Comedy, Indie and Creativity: Indie
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indie. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 September 2024

Transisi Mahasiswa Menjadi Kelas Pekerja Pada Mini Album “Normatif II: Kejar Dunia”




Loetju.idJakarta, 27 September 2024, Duo alternative rock kakak beradik asal Jakarta, Normatif, yang beranggotakan Adri Fachrisyah Maulana (Gitaris) dan Ahmad Faisal Maulana (Vokalis) telah merilis mini album baru “Normatif II: Kejar Dunia”. Berisikan lima lagu dengan dua lagu yang telah dirilis sebelumnya, “Kelas Pekerja” dan “Alarm Berbunyi”, ditambah tiga
lagu baru “Menyembah Dunia”, “Ijazah di Lemari Berdebu” dan “Diantara Reruntuh”.

Melalui lima lagu tersebut Normatif bercerita mengenai fase kehidupan mereka selama
beberapa bulan terakhir, mulai dari tahun terakhir kuliah sampai menjadi sarjana yang meniti
karir sebagai kelas pekerja di korporat. Mini album ini sudah dapat didengarkan di semua
layanan musik digital.

Dalam menceritakan berbagai fase kehidupan pada era transformasi sebagai mahasiswa
kemudian menjadi kelas pekerja, Adri Fachrisyah Maulana selaku penulis lirik dari kelima
lagu di EP ini konsisten menunjukan keterangan waktu pada kalimat pertama di setiap lagu
untuk mempertegas transformasi fase kehidupan. Fase kehidupan yang dimaksud
diantaranya adalah dua tahun sebelum menjadi sarjana pada lagu berjudul “Kelas
Pekerja”, semester terakhir sebelum menjadi sarjana pada lagu berjudul “Alarm
Berbunyi”, hari setelah menjadi sarjana pada lagu berjudul “Ijazah Di Lemari Berdebu”
dan “Menyembah Dunia”, serta hari ketika menjadi kelas pekerja pada lagu berjudul “Di
Antara Reruntuh”. Selain itu, dalam menyampaikan kehidupan di fase tersebut, Adri
Fachrisyah Maulana menggunakan diksi sehari-hari dengan cukup lugas dan sudut pandang
orang pertama yang bertujuan untuk penyampaian pesan yang lebih personal dan
bernuansa curhatan buku diary.

“Ijazah Di Lemari Berdebu” yang merupakan lagu nomor 2 di EP “Normatif II: Kejar Dunia”
merupakan lagu yang dipilih sebagai lagu andalan untuk rilisan kali ini. Alasan utama
mengapa lagu dikarenakan pada pertengahan tahun 2024 Adri Fachrisyah Maulana dan
Ahmad Faisal Maulana meraih gelar sarjana dan lagu tersebut merupakan lagu yang
menggambarkan fase kehidupan mereka di saat ini. lagu “Ijazah Di Lemari Berdebu”

bercerita tentang fresh graduate yang kesusahan dalam mendapatkan pekerjaan
dikarenakan selama masa kuliahnya terlalu fokus mengejar mimpi di luar bidang akademis
yang tak kunjung tercapai. lagu tersebut memiliki nafas Pop-Rock yang dibumbui riff gitar
distorsi klasik dan sedikit sentuhan nada-nada pentatonik mayor seperti lagu pembukaan
film kartun Jepang. Permainan gitar dan pola drum yang cenderung sederhana pada lagu
tersebut memberikan ruang yang cukup luas bagi Ahmad Faisal Maulana dalam
mengeksplorasi gaya bernyanyi serta penyampaian lirik yang maksimal pada verse di lagu
tersebut.

Untuk merayakan perilisan mini album ini, Normatif akan menyelenggarakan showcase
khusus pada akhir oktober ini, dimana semua lagu pada mini album akan dimainkan secara
utuh, disusul dengan perilisan mini album fisik dalam format CD. Normatif pun akan
menyajikan mini album secara visual melalui perilisan video lirik untuk lagu “Alarm
Berbunyi”, “Ijazah di Lemari Berdebu”, dan “Menyembah Dunia”.

Sabiella Maris Kembali dengan “Super Mini Showcase Sabiella Maris” Setelah Hiatus




Loetju.idMalang, [29/09/2024] - Setelah beberapa tahun absen dari dunia musik, Sabiella Maris dengan penuh antusias mengumumkan kembalinya melalui sebuah Mini Showcase santai yang akan diadakan pada 29 September 2024 di Cafe Baraka. Showcase ini menjadi ajang istimewa bagi Sabiella untuk memperkenalkan musik terbarunya kepada publik.

Dalam showcase ini, Sabiella akan menampilkan lagu "Uneasy", single terbarunya yang telah
dirilis beberapa bulan lalu. Lagu ini merepresentasikan arah musikal baru yang akan menjadi ciri khas dari karya-karya Sabiella selanjutnya.

"Saya sangat bersemangat untuk kembali ke panggung dan berbagi karya terbaru saya dalam
suasana yang hangat dan santai," ujar Sabiella. "Lagu 'Uneasy' adalah awal dari perjalanan musik saya yang baru, dan saya tidak sabar untuk melihat bagaimana para pendengar merespons arah baru ini,” tutur Sabiella.

Showcase ini dirancang dengan suasana yang intim dan santai dengan menghadirkan 3 musisi asal malang yaitu Judeh, Re-Nan dan Special Guest yang akan meramaikan panggung showcase Sabiella.

Setelah showcase ini, Sabiella Maris berencana untuk fokus pada perilisan musik baru, dengan beberapa proyek yang sudah dalam proses. Showcase ini menjadi pembuka jalan untuk lebih banyak karya yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Kamis, 19 September 2024

“Whine”, Sebuah Single Bukti Skeptisme Romansa a la Lucien Sunmoon




Loetju.idLucien Sunmoon tidak butuh waktu lama untuk merilis single teranyar mereka yang diberi judul “Whine”. Unit asal Malang ini meramu suguhan dream pop manis dengan melodi ceria dengan lirik yang justru bertolak belakang dengan atmosfer nadanya. “Whine” bercerita tentang ketakutan atau skeptisme terhadap hubungan cinta. Ditulis oleh sang gitaris yakni Yessy, ia merasa percintaannya selalu menemukan jalan buntu hingga ia berpikir bahwa romansa tidak ditakdirkan untuknya. “Awalnya gara-gara menemukan sebuah postingan media sosial cowok yang pernah aku taksir dulu dengan pasangan barunya. Memang sudah tidak ada rasa, tapi tetep aja kayak miris karena dia di sana sedang bahagia sedangkan aku sendirian,” ungkap Yessy. Alhasil, sang musisi menuangkannya lewat bait demi bait lirik dalam “Whine” yang direkam di Haum Studio, Malang.

