

Detail Acara:
Tanggal 13 Desember 2025
Jam 13.00 WIB & 19.00 WIB
Tempat Graha Bhakti Budaya


Biografi Soleh Solihun Komika si Mulut Racun

Soleh Solihun (lahir 2 Juni 1979) adalah pemeran, penulis, sutradara, pelawak tunggal, dan presenter berkebangsaan Indonesia. Ia pernah menjadi jurnalis di Trax, Playboy Indonesia, dan Rolling Stone Indonesia. Karier komedinya berawal dari acara Stand Up Comedy Show pada tahun 2011. Pasca acara tersebut, Soleh membintangi beberapa film dan mendapat pengakuan luas pertamanya dalam film Hangout pada tahun 2016. Soleh menyutradarai sejumlah film, seperti Mau Jadi Apa? (2017), Reuni Z (2018), dan Star Syndrome (2023).

Kang Soleh merupakan alumni Universitas Padjajaran, mengabil jurusan S-1 Ilmu Komunikasi.

Soleh pernah menjadi reporter di majalah Trax pada tahun 2004 sampai 2005, editor di Playboy Indonesia pada tahun 2006 sampai 2008 dan Rolling Stone Indonesia pada 2008 hingga 2012. Salah satu tulisan Soleh di Playboy Indonesia mendapat penghargaan dari Anugerah Adiwarta Sampoerna pada tahun 2006 sebagai tulisan feature terbaik dalam kategori Seni dan Budaya.

Ketika terakhir kali bekerja di sebuah perusahaan majalah, ia dipecat karena dianggap melanggar peraturan perusahaan, yakni bekerja di dua perusahaan dalam waktu bersamaan. Soleh juga pernah bekerja sebagai penyiar di 91.6 Indika FM Jakarta selama empat tahun, dan akhirnya mengundurkan diri.

Sewaktu masih bekerja di Rolling Stone Indonesia, Soleh dipercaya sebagai pembawa acara di acara berjudul Release Party yang digelar setiap bulan setelah majalah tersebut terbit. Pada 2010, seorang produser dari Global Radio Jakarta meminta Soleh untuk melakukan stand-up di acara off-air mereka. Dari 20 menit waktu yang diminta produser, Soleh malah tampil selama 40 menit. 

Secara kebetulan, seorang temannya datang ke sana membawa sebuah handycam dan Soleh meminta sang teman untuk merekam penampilannya, dan mengunggahnya ke YouTube dengan judul Soleh Solihun on Standing yang terbagi menjadi 3 bagian di kanal bernama Faesal dakeek. Pada tahun 2011, ketika Metro TV ingin membuat program Stand Up Comedy Show, produser acara itu mengajak Soleh tampil setelah melihat videonya tersebut. 

Soleh adalah stand-up comedian pertama yang tampil di episode perdana dari acara tersebut. Dalam suatu kesempatan, Soleh ditawari untuk melawak tunggal di depan Joko Widodo sebelum beliau menjadi Gubernur Jakarta. Pada saat itu, Soleh melawak tentang lalu lintas Jakarta. Hanya beberapa orang yang tertawa, termasuk Joko Widodo dan Megawati Soekarnoputri.

Setelah dikenal sebagai pelawak tunggal, ia diajak oleh Fajar Nugros untuk tampil dalam satu adegan di film Refrain pada 2013.

Pada 31 Januari 2015, di Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Jakarta, Soleh mengadakan pertunjukkan tunggal pertamanya yang berjudul Majelis Tidak Alim.

Soleh mendapat pengakuan luas atas perannya dalam film Hangout arahan Raditya Dika pada tahun 2016. Pada tahun 2017, Soleh menyutradarai film pertamanya bersama Monty Tiwa dengan judul Mau Jadi Apa?. Film tersebut berkisah tentang kehidupannya semasa kuliah.

Pada tahun 2018, Soleh menjadi anggota dari kelompok geng motor selebritas The Prediksi yang didirikan oleh komedian Andre Taulany.



Penulis
Nandar

Jumat, 31 Oktober 2025

Ardit Erwanda, Komika dan Aktor yang Sedang Naik Tangga

 


Loetju.id - Netflix baru saja merilis film barunya berjudul Abadi Nan Jaya, berkisah tentang wabah Zombie yang melanda sebuah daerah bernama Wanirejo gara-gara sebotol jamu yang katanya berkhasiat sebagai obat awet muda.

Film ini disutradarai oleh Kimo Stamboel yang dikenal sebagai "Dokter Film Horor Indonesia" karena berhasil menyajikan genre horor dengan kualitas penyutradaraan yang apik. Beberapa karyanya yang fenomenal sebelum Abadi Nan Jaya diantaranya Ratu Ilmu Hitam, Ivanna, Jailangkung: Sandekala, Sewu Dino, dan Badarawuhi Di Desa Penari.

Di film Zombie Abadi nan Jaya ada pula komika yang turut serta yaitu Ardit Erwandha. Komika asal Samarinda ini memerankan karakter Polisi bernama Rahman yang mencuri perhatian karena aktingnya.

