Comedy, Indie and Creativity

Sabtu, 22 Februari 2025

Vouga Ready to Captivate Global Music Listeners with First Single “Drifting Away”

 


Loetju.id - What do you get from a former funk rock frontman, who later studied jazz vocals, and became a huge Prince fan? Introducing: vouga , the musical project of Samuel Vouga, a Swiss singer, songwriter, and producer who has spent most of his life moving around the world.

vouga recently released their debut single, “Drifting Away,” which is heavy on synth-pop/rock vibes with touches of modern French electronic music — think of a Kitsuné record label release from the 80s.

“Now I just make music that I want to hear, and it turns out that it involves a lot of synths . My love of synths came from listening to a lot of Prince,” vouga explains. “Of course, I’m also influenced by what’s going on around me and because of that, I got into dance and electronic music which also had a big impact on the music I make.”

The initial idea for the song “Drifting Away” came in late 2020, when the pandemic hit the world. Vouga explained that the song was created naturally and spontaneously, without worrying about the end result. Thus, the musical arrangement could truly reflect what was inside him at that time.

Meanwhile, in the context of the lyrics, the song contains metaphors to describe the feelings of helplessness and aimlessness that vouga personally experienced. As stated in the refrain : " Drifting away on an empty shell / This is the story that we never tell / Drifting away cause it hurts like hell ."

vouga himself could be considered a one-man band , at least in the studio. He writes and develops all of his own songs, something he admits he needs to do to keep himself sane.

If all goes well, vouga will perform more often and release more songs. He said: “I have a lot of songs. I feel like it’s my duty to release them and take care of them so they can reach the people who need them.”

“It may be a high-risk thing to try, but the only way to know the outcome is to do it!” Vouga continued enthusiastically.

Bio vouga
Swiss-born singer, songwriter and producer Samuel Vouga aka vouga creates songs that fuse alternative and synth-pop with a French sensibility and contemporary style. He has collaborated with French producer Marcello Giulliani and lent his vocals to Shakedown’s “Love Game” released by Kitsuné. vouga was signed to MJM Publishing (Naughty Words) after London-based producer Mojam discovered his work. Starting with his debut single “Drifting Away” released in November 2024, vouga is now ready to captivate listeners worldwide as a solo artist with his timeless melodies and mouth-watering production.


Selasa, 11 Februari 2025

Sebagai Bentuk Peningkatan Kesadaran K3: Mahasiswa KKN UNDIP Beri Edukasi dan APD untuk Welder di Desa Sidorejo, Pekalongan

 


Loetju.id - Sidorejo, Pekalongan. (29/01/25) - Di era dewasa yang semakin berkembang, berbagai alat dan teknologi terus mengalami kemajuan pesat. Begitu pula terhadap dampak resiko yang diterima oleh para pekerja dari lingkungan kerja mereka. Akan tetapi, sayangnya tidak semua pekerja sadar terhadap dampak resiko cedera yang dapat mereka terima, sehingga tidak sedikit pula yang terdampak dan berakhir berakibat fatal. Perihal ini juga terjadi di beberapa pelaku usaha, khususnya yang berprofesi sebagai Welder di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Pekalongan dimana kesadaran akan Keselamatan dan Kesehatan Kerja kurang diketahui secara umum. 

Melihat kondisi ini, salah satu Mahasiswa KKN TIM I Universitas Diponegoro yakni Hermawan Putranto yang berasal dari prodi Teknik Mesin melaksanakan sebuah program kerja yakni Penyuluhan Kesadaran Pentingnya K3. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman para pelaku usaha mengenai penerapan standar K3 guna meminimalkan risiko cedera kerja. Tidak hanya itu, K3 juga memberikan manfaat bagi keberlangsungan operasional dan perkembangan pelaku usaha secara berkelanjutan. Sehingga, pelaku usaha terutama yang berprofesi sebagai welder atau tukang las menjadi sasaran utama dalam program kerja tersebut dikarenakan seorang welder bekerja dengan melibatkan resiko tinggi, seperti paparan panas, percikan api, dan asap beracun.