Berbeda dengan Yessy yang mencurahkan keluh kesahnya lewat untaian lirik lagu, masing-masing personel Lucien Sunmoon memiliki metode yang berbeda-beda untuk ‘whine’ (red: mengeluh). Lyra (drum) memilih untuk curhat kepada teman, keluarga atau pasangan dan Kanaya (vokal) memilih untuk menyendiri dan memuat ulang unggahan di media sosial yang menggambarkan keadaannya. Sedangkan Mundir (bass)  lebih suka menepi di pinggir jalan sambil menikmati kudapan favoritnya, mirip dengan Nael (gitar) yang juga menyukai eksplorasi di luar ruangan dengan bersepeda dan melihat gemerlap lampu di jalan raya. Tak mau ketinggalan, Nasywa (keyboard) juga menjadikan media sosial ajang meluapkan kekesalan dan kekecewaan yang diiringi dengan curhat kepada orang terdekat.

Lucien Sunmoon selanjutnya juga mengungkapkan proses rekaman “Whine” yang terhitung lebih praktis dan efisien karena telah melakukan rekaman dua single sebelumnya di studio yang sama. Kendala teknis seperti tempo yang kurang tepat, nada yang fals, hingga kesalahan dalam menggunakan instrumen musik memang tetap ada. Namun pengalaman ini mengajarkan band yang baru berdiri di tahun 2023 itu untuk semakin bersabar untuk berproses demi mendapatkan hasil yang memuaskan. 

Dari segi visual, Lucien Sunmoon dibantu oleh  Alodia Amoreta C. K., siswi SMAN 2 Malang yang juga tergabung dalam ekstrakurikuler musik yang sama dengan para personil band tersebut. Sang ilustrator yang biasa dipanggil Amo, membuat ilustrasi para anggota Lucien Sunmoon yang sedang berswafoto di sebuah photo box dengan antusias. Amo menangkap kesan ceria dari lagu “Whine” ke dalam ilustrasinya yang didominasi warna merah muda dan ungu yang identik dengan band tersebut. Menginjak karya ketiga yang sudah dirilis di pasaran, semakin banyak pula pengalaman manggung sang band yang seringkali dibantu oleh personil Girl and Her Bad Mood dan Closure ini. “Banyak banget pelajaran yang bisa diambil, selain teknis, kami juga banyak mengerti tentang attitude yang harus ditunjukkan seorang performer baik kepada para panitia, sesama musisi ataupun penonton,” ungkap mereka. 

Lucien Sunmoon berkomitmen untuk semakin memperbaiki aksi panggung mereka sembari tetap produktif mengeluarkan karya-karya terbaru di masa mendatang. Sementara itu, lagu “Whine” sudah hadir dan siap dinikmati di layanan streaming digital favoritmu sekarang!

Jumat, 13 September 2024

Grup Podcast Mandan Kenthir Rilis Singgle Hip Hop Berjudul Siap Sukses

 



Loetju.id - Grup podcast Mandan Kenthir yang terdiri dari Yusril Fahriza, Wira Nagara, Bryan Barcelona dan Sadana Agung merilis sebuah singgle Hip Hop berjudul Siap Sukses. Hal ini menambah panjang daftar komika yang selain aktif sebagai komedian juga berhasil melahirkan karya musik ikut menyemarakkan blantika musik tanah air.

Singgle Siap Sukses ini liriknya ditulis oleh Sadana Agung, anggota termuda dari Mandan Kenthir, liriknya terdiri dari dua bahasa yaitu Jawa dan Indonesia. Judul Siap Sukses diambil dari celetukan yang sering Wira dan anggota lainnya keluarkan dalam setiap podcastnya.

Genre Hip Hop dipilih Sadana Agung karena ia sadar diri kemampuannya dalam olah vokal kurang mumpungi, dengan hip hop kekurangan itu bisa dimaklumi. Secara keseluruhan singgle Kisah Sukses ini mengingatkan lagu-lagu hip hop jawa yang dibawakan oleh Jogja Hip Hop Foundation, perpaduan musik, beat dan liriknya bagus penuh optimisme dan pembagian vokalnya menggambarkan karakter masing-masing anggotanya.

Bagi sobat yang mau mendengarkan bisa langsung menuju Spotify Mandan Kenthir di sini: 

Salah satu bagian spesial dari singgle Siap Sukses ini yaitu vokalnya ditake di studio rekaman legendaris tanah air yaitu Lokananta yang berada di Solo atau Surakarta Jawa Tengah.

Kali pertama diperkenalkan ke publik Single Hip Hop Siap Sukses dalam acara Jambore Standup di Jogjakarta. Alunan sinden dibawakan oleh Mbak Fina

Bagi sobat yang ingin kenal lebih dekat dengan Podcast Mandan Kenthir bisa klik di sini:


Sekilas tentang Studio Rekaman Lokananta
Lokananta adalah bekas badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang perekaman musik. Lokananta memiliki kantor di Kota Surakarta, Jawa Tengah dan kini menjadi salah satu cabang dari Percetakan Negara Republik Indonesia. Lokananta juga menyimpan file betamax Nike Ardilla versi Seberkas Sinar 2M-D (MEDIA MASA DEPAN) Tahun 1990 bersama Dian Nitami.

Perusahaan ini didirikan atas inisiatif R. Maladi pada tanggal 29 Oktober 1956 dengan nama Perusahaan Piringan Hitam Lokananta sebagai bagian dari Jawatan Radio Kementerian Penerangan Republik Indonesia. Lokananta kurang lebih berarti "seperangkat gamelan surgawi dalam pewayangan Jawa yang dapat berbunyi sendiri dengan merdu". Fungsi utama Lokananta saat itu adalah menduplikasi bahan siaran dari RRI. Perusahaan ini sempat diusulkan diberi nama Indra Vox (singkatan dari Indonesia Raya Vox), namun kemudian ditolak oleh Presiden Soekarno. Pada tahun 1958, piringan hitam dari perusahaan ini mulai dicoba untuk dipasarkan ke masyarakat umum melalui RRI.

Pada tahun 1961, status perusahaan ini diubah menjadi perusahaan negara dengan nama PN Lokananta, dan bidang usahanya dikembangkan menjadi label rekaman, dengan spesialisasi pada lagu daerah dan pertunjukan kesenian, serta penerbitan buku dan majalah.

Pada tahun 1972, produksi audio Lokananta dialihkan dari piringan hitam ke kaset. Pada tahun 1983, Lokananta membentuk unit penggadaan film dalam format pita magnetik (Betamax dan VHS). Pada tahun 2004, pemerintah Indonesia menggabungkan Lokananta ke dalam Perum Percetakan Negara RI (PNRI), sehingga Lokananta menjadi salah satu cabang dari perusahaan tersebut. Sebagai cabang dari PNRI, bisnis Lokananta antara lain perekaman musik, duplikasi audio (kaset & CD), penyiaran, percetakan, dan penerbitan.