Penampilan apik Ardit Erwandha dalam film bukan kali ini saja, sebelumnya ada beberapa film juga yang sudah dibintanginya, berikut daftarnya: 

  1. Ngenest
  2. Trinity, The Nekad Traveler
  3. Stip & Pensil
  4. Sweet 20
  5. Insya Allah Sah
  6. Susah Sinyal
  7. Partikelir
  8. Love Reborn: Komik, Musik & Kisah Masa Lalu
  9. R: Raja, Ratu & Rahasia
  10. Gila Lu Ndro!
  11. Milly & Mamet: Ini Bukan Cinta & Rangga
  12. Trinity Traveler
  13. Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan
  14. Pelukis Hantu
  15. Gara-Gara Warisan
  16. Ghost Writer 2
  17. Star Syndrome
  18. Petualangan Sherina 2
  19. Agak Laen
  20. Badarawuhi di Desa Penari
  21. Kaka Boss
  22. Tinggal Meninggal


Punya nama lengkap Arditya Taqwa Erwandha, bapak satu anak ini lahir pada tanggal 9 Oktober 1991, selain dikenal sebagai komika (pelawak tunggal) dan pemeran bahkan sutradara.

Ardit merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Ardit memiliki dua orang adik perempuan bernama Alfifha Zhafira Erwandha dan Alzahra Zharifa Erwandha dan seorang adik laki-laki bernama Alditya Fakkar Erwandha, salah satu personil ZerosiX Park, yang menjadi finalis Rising Star Indonesia musim kedua.

Ardit merupakan salah satu finalis dari ajang Street Comedy Indonesia musim keempat pada tahun 2014. Ia mulai dikenal pada tahun yang sama ketika membawa komunitas Stand Up Indo Samarinda untuk tampil di Liga Komunitas Stand Up Kompas TV. Namun, ia harus tereliminasi di awal kompetisi.

Ia mengikuti tur melawak tunggal pertamanya yang bertajuk "Majelis Tidak Alim" bersama Ernest Prakasa. Ardit turut bergabung dengan komunitas Stand Up Indo Jakarta Barat.

Pada tahun 2016, Ardit berhasil lolos sebagai salah satu kontestan Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim keenam melalui audisi di Surabaya. Ia berhasil menembus babak grand final dan meraih posisi runner-up.

Pada 1 Oktober 2018, Ardit melangsungkan pertunangan dengan seorang reporter di salah satu stasiun televisi di Kalimantan Timur, Suci Asmarani Hasan. Berselang tiga bulan, tepatnya pada 19 Januari 2019, Ardit resmi menikah dengan Suci di Samarinda. Mereka dikarunai anak berjenis kelamin perempuan pada hari ulang tahun Ardit ke-28, yakni 9 Oktober 2019, yang diberi nama Seira Dzakiya Arshani.

Ardit tergabung dalam manajemen Hahaha Corp milik Ernest Prakasa jadi jangan heran kalau dalam banyak project film PH Imajinari Pictures Ardit sering ikut serta jadi pemerannya.

Saat ini juga aktif terlibat dalam Podcast Ampat bersama Adjis Doaibu, Arif Brata dan Ali.


Oke sobat Loetju itu tadi postingan kita kali ini tentang Ardit Erwanda, Komika dan Aktor yang Sedang Naik Tangga, semoga bermanfaat sampai jumpa.


Penulis
Nandar

Rabu, 29 Oktober 2025

Indra Dinda Releases “Selalu Ada, Meski Tiada” as a New Chapter Toward Their Debut Album

 



Loetju.idAfter releasing their first EP “Hari Merah Jambu” (March 7, 2023), followed by the single “Tanggal Biru” (February 14, 2024), Indra Dinda now returns with “Selalu Ada, Meski Tiada,” which marks the second single from their upcoming debut album project.

Breaking away from the “wedding band” character on the “Hari Merah Jambu” EP, Indra Dinda is now freer to explore both musically and thematically. “Selalu Ada, Meski Tiada” offers a light pop atmosphere, laid-back vocals, but also delivers a climactic moment: a saxophone solo weaving through the build-up to the final two choruses.

“Selalu Ada, Meski Tiada” was produced entirely at Indra Dinda’s home studio, featuring collaborations with fellow musicians: Cicilia Elsa (bass), Arga Immanuel (saxophone), Gea Eine (keyboards), Favian (guitar), Monic Manikam (guitar), and Reza Triadi (drums). All tracking, mixing, and mastering were handled by Indra.

Lyrically, “Selalu Ada, Meski Tiada” tells the story of two people who are “present for each other,” yet at the same time “unable to truly fulfill one another.” It’s a feeling many can relate to, and Indra Dinda hopes listeners will find themselves connecting deeply—and even “singing out” their own emotions through the song.

In terms of timeline, “Selalu Ada, Meski Tiada” follows “Tanggal Biru” as the project’s second single. Indra Dinda plans to release two more singles before unveiling their debut full-length album, which is slated for early 2026.