Dalam kegiatan penyuluhan ini, edukasi yang diberikan yakni pemahaman teori mengenai pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Materi yang diberikan antara lain yakni Menggunakan helm sesuai standar K3, yakni untuk melindungi kepala dari cedera selama proses pengelasan. Selain itu, welder diingatkan untuk menghindari perilaku beresiko, seperti bekerja dalam posisi yang terburu-buru dan tidak waspada, karena hal tersebut dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya cedera. 

Materi yang ketiga yakni menekankan bahwa pentingnya pemeliharaan rutin terhadap alat-alat, seperti mesin las dan peralatan pendukung lainnya agar tetap aman dan layak untuk digunakan. Tidak kalah penting, welder juga diberikan pemahaman terkait penggunaan sarung tangan rutin sesuai dengan persyaratan karena dengan sarung tangan khusus dapat melindungi tangan dari panas tinggi dan percikan api berbahaya, serta merta dengan pemakaian Sepatu keselamatan yang dapat mencegah cedera akibat benda berat maupun logam panas. Edukasi ini juga mencangkup identifikasi otensi bahaya di tempat kerja, dengan harapan para welder mampu mengenali serta mengantisipasi resiko cedera sejak dini. 

Tidak hanya itu, sebagai tindak lanjut dilakukan pemberian Alat Pelindung Diri (APD) berupa wearpack dan topeng las kepada para welder, dengan harapan APD tersebut dapat digunakan secara optimal untuk menjaga keselamatan saat mengerjakan berbagai proyek pengelasan di masa mendatang. Melalui Penyuluhan ini, diharapkan kesadaran para welder terhadap pentingnya K3 semakin meningkat sehingga resiko cedera semakin minim. Namun demikian, sayangnya beberapa welder menunjukkan sikap yang acuh terhadap keselamatan diri sendiri maupun lingkungan kerja sehingga kebiasaan ini yang menjadi fokus penting dalam penyuluhan agar dapat mendorong perubahan perilaku positif dalam penerapan budaya kerja yang lebih aman. 

Besar harapan kegiatan penyuluhan ini dapat menjadi Langkah awal yang efektif dalam meningkatkan kesadaran pentingnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di kalangan pelaku usaha, khususnya para welder. Dengan demikian, diharapkan pelaku usaha dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman, sehat, serta mendukung pertumbuhan usaha secara berkelanjutan.



Editor:
Achmad Munandar

Meningkatkan Kesadaran Hukum bagi Penggiat Hortikultura di Desa Puhgogor

 


Loetju.id - Sukoharjo, (11/2/2025) – Kesadaran hukum menjadi aspek penting dalam mendukung keberlanjutan kegiatan agrikultur, termasuk dalam sektor hortikultura yang digeluti oleh masyarakat Desa Puhgogor. Memahami urgensi ini, Vicky Arkinda Cahya Tikna Putra, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (UNDIP), menginisiasi program sosialisasi mengenai 'Pentingnya Sadar Hukum dan Kebijakan bagi Penggiat Hortikultura' dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.


Membangun Kesadaran Hukum bagi Kelompok Wanita Tani
Program ini menyasar Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Puhgogor, yang memiliki keahlian di bidang agrikultur dan hortikultura. Dengan status Desa Puhgogor yang telah tercantum dalam Daftar Desa/Kelurahan Sadar Hukum pada SK Nomor 180-77 2023 Gubernur Jawa Tengah, penting bagi masyarakat, terutama penggiat hortikultura, untuk memahami aspek hukum yang berkaitan dengan aktivitas pertanian mereka.