Pada tanggal 21 Februari 2017, Lokananta menjalin kerja sama dengan Langit Musik, sehingga lagu-lagu dari Waldjinah dan sejumlah artis lain yang disimpan oleh Lokananta, secara bertahap dapat dinikmati di Langit Musik.

Sebagian lagu yang disimpan oleh Lokananta kini juga dapat diakses di Joox, Spotify, Deezer.

Lokananta menyimpan ribuan lagu-lagu daerah dari seluruh Indonesia dan lagu-lagu pop lama, termasuk di antaranya lagu-lagu keroncong. Selain itu Lokananta mempunyai koleksi tidak kurang dari 53.000 keping piringan hitam dan 5.670 master rekaman daerah bahkan rekaman pidato-pidato Presiden Soekarno, juga master Proklamasi.

Koleksinya antara lain terdiri musik gamelan Jawa, Bali, Sunda, Sumatera Utara (batak) dan musik daerah lainnya serta lagu lagu folklore ataupun lagu rakyat yang tidak diketahui penciptanya. Rekaman gending karawitan gubahan dalang kesohor Ki Nartosabdo, dan karawitan Jawa Surakarta dan Yogyakarta merupakan sebagian dari koleksi yang ada di Lokananta. Tersimpan juga master lagu berisi lagu-lagu dari penyanyi legendaris seperti Gesang, Waldjinah, Titiek Puspa, Bing Slamet, Buby Chen dan Sam Saimun. Lokananta telah melahirkan beberapa penyanyi ternama di Indonesia.

Beberapa contoh produksi Lokananta lainnya antara lain: lagu Rasa Sayange bersama lagu daerah lainnya dalam satu piringan hitam. Piringan hitam ini kemudian dibagikan kepada kontingen Asian Games pada tanggal 15 Agustus 1962. Pada tahun 2018, satu set piringan hitam Souvenir From Indonesia (Asian Games 1962) dicetak ulang dalam bentuk Boxset CD, dan dibagikan ke setiap atlet yang berlaga di Asian Games & Asian Para Games 2018.

Lokananta juga memproduksi rekaman resmi pertama lagu Indonesia Raya versi 3 stanza aransemen Josef Cleber. Pada 18 - 20 Mei 2017, lagu kebangsaan Indonesia ini direkam ulang oleh Gita Bahana Nusantara di bawah asuhan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada tahun 1985, Studio Lokananta diresmikan oleh Menteri Penerangan Harmoko. Memiliki luas 14 x 31 meter yang memungkinkan untuk menggelar rekaman langsung dengan tata akustik ruangan yang mumpuni. Studio Lokananta merupakan studio terbesar di Indonesia sampai saat ini.

Tempat ini pula yang digunakan oleh Didi Kempot dalam konser bertajuk Konser Amal Dari Rumah yang diselenggarakan oleh Kompas TV pada tahun 2020 dan menghasilkan dana Rp 7.6 milyar untuk menanggulangi pandemi Covid-19. Konser ini pula yang menjadi konser terakhir Didi Kempot sebelum wafatnya.

Pada 18 April, telah dilakukan penandatanganan ringkasan utama kerjasama pengelolaan Lokananta antara PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang diwakili oleh Rizwan Rizal Abidin (Direktur Investasi 1 & Restrukturisasi) dengan PT Ruang Riang Lokananta selaku operator yang diwakili oleh Wendi Putranto (CEO Lokanantabloc).

Lokananta baru akan menjadi destinasi wisata cagar budaya sekaligus ruang kreatif publik komersial berbasis musik. Di dalam kawasan ini akan terdapat studio rekaman baru, galeri seni, musik, dan sejarah, toko cinderamata, ruang konser, ampiteater, berbagai gerai F&B, gerai UKM terkurasi, dan sebagainya.

Ke depannya para pengunjung dapat melakukan berbagai aktivitas seru di kawasan Lokananta yang baru. Mulai dari nonton konser, atraksi seni budaya, rekaman musik, mengunjungi pameran musik, belanja vinyl, cinderamata musik, berkegiatan bareng komunitas, nongkrong di cafe, hingga sekadar bersantai menikmati sore di ampiteater Lokananta nan indah. (sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Lokananta)



Penulis
Achmad Munandar

Terinspirasi dari Kisah Nyata, One More Light Persembahkan Lagu Anthem Pengakuan Cinta Dengan Single “Calista”

 



Loetju.idMalang, 06 September 2024 - One More Light adalah Nindi Cahya Sahputra (vokal), Pradhita Wahyu Alfarezy (gitar), dan Randa Kresna Putra Pangestu (gitar) yang terbentuk tanggal 1 Januari 2023. Setelah merilis single perdana pada 14 Desember 2023 berjudul “With You”, kini One More Light akan merilis single keduanya yang berjudul “Calista” pada 6 September 2024.

Calista berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno yang memiliki arti seseorang yang paling cantik. Lagu “Calista” mengisahkan tentang seorang pria yang menyatakan cinta atau melamar wanitanya yang cantik, di momen yang cantik. Single ini terinspirasi kisah nyata Rezy dalam menyatakan cinta kepada seorang wanita. Walaupun pada akhirnya cinta tersebut kandas karena sesuatu, One More Light akhirnya mendedikasikan lagu ini sebagai lagu anthem pengiring melamar kekasih atau pengakuan cinta bagi semua orang, bukan hanya lagu yang menceritakan kisah cinta Rezy saja. 

Proses produksi Calista dimulai bulan Mei 2024 dengan Rezy sendiri sebagai produsernya dan kembali dibantu music director dan sound engineer  Wahyu "Unyep" Hermawan di MOZAICIAN Studio. Karena kali ini One More Light bereksperimen dengan vokal lebih dari satu, lagu ini mempunyai tingkat kesulitan produksinya sendiri. Kesulitan kedua adalah dengan aransemen minimalis, di mana mereka harus berpikir keras untuk membuatnya terdengar syahdu.

“Kendalanya mungkin karena bagian vokal sekarang jadi 3, maka kesulitannya ada disitu. Yaitu, untuk pembagian vokal. Kemudian, waktu proses produksi lagu, kami dihadapkan dengan tantangan untuk mengaransemen “Calista” secara minimal tapi masih terdengar kaya,”kuak Rezy

Pilihan untuk mengaransemen lagu Calista dengan menyertakan harmonisasi 3 vokal juga berhubungan dengan rencana mereka di mini album yang akan datang.