Rabu, 09 Juli 2025

One More Light, Rilis Single "412", Tentang Maaf Yang Tak Sempat Terucap dan Hasrat Mendalam Untuk Kembali Bersatu

 



Loetju.idUnit Sophisti Pop Kota Malang, One More Light akan merilis single ke-3 mereka yang berjudul "412" pada 15 Juli mendatang. One More Light adalah Nindi Cahya Sahputra (vokal), Pradhita Wahyu Alfarezy (gitar), dan Randa Kresna Putra Pangestu (gitar) yang terbentuk tanggal 1 Januari 2023. Di single ke-3 ini One More Light mengadaptasi pop ballad dan sedikit RnB untuk menghantarkan nuansa kesedihan pada lagu ini.

Lirik “412” dari One More Light merangkum penyesalan mendalam seseorang atas kepergiannya di masa lalu yang menyebabkan luka bagi orang yang dicintainya. Namun karena penyebab perpisahan tersebut dahulu karena keegoisan penulis dan menimbulkan rasa sakit bagi sang mantan, permintaan maaf itu segan untuk diungkapkan. Akhirnya One More Light memilih simbol angka 412 yang mewakili elemen-elemen personal di momen kepergian tersebut sebagai perwujudan permintaan maaf yang tak terucap.

"Makna angka 412 ini sebagai penulis lirik adalah sebagai angka pengingat untuk sebuah penyesalan, dan kehilangan seseorang yang dicintai. Untuk kita mau mengakui kesalahan kita di masa lalu yang tak sempat terucap." Kenapa angka 412, karena angka ini mengingatkan pada suatu hal yang spesial pada saat itu dan angka ini diharapkan menjadi simbol permintaan maaf yang tak pernah terucap," tutur Rezy sang gitaris
 
Proses produksi lagu “412” dari One More Light melibatkan kolaborasi erat antar personel band dan tim kreatif. Komposisi musik dikerjakan oleh Pradhita Wahyu Alfarezy (Rezy), Randa Kresna Putra Pangestu (Randa), dan Nindi Cahya Sahputra (Cahya), dengan lirik ditulis oleh Rezy. Dalam perekaman, Cahya mengisi vokal utama, sementara Rezy dan Randa turut berkontribusi pada gitar dan vokal. Sentuhan tambahan pada keyboard dan synth diisi oleh Benny K. Wijaya. Lagu ini diproduseri dan diarahkan secara musikal oleh Rezy, bersama Randa dan Cahya. Proses rekaman dilakukan di Rama Project Studio, dengan mixing dan mastering ditangani oleh Rama Satria Mahriadi. Untuk aspek visual, artwork dikerjakan oleh Cahya, dan sesi foto ditangani oleh KuyStudio.

Durasi yang dihabiskan untuk produksi “412” adalah selama sebulan dari 2 Februari - 2 Maret 2025. Kendala utama yaitu pada songwriting, di mana mereka ingin jujur memperlakukan lagu ini sebagai curhatan personal, namun mengingat lagu ini untuk didengarkan secara umum maka harus diperluas sudut pandangnya. One More Light juga harus mengubah pola produksi dengan mengurangi beberapa instrumen yang dimasukkan di lagu sebelumnya. Tak banyak pula waktu yang dicurahkan untuk produksi karena juga diselingi menyusun materi lagu lainnya dan promosi lagu-lagu sebelumnya. 

“Kendala dalam lagu ini, kendalanya kita ingin lagu ini tersampaikan secara lebih personal dan di mana kita harus mengurangi instrumen yang biasanya kami pakai dilagu-lagu sebelumnya. Waktu kami juga terbatas karena kami sibuk menyusun materi lagu kami dan promosi lagu-lagu kami sebelumnya,” tutur Rezy
One More Light juga merencanakan beberapa hal lagi setelah rilis “412”. Rencananya selain campaign dan promosi lagu ini, One More Light juga akan membuat live session.

“Rencana setelah rilis lagu ini, kami akan melakukan campaign dan promosi lagu ini. Kami juga akan membuat live session setelah agenda, campaign dan promosi selesai,”pungkas Rezy

Single “412” akan segera hadir di semua DSP pada 15 Juli. -alfan-

Tentang One More Light: 
One More Light yang dihuni Nindi Cahya Sahputra (vokal), Pradhita Wahyu Alfarezy (gitar), dan Randa Kresna Putra Pangestu (gitar) terbentuk tanggal 1 Januari 2023. Awal One More Light terbentuk karena saat akhir 2022 Rezy sedang stuck dengan project bandnya saat itu dan Cahya dan Randa juga sedang stuck dengan project musiknya. Karena sering kumpul di cafe Roemah AV milik Rezy dan sering bertukar pikiran ide musik dengan Randa dan Cahya, akhirnya mereka membuat band bersama. Alasan mereka bertiga dalam membentuk One More Light adalah ingin membuat band dengan genre yang belum pernah mereka buat di project musik mereka masing-masing sebelumnya. Mereka berharap One More Light Menjadi tempat eksplorasi dalam bermusik dan berkarya. One More Light merupakan Nindi Cahya (Vokal), Rezy Russel (Gitar). Mereka merilis single pertama yang berjudul “With You” pada 14 Desember 2023. Pada 6 September 2024, One More Light telah merilis single kedua berjudul “Calista”. Kini Pada 15 Juli akan merilis single ke 3 mereka yang berjudul "412" . Di single ke-3 ini One More Light Lebih mengadaptasi pop ballad dan sedikit RnB  untuk menghantarkan nuansa kesedihan pada lagu ini.