Dalam sosialisasi ini, Vicky mengadakan sesi diskusi dalam bentuk Forum Group Discussion (FGD) guna membahas bagaimana kebijakan yang ada dapat mendukung maupun mempengaruhi kegiatan hortikultura yang dijalankan oleh ibu-ibu KWT. Dari sudut pandang kebijakan secara keilmuan, hukum tidak hanya menjadi alat kontrol, tetapi juga sebagai payung hukum yang melindungi hak serta mendukung keberlanjutan usaha pertanian yang dilakukan warga.


Sosialisasi Melalui Media Informasi
Agar materi dapat lebih mudah dipahami dan diingat, sosialisasi ini disertai dengan penyebaran brosur kebijakan, serta poster kebijakan berbingkai ukuran A3 yang disediakan untuk KWT. Media ini bertujuan untuk membantu ibu-ibu memahami secara visual pentingnya aspek legal dalam menjalankan usaha hortikultura mereka.





Respon Positif dari Ibu-Ibu KWT
Respon dari ibu-ibu KWT sangat positif. Mereka menunjukkan antusiasme tinggi dalam memahami keterkaitan hukum dengan kegiatan hortikultura yang mereka jalankan. Semangat mereka dalam berwirausaha di bidang agrikultur menjadi modal penting dalam menerapkan prinsip-prinsip hukum yang mendukung keberlanjutan usaha mereka.

Sebagai warga negara yang baik, kesadaran terhadap hukum dan kebijakan menjadi hal esensial dalam segala aktivitas bernegara. Dengan adanya pemahaman hukum yang baik, ibu-ibu di KWT dapat menjadikan peraturan dan kebijakan yang berlaku sebagai panduan dalam menjalankan kegiatan pertanian secara legal dan berkelanjutan.

Melalui program ini, diharapkan para penggiat hortikultura di Desa Puhgogor semakin memahami pentingnya aspek hukum dalam mendukung kegiatan mereka. Kesadaran ini tidak hanya melindungi hak mereka sebagai petani, tetapi juga memastikan usaha mereka berjalan sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa Teknik Geodesi UNDIP Adakan Program KKN "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo

 


Loetju.id - Puloharjo, 5 Februari 2025 - Mahasiswa Teknik Geodesi Universitas Diponegoro (UNDIP), Gulam Awwal Abdillah, melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan tema "Modul Pembuatan Peta Desa" di Kelurahan Puloharjo. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas perangkat kelurahan dalam memahami dan menyusun peta desa secara mandiri.

Dalam era digital seperti saat ini, pemetaan desa menjadi salah satu aspek penting dalam perencanaan pembangunan, mitigasi bencana, serta pengelolaan sumber daya wilayah. Oleh karena itu, program ini dirancang untuk membekali perangkat kelurahan dengan pengetahuan dasar terkait pemetaan serta teknik penyusunan peta yang akurat dan informatif.

"Peta desa memiliki peran strategis dalam berbagai aspek pemerintahan dan pembangunan. Melalui modul yang kami susun, perangkat kelurahan diharapkan dapat memahami teknik dasar pemetaan dan mampu menyusun peta desa yang sesuai dengan kebutuhan daerah mereka," ujar Gulam Awwal Abdillah.

Program ini melibatkan serangkaian kegiatan edukatif yang mencakup pemaparan teori dasar pemetaan, pengenalan perangkat lunak pemetaan, serta praktik langsung dalam pembuatan peta. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, perangkat kelurahan akan memiliki panduan praktis yang dapat digunakan sebagai referensi di masa mendatang.

Perangkat Kelurahan Puloharjo, dalam sambutannya, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan oleh mahasiswa UNDIP ini. "Kami sangat terbantu dengan adanya modul ini. Harapan kami, perangkat kelurahan dapat lebih mandiri dalam menyusun peta desa untuk berbagai keperluan administratif maupun pengembangan wilayah," ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat kapasitas perangkat kelurahan dalam pemetaan wilayahnya. Dengan adanya booklet yang dihasilkan dari program ini, informasi spasial desa dapat terdokumentasi dengan lebih baik dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Program "Modul Pembuatan Peta Desa" ini merupakan bagian dari kontribusi mahasiswa dalam membangun sinergi antara akademisi dan masyarakat. Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan Kelurahan Puloharjo dapat lebih optimal dalam mengelola data wilayahnya secara sistematis dan akurat.