“Single “Calista” ini putuskan untuk menjadi format grup vokal 3 orang karena keinginan kami untuk meng-highlight karakter vokal masing-masing anggota. Kedepannya kami akan sering mengusung format 3 vokal ini di mini album mendatang,” tambah Rezy

Setelah perilisan “Calista”, One More Light akan melanjutkan promo campaign dengan membagikan bunga beserta kartu ucapan yang di dalamnya tertulis makna kata-kata dari lagu “Calista” serta tercantum barcode scan untuk link Spotify dari One More Light. Selain itu mereka juga merilis sebuah video lirik. 

Selain itu, One More Light akan melanjutkan media tour dengan berkeliling radio-radio di Kota Malang sekaligus tour dalam kota di kampus-kampus dan beberapa mall di Kota Malang.

Single kedua One More Light yang berjudul “Calista” ini akan segera rilis di semua platform DSP di hari Jum’at 6 September 2024 via aggregator Sunset Road Records. -alfan-


Link:
Spotify “Calista”: https://open.spotify.com/intl-id/album/1TIhEc9pJIEINDciU9paMe?si=9o54N3H1QEaCZ1Inl76nfg

Lyric video: https://www.youtube.com/watch?v=xpkGUihR1DQ


Tentang One More Light
One More Light yang dihuni Nindi Cahya Sahputra (vokal), Pradhita Wahyu Alfarezy (gitar), dan Randa Kresna Putra Pangestu (gitar) terbentuk tanggal 1 Januari 2023. Awal One More Light terbentuk karena saat akhir 2022 Rezy sedang stuck dengan project bandnya saat itu dan Cahya dan Randa juga sedang stuck dengan project musiknya. Karena sering kumpul di cafe Roemah AV milik Rezy dan sering bertukar pikiran ide musik dengan Randa dan Cahya, akhirnya mereka membuat band bersama di bantu oleh Godlief Matthew yang sekarang menjadi manager dari One More Light. Mereka merilis single pertama yang berjudul “With You” pada 14 Desember 2023. Kini pada 6 September 2024, One More Light telah merilis single kedua berjudul “Calista”. Mengusung genre sophisti-pop, One More Light tak hanya mengeksploitasi RnB dan light funk yang tercermin dari shuffle gitar rhythm yang funky dan sentuhan synthesizer yang manis di sana-sini. Namun mereka juga memadukan pop rock dan power pop untuk menambah nuansa upbeat pada lagu-lagunya. 

Kembalinya “Awas!!!” Persembahan Sirlord Buzz Menuju Buah Karya Sialan yang Lain






Loetju.id -  Setahun mangkrak dan hilang dari peredaran, di antara berbagai kesialan yang tengah terjadi dan bertepatan dengan The Friday 13th, Sirlord Buzz nekat rilis ulang album ”Awas!!!”.

Komplotan grunge asal Malang, Sirlord BUZZ resmi merilis ulang debut album perdananya yang bertajuk “Awas!!!” pada Jumat, 13 September 2024. Bukan tanpa sebab, pemilihan tanggal tersebut bertepatan dengan fenomena The Friday 13th yang kerap diasosiasikan dengan ketidakberuntungan dan kesialan yang tampak sesuai dengan rangkuman peristiwa-peristiwa dalam album “Awas!!!”.

Merangkap 4 single yang telah lebih dahulu mengudara: “Berdosa”, “Homogen”, “Tanah Semburat” dan “Awas!!!” (Live Session). Album ”Awas!!!” kini dapat kembali didengarkan melalui Spotify, Apple Music, iTunes, dan berbagai platform musik digital lainnya. 

Berisikan 9 lagu serta 1 komposisi instrumental sebagai intro pembuka, album Awas!!! membentang pembatas berlandaskan pendirian hak akan kemerdekaan diri sendiri. Selaku vokalis sekaligus lirikus unit ini, Naufal menegaskan “lirik-lirik yang ditulis di album ini jadi sebuah peringatan buat kita semua bahwa kita berhak untuk memilih jalan kita sendiri. Karena dari kecil kita sudah diintervensi oleh orang dewasa, malahan, sekarang lingkungan juga seakan-akan mengarahkan kita untuk ikut apa yang sedang ramai/tren hanya untuk dapat diterima.”

Secara garis besar album ini menyoroti rasa gelisah, terancam, dan peristiwa adu domba yang kerap didapati di kehidupan yang lalu hingga pada saat ini. Seperti pada lirik lagu “Berdosa” dan “Akal Sehat” yang menceritakan bagaimana kondisi sosial masyarakat saat ini diadu domba oleh kelompok atau individu tertentu hingga timbul hal-hal yang bermuara pada perselisihan tiada ujung. Tema besar dari album ini terletak pada lagu yang berjudul “Awas!!!”, timpal Alifio selaku bassist Sirlord BUZZ.

Dari segi teknis, unit ini tetap menghadirkan kesan distorsi yang rusuh, tabuhan drum yang cenderung cepat ala Grunge dan irama vokal yang menggebu-gebu, sebagaimana Sirlord Buzz yang dikenal oleh para pendengarnya. Naufal menyimpulkan meskipun pada trek “Shut Up” dan “Bunuh Hidupmu, Lalu Pergi” memiliki tempo yang cukup lambat, namun album ini tetap didominasi dengan suasana yang kepalang tegas.

Sirlord BUZZ memberi pertimbangan khusus dalam penataan tracklist Album “Awas!!!”, dengan harapan album ini dapat sampai secara penuh kepada para pendengar. “Saya dan Naufal sudah mengurutkan kesesuaian materi yang ada di album ini dari segi lirik dan single-single yang telah kami rilis lebih dulu sebelum album penuh ini. Kami juga memperhatikan dinamika dari 10 lagu yang terdapat pada album Awas!!!”, ujar Alifio.

Dari sisi artwork, kali ini Sirlord BUZZ berkolaborasi dengan Zufar Adiel seorang ilustrator dari Probolinggo, album ini digambarkan dengan ilustrasi dua bayi yang mengisyaratkan adu domba melalui pesan tersiratnya. “Kalau hanya dibuat secara harfiah dua ekor domba atau dua manusia dewasa, itu terlihat terlalu biasa. Jadi kenapa cover ini tercipta, karena dari kecil kita sudah diberikan stigma tentang banyak hal. Contohnya saja seperti memilih-milih teman mana yang baik dan buruk. Padahal menurutku nakal itu satu-satunya cara kita memperluas sudut pandang tentang apapun tanpa kita ikut terjerumus dalam kenakalan itu tadi. Dari dulu juga kita sebetulnya sudah diadu domba agar kita siap akan bahaya yang datang. Coba saja kalau kita tidak punya jiwa untuk menentang, ujung-ujungnya kita juga bakal terjebak dalam hal-hal menyebalkan entah itu pekerjaan, pertemanan atau apapun. Akhirnya hidup kita bakal monoton, tidak ada yang menarik!”, terang Naufal.