Selasa, 08 Juli 2025

Single Terbaru Dazzle A Void Within Ekspresi Kecemasan Yang Melelahkan Dalam Episode Manik

 



Loetju.idMalang, 4 Juli 2025 - Unit crossover/thrash metal asal Malang, Dazzle, resmi merilis single terbaru bertajuk “A Void Within” melalui kanal musik digital Bandcamp. Rilisan ini menandai kembalinya Dazzle setelah dua tahun sejak peluncuran maxi single “Magic and Mystery”. Selama durasi dua tahun tersebut, unit crossover/thrash metal Kota Malang ini tak berhenti bertransformasi, dan kini mereka tiba pada titik eksplorasinya di sudut transendental dalam diri manusia. Single ini pula diluncurkan tepat setelah kepulangan mereka dari Concrete Jungle Fest 2025 di Krung Thep Maha Nakhon (Bangkok), Thailand

Terinspirasi dari pengalaman personal dan permenungan eksistensial, “A Void Within” menyuguhkan raungan abstrak dari ruang hampa tanpa nama - sebuah cerminan kegelisahan batin dan kekacauan batiniah yang meledak-ledak menuju kekosongan. Lagu ini dibuka dengan dentuman drum dan bassline yang intens, membawa pendengar menyusuri lorong-lorong sempit sistem saraf, sebelum dihantam oleh power chord eksplosif. Ritme yang variatif, melodi gitar bernuansa 80-an, dan distorsi padat berpadu membentuk atmosfer solid yang manis sekaligus gahar.

Secara liris, “A Void Within” adalah narasi simbolik dan penuh paradoks yang setiap barisnya memuat analogi sederhana dalam mengekspresikan kecemasan yang melelahkan. Lagu ini secara tepat merangkum episode manik yang kerap menyergap, mewujudkan ketidakberdayaan dalam tangisan yang senyap. Lagu ini menjadi perwujudan keberanian untuk merangkul sunyi, bukan sekadar sebagai pelarian, tetapi sebagai penunjuk jalan.
Dengan pendekatan spiritualitas yang berbeda dari sebelumnya, alih-alih menawarkan solusi atau jalan keluar, mereka memilih menjadi rekan perjalanan - teman seperjalanan dalam proses pencarian diri yang penuh kabut, bising, dan sering kali menyakitkan. “A Void Within” bukan hanya lagu, tetapi pengalaman kolektif tentang kerapuhan, ketika menghadapi episode manik dan fase-fase ketika menjalani proses kreatif. Ternyata, episode manik tidak hanya terjadi ketika seseorang mempunyai bipolar namun juga ketika saat stress, mengalami gangguan tidur, atau dalam perubahan musim. Gangguan tidur dan stress juga sering terjadi ketika dalam proses kreatif. Dalam hal ini Syahidan sang penulis lirik juga berprofesi sebagai seorang desainer grafis lepas.

“Ini cuma suara jujur dari momen yang tidak stabil dan saya tulis ketika setelah mengalami episode manic, mendinginkan kepala dan mencoba meringkas apa yang terjadi. Waktu itu, pikiran dan emosi rasanya nggak bisa dikontrol - semuanya terlalu cepat, terlalu padat, terlalu ramai. Di satu sisi rasanya semangat banget, tapi di sisi lain juga gelap dan kosong banget. Lirik ini jadi cara saya untuk ngeluarin semua kekacauan yang menumpuk di kepala—tentang rasa kehilangan arah, ketakutan, dan rasa kechaos-an yang semua itu yang tidak terlihat dari luar bahkan bisa jadi terkadang tanpa saya sadari.,” tutur Syahidan sang bassist dan penulis lirik.

Dalam single ini, Dazzle menghadirkan kolaborasi spesial dari Galih Arlanosa yang menyumbangkan vokal tamu penuh kepedihan, serta Evan Ramadhani yang memperkaya lapisan emosi lewat petikan gitar melodi yang mencabik. Bersama formasi terkini—Agan Iksar (vokal), Eltria Raffi (gitar melodi), M. Charis Hidayat (gitar ritem), Syahidan Khafila (bass), dan M. Ardyan Firmansyah (drum)—Dazzle mempertegas komitmennya sebagai entitas musikal yang terus berevolusi, baik secara musikal maupun tematik. 