Editor:
Achmad Munandar

Pentingnya Visibilitas Lokasi, Mahasiswa KKN Tim 1 Undip Desain dan Pasang Banner untuk UMKM Batik Ciprat

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan banner UMKM Batik Ciprat Bu Dewi kepada perwakilan Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat di rumahnya yang beralamat di Jl Raya Pracimantoro-Wonogiri, Sumber, Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Sabtu, (25/01/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Loetju.id - Kelurahan Puloharjo memiliki UMKM Batik Ciprat Bu Dewi yang merupakan tempat produksi batik ciprat rumahan dengan hasil motif batik yang khas. UMKM ini memiliki potensi untuk berkembang kedepannya, namun tempat tersebut belum memiliki media untuk meningkatkan visibilitas lokasinya. Selain itu, Bu Dewi, selaku pemilik UMKM Batik Ciprat berkeinginan untuk memiliki media penanda lokasi yang menarik. Hal tersebut menjadi latar belakang, Najib Dwi Wicaksono, Mahasiswa KKN Tim 1 UNDIP dari Program Studi S-1 Arsitektur untuk mendesain dan memasang banner UMKM Batik Ciprat.

Program kerja dimulai dengan survei lokasi pemasangan banner guna mengetahui kondisi lingkungan serta menentukan ukuran banner yang sesuai. Setelah itu, Najib berdiskusi dengan Bu Dewi terkait desain banner yang diinginkan serta pesan yang ingin disampaikan melalui banner tersebut, sehingga tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, tetapi juga sebagai media yang menunjukkan keprofesionalan dari UMKM Batik Ciprat.

Setelah itu, Najib mulai mencari referensi banner batik yang menarik dan memvisualisasikan desain secara digital menggunakan website desain figma. Dalam proses desain, Najib mempertimbangkan pemilihan warna, pemilihan gaya dan ukuran font agar mudah terbaca, serta elemen visual untuk menambah nilai pesan dan estetika pada banner. Desain banner dibuat menjadi beberapa alternatif yang nantinya akan dipilih oleh pemilik UMKM Batik Ciprat untuk dicetak. 

Setelah desain terpilih, proses pencetakan banner dilakukan. Banner yang telah selesai dicetak kemudian diserahkan dan dipasang pada hari Sabtu, 25 Januari 2025 di lokasi UMKM Batik Ciprat Bu Dewi. Banner dipasang pada lokasi strategis agar mudah terlihat oleh calon pelanggan. Hasil banner mendapatkan respon positif dari pemilik UMKM Batik Ciprat karena merasa terbantu dengan adanya banner ini. Haraannya banner ini dapat meningkatkan visibilitas lokasi UMKM Batik Ciprat dan lebih dikenal oleh masyarakat luas dan menarik lebih banyak pelanggan. 



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Rancang Fasilitas Toilet Pegawai untuk Kantor Kelurahan Puloharjo

 

Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat menyerahkan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)


Loetju.id - Puloharjo, Wonogiri (10/02) - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (UNDIP), Najib Dwi Wicaksono, dari Program Studi S-1 Arsitektur, merancang desain toilet khusus pegawai di Kantor Kelurahan Puloharjo. Program kerja ini dilatarbelakangi oleh perangkat kelurahan yang berkeinginan untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan bagi pegawai kantor lurah dengan menyediakan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih mudah diakses. Kantor Kelurahan Puloharjo hanya memiliki toilet yang bersifat umum dan terletak jauh dari ruang kerja pegawai sehingga dibutuhkan fasilitas toilet khusus pegawai yang lebih dekat dan nyaman.