Proses album ini memakan waktu yang terhitung sangat panjang, selama kurang lebih 4 tahun hingga akhirnya siap untuk dilepas. Sesi rekaman dilakukan di kediaman Naufal Bersama Tomo selaku mantan bassist Sirlord BUZZ, setelah selesai direkam materi dimixing dan mastering oleh Rizqytsany.

Berbagai kendala berdatangan dalam proses penggarapan “Awas!!!”. Hal-hal teknis, personal hingga masalah penyempurnaan di sana-sini turut serta menjadi alasan tertundanya album ini.

Sempat lenyap dan mangkrak dari DSP selama satu tahun, Sirlord Buzz memutuskan untuk kembali menayangkan album “Awas!!!” sebagai persembahan menuju pengkaryaan mereka berikutnya. Kini “Awas!!!” dapat kembali didengarkan melalui platform musik digital pada 13 September 2024.

Awas!!! di spotify : https://open.spotify.com/album/0PapSMd9xBAWCkWtqsMQ06?si=rCrEaXm3T_u56relp1twLA

Awas!!! di apple Music : https://music.apple.com/id/album/awas/1766478576?l=id

Sir Lord BUZZ 
Instagram : sirlord.buzz
Twitter : SirlordBUZZ
Youtube : Sirlord BUZZ
Bandcamp : sirlordbuzz.bandcamp.com
Soundcloud : Sir lord BUZZ


Album Details
Artist : Sir lord BUZZ
Album tittle : Awas!!!
Label : Self Published / No Label
Distribution : Uripurup
Release date : 13 September 2024
Format : Digital 
TRACKLIST
1. The Vacant And The Bored**
2. Shut Up
3. Berdosa*
4. Bunuh hidupmu, Lalu pergi**
5. Homogen*
6. Awas!!!*
7. Akal Sehat**
8. Terbakar**
9. Tanah Semburat
10. Step Down**

All track were written by Naufal Addurunnafis & Satrio Arif Utomo, except noted.
* Written by Naufal Addurunnafis
** Written by Satrio Arif Utomo

Produce by: Naufal Addurunnafis & Alifio Kurniawan 
Artwork: Zufar Adiel
All track were recorded, mixed, & mastered at Naufal house & Ex warung Srawung.


Tentang Sir Lord BUZZ
Sir Lord BUZZ adalah Naufal Addurunnafis, Alifio Kurniawan dan Hisyam Jibril Yasin. Adalah sebuah grup band yang mengusung nuansa Grunge dengan berbagai influence, di antaranya Nirvana, Alice in Chain, dan Seattle Sound lainnya. Dengan lirik yang diambil dari kejadian sehari-hari serta kepenulisan dengan kosa kata yang tegas dan mudah dipahami. 



DISKOGRAFI
Berdosa (single) (2018)
Tanah Semburat (single) (2020)
Awas!!! (single “live session”) (2020)
Pertunjukan (2021)

Kompilasi 
Kompilasi Limitless sky by team glasses Australia (2019)

Minggu, 25 Agustus 2024

The Polar Bears Rilis Single Terbaru “More Than You Can Chew”: Pergi Adalah Pilihan Ketika Kamu Terlihat Selalu Kurang Di Matanya





Loetju.id - Seakan tak ingin ide kreatif mereka padam dan terhalang oleh jarak, Trio Beruang Math Rock Malang Raya, The Polar Bears pada akhirnya kembali merilis single lanjutan mereka di pertengahan tahun 2024 ini. Band yang digawangi oleh Yudhistiro Lilo Pambudi (gitar/vokal), Marcellino Gibrany Santoso (drum/vokal), dan Reffyga Pratama Yudana (bass/vokal) kali ini memberikan single baru bertemakan kisah patah hati yang bertajuk “More Than You Can Chew”.

Single “More Than You Can Chew” ditulis berdasarkan kisah cinta masa lampau dari Marcel yang kemudian aransemen dan liriknya disempurnakan oleh Reffyga, serta proses produksinya ditangani oleh Lilo, bisa dibilang The Polar Bears memproduksi sendiri lagu ini. The Polar Bears kali ini menghadirkan cerita tentang pupusnya sebuah percintaan yang didasari oleh banyaknya tuntutan tanpa adanya hubungan timbal balik dan pengertian. Lagi-lagi, masih dengan aransemen twinkly khas mereka namun kali ini dibalut dengan sentuhan yang melankolis.

“Jadi “More Than You Can Chew” sendiri adalah pengalaman pribadi saya yang menjadi sebuah self reminder bagi saya dan mereka yang merasa pasangannya selalu menuntut lebih dari yang seharusnya, tidak adanya rasa pengertian, dan selalu bersikap egois. Tentu, dua insan yang saling beradu kasih itu indah. Namun pergi menjadi satu-satunya pilihan jika memang kalian selalu terlihat kurang di matanya,” tutur Marcel

Alih-alih merilis EP (extended play), The Polar Bears memilih untuk merilis “More Than You Can Chew” sebagai follow up single untuk debut full album mereka yang saat ini sedang digarap dan direncanakan untuk rilis di akhir tahun 2024 nanti. Single “More Than You Can Chew” sudah bisa dinikmati di semua platform DSP sejak 9 Agustus 2024.

Weaken Amorē Gencarkan Promo Demo dengan Live Video Release Party yang Dreamy di Portic Coffee



Loetju.idWeaken Amorē, adalah band reggae soul dari Kota Malang yang terdiri dari enam anggota, Pauline (Vokal), Hans (Gitar), Rama (Drum), Andi aka Mengci (Gitar/Siren), Reza (Bass), Alif (Gitar) yang terbentuk sejak 14 Januari 2024. 

Weaken Amorē memainkan musik reggae soul yang disalut dengan sentuhan dub siren. Dub Siren adalah musik reggae yang kental dengan sentuhan efek oscillation yang dihasilkan dari pedal efek, kaossilator atau synthesizer. Siren yang dimaksud adalah bunyi yang dihasilkan osilator yang dikendalikan melalui device pedal maupun synth dengan memainkan dan mengubah-ubah bentuk gelombang dengan memutar potensiometer yang mengendalikan nada, laju, dan parameter lainnya. Diduga berakar dari gaya Sound System, dub siren digunakan terutama untuk menghasilkan serangkaian nada ritmis dalam musik dub dan reggae yang cenderung menyerupai sirene. 

Weaken Amorē baru saja  mengadakan acara Weaken Amorē Demo Release pada tanggal 9 Juni di Portic Coffee. Acara ini digunakan untuk memperkenalkan dua single mereka, "Diamond" dan "Salvation," yang sebelumnya telah dirilis di platform Bandcamp pada 30 Mei 2024. 