Proses produksi “A Void Within” melibatkan beberapa studio rekaman dan tenaga kreatif yang mumpuni.  Sesi drum direkam secara terpisah di Creatorix Studio pada 24 April 2025. Sementara seluruh instrumen gitar, bass, dan vokal  direkam di 202 Sonic Lab pada 30 April 2025. Untuk mencapai kualitas audio yang solid dan seimbang, tahap mixing dan mastering dipercayakan kepada Satrio Utomo dari Griffin Studio. Sementara itu, dimensi visual dari rilisan ini turut diperkuat melalui ilustrasi sampul karya seniman visual @I.wanna.puke, yang menghadirkan interpretasi visual yang selaras dengan atmosfer lagu.

Sebagai bagian dari perjalanan menuju album penuh yang tengah digarap, Hadir di semua DSP per tanggal 4 Juli 2025, single “A Void Within” menjadi pengantar untuk menyelami arah musikal dan tematik Dazzle ke depan. -Anang Porwoko, edited by Alfan Rahadi-


Tentang Dazzle: 
Dazzle adalah band asal Malang yang memainkan musik crossover hardcore atau thrash metal. Band ini terbentuk pada awal tahun 2021 dan telah merilis beberapa karya, termasuk EP "Vanity and Void" dan single "Revenge Is Mine" serta "Magic and Mystery". Dazzle dikenal dengan perpaduan elemen hardcore punk dan thrash metal, serta terinspirasi oleh band-band seperti Red Death, Iron Age, dan Metallica. Dazzle saat ini beranggotakan Agan Iksar (Lead Vocals), Eltria Raffi (Lead Guitars), M. Charis Hidayat (Rhythm Guitars), Syahidan Khafila (Bass Guitars), dan M. Ardyan Firmansyah (Drums). Kini setelah Tur Asia Tenggara pada 2023 dan Diundang di Concrete Jungle Fest 2025 di Thailand, Dazzle rilis single terbaru berjudul “A Void Within”

Sabtu, 17 Mei 2025

5 Sebab Film Animasi Jumbo Bisa Mendapatkan Penonton Jumbo

 


Loetju.id - Kabar gembira dari dunia perfilman tanah air terutama genre animasi, untuk kali pertama dalam sejarah Indonesia bahkan Asia Tenggara film animasi berjudul Jumbo mampu meraih jumlah penonton yang juga Jumbo. Hingga artikel ini ditulis pada tanggal 17 Mei 2025 film yang disutradarai oleh Standup Comedian Ryan Adriandhy telah meraih 9,6 juta penonton menjadi film nomor 2 paling laris sepanjang masa di bawah KKN di Desa Penari itupun termasuk angka re-release (angka original run KKN di Desa Penari sudah terlampaui pada jumlah 9.2 juta).

Jumlah penonton yang diraih Jumbo masuk kategori anomali karena baru pertama kali terjadi pada film animasi Indonesia sehingga nyaris semua kalangan masih turut serta menganalisis apa sebab fenomena ini.

Fun fact, bang Ryan dan Visinema selaku production House menghabiskan total 5 tahun produksi hingga akhirnya dirilis. Dalam sebuah kesemparan podcast bersama channel review film Cine Cribe bang Ryan berjanji Bikin Spesial Show Stand Up Comedy tidak live Jika Film Animasi Jumbo Tembus 2 Juta Penonton dan spesial show secara live jika film Jumbo besutannya tembus 4 juta penonton dan sudah terlewati beberapa waktu yang lalu.

Dan menurut kami berikut adalah 5 Sebab Film Animasi Jumbo Bisa Mendapatkan Penonton Jumbo:


1. Kualitas
Waktu 5 tahun menjadi sangat whorth it ketika melihat kualitas animasinya yang banyak penonton bilang mendekati kualitas Pixar Disney. Bagaimanapun kualitas sebuah film animasi sangat jadi penentu laku tidaknya di pasaran.


2. Cerita yang relate
Faktor cerita yang benar-benar bisa diterima semua umur dan kalangan juga jadi kunci sukses. Tidak hanya anak-anak yang dewasa juga bisa menikmatinya.


Baca juga:


3. Tayang di waktu yang tepat
Jumbo dirilis pada liburan lebaran di mana biasanya keluarga mencari film yang bisa dinikmati bersama orang tua dan anak-anak. Ditambah berkah banyak libur long weekend yang jadi pendongkrak, hal ini bisa dilihat dari grafik meningkatnya jumlah penonton pada hari libur panjang.


4. Viralitas
Era sosial media yang juga merambah ke anak-anak membuat sesuatu yang viral segera menyebar dengan cepat dan membuat orang penasaran. Hal ini dialami Jumbo dengan viralnya di media sosial orang-orang yang awalnya belum tahu jadi tahu dan ingin menonton ke bioskop.


5. Theme Song
Lagu-lagu dalam filmnya easy listening dan mudah diingat, kini juga viral dinyanyikan dalam banyak kesempatan serta dicover oleh banyak orang.