Pada acara tersebut, Weaken Amorē membawakan empat lagu asli mereka serta dua lagu cover di atas panggung yang didekorasi dengan bunga warna-warni. Dua lagu utama yang dirilis, "Diamond" dan "Salvation," menjadi fokus dalam penampilan mereka. Acara ini dihadiri oleh penonton yang menikmati penampilan band tersebut, dan menjadi salah satu langkah Weaken Amorē untuk memperkenalkan musik mereka ke khalayak yang lebih luas.

Weaken Amorē berawal dari obrolan pesan singkat tiga pemuda di pertengahan Januari 2024, di sebuah kedai teh di Kota Malang. Ketiga pemuda yang disebut adalah Figaria, Hans Reinhart dan Mengci yang kerap berandai - andai membentuk sebuah band musik reggae dengan tema romansa dan cinta. Pertemuan kedua dan ketiga dihabiskan untuk sesi jamming dan cover. Akhirnya pada pertemuan keempat mereka memutuskan untuk menggandeng seorang vokalis. Akhirnya seorang vokalis perempuan bernama Pauline Sidabalok pun terpilih untuk melantun nada. Pada pertemuan kelima akhirnya Figaria memutuskan untuk mengundurkan diri.

Di pertemuan keenam pada bulan Maret, Hans dan Mengci mengundang tiga orang lagi untuk menjadi personil. Tiga orang itu adalah Rama yang bermain drum, Alif yang bermain gitar dan Reza pemain bass yang jenaka. Dalam pertemuan ini tercetuslah nama Weaken Amorē yang secara harfiah berarti 'melemahkan dewa cinta'. Amorē adalah dewa cinta dari Latvia. Weaken Amorē adalah pemuda - pemudi berani yang meyakini bahwa cinta adalah milik manusia itu sendiri dan tidak dapat dikendalikan atau dirampas apapun.

Pertemuan demi pertemuan kembali dilewati hingga membuahkan karya - karya tulis Pauline yang diaransemen bersama menjadi lagu - lagu Weaken Amorē.Tanpa menunggu lagi, pada bulan Mei Weaken Amorē akhirnya menembuh panggung pertamanya di Mods May Day Malang 2024 bersama Malang Mods. Setelahnya mendapatkan panggung keduanya bersama Tipsy Lion Malang.

Setelah 30 Mei Weaken Amorē merilis demo “Salvation” dan “Diamond”, akhirnya mereka merekam ulang “Salvation” dan “Diamond” di AA Studio secara tracking pada 20 Juni 2024 dengan sound engineer Gigih Praseta. Rekaman tersebut tepat 15 hari setelah live perform mereka pada 9 Juni 2024 di Portic Coffee. Acara tersebut diprakarsai oleh MBS dan Sisi Kreatif.

“Kami sadar bahwa masih banyak yang perlu diupgrade dari rekaman sebelumnya yang masih dalam format live record. Maka dari itu rekaman ulang secara proper dan event launching yang disupport oleh MBS dan Sisi Kreatif ini merupakan batu loncatan kami untuk eksis di skena Jamaican Sound di Indonesia khususnya Kota Malang, jelas Mengci sang gitaris

Weaken Amorē kemudian merekam event tersebut menjadi format live video dan akan dirilis sebagai promosi terhadap dua demo mereka yang telah hadir di bandcamp sebelumnya. Pada acara live tersebut, Weaken Amorē tampil di tengah proyeksi hamparan bunga warna - warni di panggung, disertai klip visual yang begitu dreamy. Membawakan empat lagu milik Weaken Amorē sendiri dan dua lagu cover. Diantaranya dua lagu yang berjudul "Diamond" dan "Salvation" yang baru dirilis. Live video Weaken Amorē sendiri akan hadir pada tanggal 16 Agustus 2024 di Youtube official mereka (https://www.youtube.com/@WeakenAmore).

Kisahkan Kerinduan Pada Kampung Halaman, Indika Rilis Single “Malang"

 



Loetju.idIndika rilis single “Malang” yang mengusung pesan pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga hubungan dengan orang-orang yang kita cintai.

Unit pop rock alternatif asal Malang, Indika, resmi merilis single perdananya yang berjudul “Malang”. Bukan sekadar karya musik, lagu ini bisa dibilang merupakan ‘surat’ untuk kota yang telah membesarkan mereka.

Lagu "Malang" terinspirasi dari pengalaman universal yang dirasakan oleh banyak orang, yakni kerinduan akan kampung halaman. Lirik yang puitis dan mendalam menceritakan kisah nyata seorang perantau yang mencari peruntungan di kota lain, namun akhirnya menyadari bahwa rumah adalah tempat di mana hati berada. Dalam hal ini, rumah bagi sang perantau adalah Kota Malang.

"Kami ingin menuangkan rasa terima kasih kami kepada Kota Malang melalui lagu ini," ungkap Satria, bassist Indika. "Kami ingin menyampaikan pesan bahwa di mana pun kita berada, kenangan indah tentang kota kelahiran akan selalu ada di dalam hati. Malang bagi kami lebih dari sekadar kota, melainkan rumah yang penuh dengan kasih sayang dan kenangan yang indah."

Tak mengherankan, band ini memang sarat akan kentalnya rasa persahabatan dan kekeluargaan. Para personelnya telah menjalin persahabatan sejak masa remaja, tepatnya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama, hingga saat ini, lebih dari 20 tahun. Selama itu pula, mereka sudah mengalami berbagai banyak hal bersama-sama, terbentang jarak dan waktu, hingga kesibukan masing-masing. Namun, para personel Indika mengaku, mereka tidak pernah terputus sama sekali. Dari pertemanan yang memiliki hobi yang sama inilah, lahirlah band yang awalnya diberi nama “Kailash” ini. 

Perubahan nama band, dari “Kailash” menjadi “Indika” dilakukan pada tahun 2024 ini. “Kami rasa, nama ‘Indika’ ini lebih mudah diingat dan lebih menjual. Selain itu, nama ini juga terkesan elegan dan memiliki arti yang lebih filosofis, yaitu tentang kemauan yang sungguh.”
Melalui single ini, Indika berharap dapat menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Malang dan menginspirasi banyak orang untuk mencintai kota mereka. Selain itu, lagu yang dibungkus dalam musik pop rock alternative yang easy listening ini juga diharapkan dapat memperkenalkan musik Indika kepada pendengar yang lebih luas.

Dari sisi produksi musik, single "Malang" ditulis oleh Satria. Sementara itu Gege Praseta bertindak sebagai arranger dan produser. Penggarapan single ini dilakukan di AA Studio Musik, Malang.

Single "Malang" telah dirilis secara resmi pada tanggal 14 Agustus 2024 dan dapat dinikmati di berbagai platform streaming musik seperti Spotify, YouTube Music, dan juga Apple Music.
"Kami berharap single ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Kami juga berharap dapat terus berkarya dan menghasilkan karya-karya yang berkualitas," pungkas para personel Indika. 

Ke depannya, Indika berencana untuk mengeluarkan album yang diharapkan dapat dirilis di tahun 2024 ini. Mari kita nantikan!

Tentang Indika
Indika terbentuk di Malang pada tahun 2023. Berawal dari hobi dan pertemanan, keempat personel Indika, yaitu Ludhan (vokal), Peter (drum), Restu (gitar), dan Satria (bass), memutuskan untuk serius menekuni dunia musik. Dengan genre pop rock alternative, Indika menawarkan musik yang segar dan mudah dinikmati dengan lirik yang sarat makna.

Inveigh Rilis Debut EP “Dinamika”: Sebuah Laporan Pandangan Mata tentang Krisis Paruh Baya




Loetju.id - Malang, 23 Agustus 2024 - Inveigh, band indie punk/grunge/alt-rock asal Malang telah merilis EP debut bertajuk Dinamika di DSP pada 23 Agustus 2024. Inveigh adalah proyek supergrup yang beranggotakan musisi underground Malang seperti Julius Rinda Bagus (Take This Life), Anizar Yasmeen (Extreme Decay), Eltria Raffi (Dazzle) dan Raditia Putra (Young Savages, Mocking My Friends).

“Pelatihan pertama pada bulan November 2023. Seingat kami, pelatihan tersebut cukup intens pada akhir tahun 2023 hingga awal tahun 2024, yang kemudian menghasilkan materi di Dinamika EP,” jelas Julius

“Aku mau bikin band rock, lalu aku ajak Nizar tapi belum terbentuk. Kemudian setelah reuni TTL pada April 2023 lalu, perasaan untuk memulai sebuah band kembali muncul. Aku bertanya pada Nizar, dia menjawab “Gas”. Lalu aku mencari anggota yang tersisa untuk gitar dan drum,” tambah Julius

EP debut Inveigh Dinamika adalah representasi dari krisis kehidupan atau krisis paruh baya pasca 30 Inveigh. Sebuah wasiat dan kesaksian tentang dinamika orang dewasa (kebanyakan berkeluarga) menghadapi kerasnya kehidupan sehari-hari. Terkadang bercerita tentang mengenang kenangan masa remaja, terkadang mencoba menghidupkan kembali ambisi yang belum tercapai. Band ini terdiri dari tiga orang pasca 30 dengan bungsu mereka, gitaris yang baru saja mengalami krisis seperempat kehidupan.

Secara umum, EP Dinamika mengangkat tema “krisis paruh baya” berdasarkan istilah psikologi Midlife Crisis karya Elliott Jaques, seorang psikoanalis asal Kanada. Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada tahun 1965, Elliott Jaques, yang saat itu berusia 48 tahun dan seorang psikoanalis dan konsultan organisasi Kanada yang relatif tidak dikenal, menciptakan istilah “krisis paruh baya.” Jaques menulis bahwa selama periode ini, kita berhadapan dengan keterbatasan kita, kemungkinan kita yang terbatas, dan kematian kita. Orang yang mengalami krisis paruh baya mungkin mempertanyakan pilihan hidup mereka dan memikirkan arah baru.

Jaques mencatat bahwa pasien berusia pertengahan hingga akhir 30-an tampaknya mengalami masa depresi dan perubahan gaya hidup mendadak saat mereka menghadapi potensi tentang kematian mereka sendiri. Gagasan bahwa krisis paruh baya adalah sebuah kepastian biologis pun menyebar. Saat ini, hal ini umumnya dikaitkan dengan stereotip pria paruh baya yang membeli mobil mewah atau mengakhiri pernikahan untuk mendapatkan kembali rasa awet muda.

Menanggapi konsep tersebut, Inveigh menciptakan 5 lagu yang mencerminkan krisis paruh baya lebih dekat dengan pengalaman pribadi mereka sebagai orang Indonesia, khususnya orang Jawa yang tinggal di Malang. Dinyanyikan dalam bahasa Indonesia, Inveigh mencoba menyampaikan depresi dan penawaran secercah harapan yang terucap dalam bahasa ibu sehingga itu akan secara langsung diterima oleh para pendengarnya. Dalam melakukan itu, Inveigh berharap para penggemar bisa merasakan kehidupan mereka secara langsung tanpa harus menggali makna lagi yang lebih sulit. 

“Tema besar pada lirik berasal dari apa yang kami alami dan rasakan di keseharian. We’re a bunch of late 20s-late 30s guys, so it’s only normal to write things guys our age might experience. Mungkin agak klise untuk bilang ‘menulis dengan jujur’, tapi semoga beberapa orang bisa relate dengan apa yang kami tulis,” jelas Julius.

Secara sonik, musik mereka berkembang dari suara garage punk ke gaya alt-rock yang mengingatkan kita pada The Bronx, The Ghost of a Thousand, Pure Love, Gallows, dan The Damned Things yang menggabungkan kombinasi gitar reverbing yang terdistorsi lebar dan energi punk rock. 

“Sebenarnya kami tidak secara khusus mengonsep musik dengan warna atau genre tertentu, meski hasil akhirnya mungkin terdengar seperti itu. Lebih pada mencoba menyalurkan minat aku untuk memainkan lagu-lagu rock seperti band-band yang kita sukai dan dengarkan seperti Bronx, Ghost of a Thousand, Gallows, Pure Love, dan sejenisnya. Punk rock dengan sentuhan garage/blues juga nggak salah, padahal itu bukan niat kita sadar dari awal,” tambah Julius.

Inveigh memulai proses penulisan dan latihannya pada November 2023 hingga Februari 2024. Perekaman pada Februari lalu berlangsung di beberapa tempat: drum dan bass di Sirius, vokal di Haum, dan gitar di 202 Studio. Akhirnya, Inveigh serahkan mixing dan masteringnya ditangani oleh Dzul Fawaid di Studio Barkah, EP Dinamika akhirnya selesai pada bulan April 2024.


EP Dinamika tersedia di Bandcamp pada tanggal 1 Juni 2024 melalui Haum Entertainment. Sedangkan untuk digital streaming platform, sudah hadir sejak 23 Agustus 2024.  EP ini akan memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan urban pria paruh baya awal di Indonesia.