Oke sobar Loetju, demikian postingan kita kali ini tentang 5 Sebab Film Animasi Jumbo Bisa Mendapatkan Penonton Jumbo, semoga bermanfaat sampai jumpa.



Penulis
Nandar

Una Bunga Di Persimpangan Rasa, Lewat Single Terbaru “Tanya Hati”




Loetju.idUna Bunga kembali menyapa pendengarnya lewat single baru berjudul Tanya Hati. Kali ini, bukan tentang religi, tapi tentang perasaan yang sering kali kita alami diam-diam, bingung. 

Lagu ini bercerita soal momen bimbang ketika pikiran tentang mantan muncul, lalu kita bertanya-tanya… balikan nggak ya? Tapi kalau nggak balikan juga ternyata aku baik-baik aja, kok. 

Yang bikin lagu ini unik, aransemen musiknya terdengar ceria banget, tapi liriknya justru cukup galau. “Aku suka banget lagu-lagu yang kayak gitu, yang musiknya ngangkat tapi isi hatinya tuh dalam. Jadi kayak... ketawa tapi sambil mikir,” kata Una sambil ketawa kecil. Untuk promosi lagunya Una mempercayakan kepada Orbitenar Entertainment.

Menariknya lagi, Tanya Hati adalah lagu pertama Una yang direkam secara profesional di studio. “Pas pertama kali masuk studio, aku deg-degan banget. Tapi justru itu yang bikin pengalaman ini jadi berkesan.

Seru, rame, dan penuh cerita. Banyak masukan juga dari orang-orang terdekat yang bikin lagunya makin matang dan relate.” cerita Una Setelah merilis dua lagu religi, Tanya Hati jadi langkah awal Una menjelajah genre pop secara lebih terbuka. 

Rencananya? Masih ada beberapa lagu lagi yang siap menyusul. “Pelan-pelan aku lagi siapin EP juga, doain aja semoga semua prosesnya lancar dan lagunya bisa jadi teman buat siapa pun yang lagi mikir hal yang sama kayak aku di lagu ini,” tutup Una. 

Single “Tanya Hati” dari Una Bunga sudah bisa kalian akses di seluruh digital stream platform kesayangan kalian.



Kamis, 17 April 2025

Setelah Legowo, Firstrate Ungkapkan Perasaan Berserah Diri di Single Kedua "Give In"

 


Loetju.idSurabaya, 10 Januari 2025 - Setelah merilis single “Springtime” pada 2024 lalu, unit Alt-punk Surabaya, Firstrate akhirnya merilis single kedua yang berjudul “Give In” pada 10 Januari 2025 di Bandcamp Haum Entertainment. Single ini merupakan track ke-2 dari LP yang akan dirilis Firstrate mendatang yaitu ”Give In/Face It”. Single ini berdasarkan sebuah karakter fiktif berumur 22-27an yang diciptakan untuk LP Passage of Time dari Firstrate mendatang. Bagus adalah seseorang yang optimis dan penyemangat. Sisi negatifnya, dia adalah orang yang suka memendam perasaan dan bimbang. Dapat dikatakan dia adalah karakter yang memiliki sifat ambivert. Hal tersebut direfleksikan pada kehidupan sehari-harinya yang terkadang menurutnya baik atau buruk.

“Bagus adalah karakter yang muncul setelah kami menulis lirik lalu mengkompilasi lirik tersebut. Ternyata bisa dirangkai dalam sebuah kisah dengan tokoh Bagus,” kuak Sholehuddin

“LP yang akan berjudul Passage of Time ini kami dimaksudkan untuk menjadi cara hidup dan refleksi pada cermin itu sendiri. Melalui semua itu, Kami mencoba untuk mengisi semua pengalaman diri kami ke dalam lagu, membuatnya semuanya dapat dipahami satu sama lain. Setiap kegembiraan, kesedihan, dan rasa syukur dapat ditemukan di LP ini. Tidak peduli apa yang akan Kami lakukan, selalu ada cara untuk menjadi lebih baik,” tambah Sholehuddin

Di lagu “Give In”, dikisahkan bahwa banyak momen yang sudah dilewati oleh si Bagus, namun masih nihil dan tidak seperti apa yang diharapkan. Walaupun begitu, Bagus merefleksikan dirinya sendiri, apakah dia harus merelakan apa yang sudah berjalan atau terjebak dalam perangkapnya sendiri. Bagus pun memberikan bold statement “Aku harus bergerak, jika tidak aku pun akan terperangkap dalam labirin”.

Lagu “Give In” pula merupakan track pengingat bagi para anggota Firstrate untuk perilisan album mendatang. Dengan urutan yaitu setelah single “Springtime” yang dihitung sebagai demo, dan “Give In”, kemudian akan muncul single ke 3 sebelum menuju album penuh mereka.

Produksi single “Give In” juga bebarengan dengan lagu lainnya yang dimulai sejak bulan November sampai  Desember 2023 yang direkam di Self Recs Studio dengan  Engineer, Mixing, Mastering single ini oleh Alwan Hilal Album Passage of Time sendiri sudah selesai sejak 2024 dan sekarang menjalani proses pasca produksi.