Kamis, 08 Agustus 2024

Féath Gandeng Nanda dari MIKA dalam “Asa”, Sebuah Lagu Emosional tentang Kehilangan

 



Loetju.idFéath, sebuah unit ambient rock asal Malang, kembali menyapa ruang dengar penikmat musik dengan sebuah lagu baru bertajuk “Asa”. Single ketiga dari band yang beranggotakan Unad (vokal), Eka (bass), Wawan (drum), dan Drajat (gitar) tersebut turut menyertakan Rizky Ananda Arief alias Nanda dari band emo MIKA sebagai kolaborator. “Asa” yang bisa diartikan sebagai ‘harapan’, mengajak para pendengar untuk introspeksi dan refleksi diri daripada menyalahkan orang lain saat mengalami perpisahan atau kehilangan. 

Pengalaman universal ini menginspirasi Féath untuk menyusun sebuah lagu bergenre ambient rock dengan sentuhan post-rock dengan paduan vokal dinamis dari Unad dan Nanda. “Menurut kami Nanda MIKA adalah sosok yang tepat untuk mempresentasikan emosi dari makna lagu ini. Style vocalnya fit-in dengan musik kami. Selain itu dia juga bisa memberikan sudut pandang yang berbeda dari sebuah “kehilangan” yang jadi tema utama dari ‘Asa’,” ungkap band tersebut.

Selain sentuhan post-rock yang menjadi eksplorasi sound di lagu teranyar Féath ini, mereka juga menambahkan unsur orkestra yang menambah aura emosional. Menjadi single perdana mereka yang menggunakan Bahasa Indonesia, unit musik ini mengaku sedikit mengalami kesulitan ketika mengkreasikan frasa Bahasa Indonesia dalam liriknya. Meskipun begitu, perjalanan proses rekaman lagu yang ditulis pada tahun 2021 ini berjalan lancar hingga masuk tahap workshop pada tahun 2023, rekaman pada awal 2024, hingga rampungnya mixing dan mastering di bulan Mei 2024. 

Tidak hanya dalam bentuk audio, Féath juga menyiapkan sajian audio visual berupa video klip untuk single “Asa” yang juga dirilis bersamaan. Video klip yang diambil di sebuah café bernuansa vintage tersebut menceritakan sepasang insan yang harus menghadapi kehilangan. Ia yang ditinggalkan merasakan kehampaan hingga suatu saat ia menerima sebuah telepon yang berasal dari dirinya di linimasa lain yang membuatnya bisa mencegah berbagai macam kejadian agar tidak kehilangan sosok yang dicintainya di linimasa saat ini. Proses syuting berlangsung lancar dan memunculkan tiap personil Féath serta Nanda di dalamnya.

Rilisan ketiga ini juga disemarakkan dengan penampilan live dari Féath yang dijadwalkan untuk tampil di sebuah gigs di sebuah kedai kopi di Malang. “Keinginan untuk mengadakan showcase pastinya ada, namun untuk saat ini kami masih berfokus pada single dulu,” tutup Féath. Mari menikmati “Asa” di berbagai layanan streaming digital dan video klipnya di Youtube per 27 Juli 2024. Nantikan gebrakan terbaru mereka lewat sosial media @feath.music di Instagram.

Sabtu, 03 Agustus 2024

Tetap Beraktivitas Walau Cinta Sudah Kandas! Lost Sudarso merilis single “Perak”

 




Loetju.idLost Sudarso adalah band asal Sidoarjo, Jawa Timur, yang terbentuk di tahun 2020. Penamaannya diambil dari nama jalan Yos Sudarso dimana sebuah basecamp tongkrongan di kota Udang bagi deretan musisi papan atas lokal berlokasi. Kata “Lost” (yang menggantikan “Yos”) sendiri muncul karena band ini lahir disebuah lokasi yang tidak banyak diketahui oleh orang awam bahwa di lokasi itu ada sebuah basecamp tongkrongan yang berisikan para musisi lokal hebat di Sidoarjo. Maka, di jalan Yos Sudarso itu band bergenre Rock yang satu ini mengudara dengan rilisan terbarunya berjudul “PERAK” sebagai injeksi spirit untuk tetap beraktivitas walau CINTA SUDAH KANDAS!

Mencerita P kan sosok E kekasih R yang seka A rang sudah K jadi mantan. Mungkin akan terdengar klise, tapi kamu harus tahu ini semua tentang rasa dan bagaimana rasa itu mempengaruhi serta merubah pola pikir yang ujung-ujungnya membuat cinta semakin membara, menggelora, selamanya, tapi hubungannya kandas. “Perak’’ bisa diartikan sebagai “perhiasan” yang memiliki arti konotatif berharga. Jadi, lagu ini menceritakan kehilangan “perhiasan” (baca: kekasih) yang berdampak pada perasaan karena si dia begitu berharga. Ada kata kunci dalam lirik yang menunjukkan secara implisit tentang rasa yang dimaksud diatas. 

Contohnya: “Hanya Angan Menjadi Tuhan” 

Kalimat tersebut cukup menjadi signature karena pertanyaan-pertanyaan yang berkelindan di kepala; sebagai manusia, sangat sukar untuk mengetahuinya – apakah si dia masih mencintaiku? De el el. Singkatnya, hanya Tuhan yang tahu apakah si dia masih mencintai atau tidak. Dan sebagai manusia, angan kita selalu ingin menjadi Tuhan untuk sekadar memutar waktu kembali saat cinta seperti kebun dengan bunga yang bermekaran disana-sini. 

Lalu ada satu lagi: “Kau Buat Semua Mimpi Ini/ Hanya Tenggelam Dalam Mimpi” 

Di mimpi itu berisikan imaji semu untuk mendampingi si dia di fase-fase perjuangan hidup: menemani dan menjadi support system untuk menciptakan masa depan yang didamba dan siap menjadi “tong sampah” untuk segala keluh-kesah serta kompatriot setia disaat hidup sedang manis-manisnya. Selebihnya, bisa didengarkan saja lagunya dan sekalian dibaca liriknya. Dalam materi terbarunya ini, Lost Sudarso berkiblat pada The Grogans, 1000 Mods, SLIFT, dan untuk potongan warna nada pada riff mengambil Radio Moscow dan The Witch. Sehingga, sound yang diperdengarkan mengarah pada sound-sound 80s to 90s dengan suara snare drum yang racau dan solid serta sound gitar dan bass ber-tone twangy nan berisi. Suara vokal yang mengaum bak punuk merindukan rembulan. Dikemas lebih modern, dengan tambahan instrumen tamborin yang mempercantik nuansanya,mari beraktivitas dan tetap waras walau cintah telah lama kandas! 

Setelah ini, Lost Sudarso juga akan merilis LP (full album) dan merchandise dalam jangka waktu dua bulan kedepan serta melaksanakan ibadah tur di akhir tahun ini.

Comika

Politika

Gen Z