Single “Give In” sudah bisa dibeli dan distream di Bandcamp Haum Entertainment sejak 10 Januari 2025 dan akan rilis di semua DSP dalam waktu dekat di 2025 ini.

ABOUT FIRSTRATE: 

Firstrate adalah sebuah band yang dinisiasi oleh Sholehuddin (Voorstad) dan Gemilang (Raousse) sejak April 2023. Dalam perjalanannya, band ini kemudian berkembang menjadi formasi beranggotakan Sholehuddin (Vocal), Gemilang (Guitar dan Vokal), Alwan (Drum), Asa (Bass), dan Lambang Akbar (Guitar). Firstrate adalah wujud gairah para inisiatornya untuk bermain rock alternatif dengan campuran heartland rock dari Menzingers dan Gaslight Anthem, britpop ala Stone Roses dan Oasis, hingga post-hardcore klasik maupun revival ala Moving Targets, Husker Du dan Militaire Gun. Kini single ke-2 mereka yang berjudul “Give In” siap menjadi pembuka 2025 Firsrate untuk khalayak ramai.


-alfan-

“Angkara” Pelengkap Trilogy Single Indahnya Pohon Cemara Menuju Debut EP

 


Loetju.id - Indahnya Pohon Cemara yang lebih akrab dikenal dengan sebutan IPC kembali merilis single keempat nya “Angkara” salah satu lanjutan single trilogy di tahun 2023, gimana untuk menuju EP mini album IPC nantinya. Band yang digawangi oleh Eland (Vokal), Yax_Koleez (Gitar), Danial (Gitar), Yudhiz (Bass), Tiffano (Drum), Rizky_Otong (Trumpet), Fery (Trumpet), Willy (Trombone), Hery (Trombone), Harmawansyah (Tenor_Sax). Dan di Single “Angkara” ini masih mempertahankan gaya asli Indahnya Pohon Cemara, yang jelas membikin mereka semangat terus dalam menjalani bermusik di jalur Ska Core, serta tidak luput juga dibantu Mas Reza_Rezroll Studio selaku Sound Engineering music kami.
Single “Angkara“ adalah terinspirasi Peperangan di Gaza yang tak kunjung usai, dimana membawa dampak yang menyakitkan bagi seluruh Dunia. Penduduk Palestina dilanda kelaparan, sanak saudara telah tiada dan tidak punya tempat tinggal untuk berlindung.

Dibawah naungan Label Siderise Records. Single ini dirilis dan tersedia di kanal streaming digital tanggal 19 Januari 2025, di seluruh platform music digital world wide.

Harapannya semoga Single “Angkara” ini bisa diterima disemua kalangan penikmat musik, “Bersiaplah untuk terhanyut dalam nada dan lirik yang menggugah hati, dan jadilah saksi akan movement itu serta jangan lupa berbagi kegembiraan ini dengan orang-orang terdekatmu,“ pungkas Yax_Koleez dan Danial (Gitaris).

Selasa, 04 Maret 2025

Unit Emo asal Malang Reconcile Rilsi Single Drowned in Static Bercerita Tentang Jelajahi Perjalanan Emosional Dari Realita Yang Semu

 



Loetju.id - Malang, 7 Maret 2025 - Unit emo asal Malang, Reconcile yang kini digawangi oleh Dava (Vokal/ Gitar), Nabil (Lead Gitar), Zidane (Bass), dan Chelsey (Drum) kembali menunjukan kemampuannya dalam merangkai musik yang emosional dengan maxi single terbarunya “Drowned in Static”. Maxi single ini berisikan 2 lagu yang berjudul ”Numb” dan “Somewhere you can find” yang juga pembuka dari album yang akan dirilis dalam waktu dekat dan kini sedang menjalani masa produksi. Maxi single “Drowned in Static” juga penanda babak baru Reconcile bersama record label Haum Entertainment yang juga dari Malang.

Berbeda dengan EP Faint Reflection sebelumnya, Kedua single yang merupakan cikal bakal album ini mengangkat tema yang lebih universal. 

“Tema maxi single “Drowned in Static” kali ini adalah tentang bagaimana seseorang telah dibohongi oleh realita yang diberikan, sehingga membuat seseorang kehilangan arah dan jatuh jauh tenggelam dalam kehampaan. Lagu ini menggambarkan dengan jujur rasa sakit dan kehampaan yang dialami aku sendiri,” jelas Dava

Maxi single ini merupakan gambaran cerita awal kisah seseorang yang nantinya akan dilengkapi alur ceritanya seiring berjalannya proses pembuatan album. Rilisan ini diharapkan dapat menjadi teman bagi siapapun yang pernah merasakan kehampaan dan kekosongan yang diakibatkan oleh ketiadaan dari realita itu sendiri. Untuk tema album nanti, Reconcile terus  menjelajahi kedalaman emosi manusia, kali ini dengan fokus pada tema kebohongan yang dihadirkan oleh sebuah realitas semu. 

Produksi maxi single “Drowned in Static” sendiri dimulai pada 20 Desember 2024. Kedua lagu tersebut ditulis oleh Dava Hendra dan diproduksi oleh Reconcile, dengan komposisi yang digarap oleh Zidane Marvelo, Chelsey Agustine, Nabil Zuhdi, dan Dava Hendra. Proses rekaman dilakukan oleh Dava Hendra, sementara mixing dan mastering ditangani oleh Yudhistiro Lilo P di W8 Project Studio. Untuk aspek visual, artwork dibuat oleh Dava Hendra, dengan foto artwork hasil bidikan Ridho Enggar, serta sesi pemotretan band yang ditangani oleh Gavin Putra. 

Maxi single “Drowned in Static” akan hadir menemani momen-momen puasa dan ngabuburit para pendengar di semua digital streaming platform dan bandcamp Haum Entertainment pada 7 Maret 2025. (alfan)

Sabtu, 22 Februari 2025

Solois Bogor, Arom Dywarna Tuliskan Kerinduan Kepada Sang Kekasih di Single debut "Aksarindu"

 



Loetju.id - Arom Dywarna adalah moniker dari Agung Prabowo dari kota Bogor untuk proyek musik solo yang membawakan nuansa modern folk nya. Arom Dywarna memulai langkahnya dengan memproduksi lagu pada tanggal 7 Desember 2024 berjudul “Aksarindu”. Judul “Aksarindu” sendiri berasal dari gabungan dua kata yaitu aksara dan rindu yang berarti rindu yang tertulis dalam aksara. Lagu ini menceritakan sesuatu tentang kebimbangan pasangan ketika mereka diuji oleh jarak, dan lagu ini mengajak pasangan untuk saling bertahan kala diuji oleh jarak. Lagu ini berbicara kepada siapa saja yang mengalami hal serupa (LDR).

Proyek solo ini berawal dari sebuah impian lama untuk menciptakan sebuah lagu. Arom kemudian bertemu dengan salah satu anggota band One More Light yaitu Randa. Mereka pun sering bertukar pikiran tentang dunia musik hingga berlanjut ke sesi produksi. 

“Jadi semua berawal dari interaksi saya dengan Randa secara daring. Akhirnya saya memutuskan untuk membuat sebuah karya lagu yang berjudul "Aksarindu" sebagai single pertama untuk awal karir di dunia industri musik. Saya memutuskan untuk mengusung genre folk, dan kemudian dibantu oleh beberapa anggota yaitu Randa dan Rezy One More Light sebagai produser di lagu ini, akhirnya lagu ini menjadi lagu folk dengan sentuhan modern,” ujar Arom

Arom mengaku bahwa dirinya mengusung genre American Folk, Pop, dan Rock. Perpaduan musik folk dan pop alternatifnya menawarkan pengalaman musik yang lebih analog dengan sentuhan pop yang easy untuk para pendengar musik.

Produksi “Aksarindu” dimulai sejak 7 Desember 2024 sampai selesai tanggal 7 Januari 2025. Durasi yang cukup singkat untuk sebuah single debut. Dalam fase produksi, Arom dibantu oleh Randa dari band sophistipop Malang, One More Light. 

“Awalnya saya kenal sama Randa aja, sering ngobrol juga sama Randa kalo saya tertarik sama lagu dia yang di One More Light. Lalu saya mulai dikenalin sama semua personil yang lain. Akhirnya saya mulai coba coba menulis lagu, terus di pra produksi kami sering ada sesi daring gitu. Nah, pas fase produksi saya baru memberanikan diri ke Malang untuk take vokal dan ketemu sama One More Light,” tutur Arom 

Produksi “Aksarindu” dikerjakan oleh Arom Dywarna dan Randa Kresna Putra Pangestu, dan Pradhita Wahyu Alfarezy dari One More Light sebagai komposer. Untuk lirik, ditulis dan dinyanyikan oleh Arom Dywarna. Randa Kresna Putra Pangestu turut menyumbangkan vokal latar dan permainan gitar akustik, sementara Pradhita Wahyu Alfarezy mengisi gitar utama. Benny K. Wijaya menambah nuansa dengan permainan keyboard-nya. 

Produksi lagu ini dipimpin oleh Pradhita Wahyu Alfarezy, Randa Kresna Putra Pangestu, dan Benny K. Wijaya selaku produser. Proses rekaman dilakukan di Rama Project Studio, dengan mixing dan mastering oleh Rama Satria Mahriadi. Cover artwork untuk lagu ini dikerjakan oleh Nindi Cahya Sahputra yang juga vokalis One More Light, sementara dokumentasi foto ditangani oleh Kuy Studio.

Single “Aksarindu” bisa didengarkan di seluruh DSP online pada 14 Februari 2025 bertepatan pada hari Valentine. -alfan-

Comika

Politika

Gen Z