Proses perancangan diawali dengan riset kondisi eksisting seperti survey langsung dan pengukuran untuk memperoleh data. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi bersama perangkat kelurahan terkait kebutuhan ukuran serta spesifikasi toilet. Data yang diperoleh kemudian digunakan untuk merancang desain toilet dalam bentuk gambar teknis 2D dan 3D menggunakan software desain arsitektur.

Selama proses desain juga dilakukan asistensi dan diskusi dengan perwakilan perangkat kelurahan sebelum kelengkapan gambar  difinalisasi dan dilakukan beberapa penyesuaian sesuai hasil diskusi. Hasil akhir gambar perancangan mencakup gambar denah, potongan, detail konstruksi, serta estimasi anggaran biaya.

  
Mahasiswa KKN UNDIP, Najib Dwi Wicaksono pada saat penjelasan hasil gambar perancangan toilet pegawai kantor kelurahan Puloharjo kepada perwakilan perangkat kelurahan di Kantor Kelurahan Puloharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri pada Senin, (10/02/2025) (Foto: Dokumentasi KKN)

Hasil gambar perancangan tersebut diserahkan kepada perwakilan perangkat kelurahan di kantor Kelurahan Puloharjo pada hari Senin, 11 Februari 2025. Penyerahan gambar disertai dengan penjelasan mengenai spesifikasi ukuran dan material toilet serta estimasi biaya yang harus dikeluarkan. Program ini mendapatkan respon positif karena perangkat kelurahan mendapatkan gambaran yang menjadi acuan dalam pembangunan toilet. Harapannya hasil desain dapat terealisasikan dan menghasilkan fasilitas toilet pegawai yang sesuai dengan keinginan.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN UNDIP Perkenalkan Metode Pembayaran Online (QRIS) pada UMKM Desa Puhgogor

 


Loetju.id - Sukoharjo, 2025 - Dalam upaya mendukung percepatan digitalisasi ekonomi di tingkat desa, Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro (UNDIP) dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis, memperkenalkan metode pembayaran online menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Program ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan KKN Tematik UNDIP tahun 2025 yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi UMKM dalam menghadapi era digital.

Desa Puhgogor, yang terletak di wilayah Kabupaten Sukoharjo, memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dengan banyaknya pelaku UMKM yang bergerak di berbagai sektor, seperti makanan, kerajinan tangan, dan jasa. Namun, sebagian besar pelaku UMKM di desa ini masih mengandalkan metode pembayaran tunai atau transfer manual, yang dinilai kurang efisien dan kurang mampu mengikuti perkembangan teknologi. Melihat kondisi ini, Raditya tergerak untuk memperkenalkan QRIS sebagai solusi pembayaran yang praktis, aman, dan terintegrasi.


Apa Itu QRIS dan Manfaatnya bagi UMKM?
QRIS adalah sistem pembayaran digital yang dikembangkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk menyederhanakan transaksi non-tunai. Dengan QRIS, pelaku UMKM hanya perlu menampilkan kode QR yang terhubung dengan rekening bank mereka, sehingga memudahkan konsumen untuk melakukan pembayaran melalui berbagai aplikasi dompet digital seperti GoPay, OVO, Dana, atau aplikasi mobile banking. Sistem ini juga memungkinkan transaksi antar-bank tanpa biaya tambahan, sehingga lebih hemat bagi pelaku usaha.

Raditya menjelaskan bahwa penggunaan QRIS dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM di Desa Puhgogor. “Selain memudahkan proses transaksi, QRIS juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen karena sistem ini lebih transparan dan terjamin keamanannya. Selain itu, dengan adanya catatan transaksi digital, pelaku UMKM dapat lebih mudah mengelola keuangan mereka,” ujarnya.


Pelatihan dan Pendampingan bagi Pelaku UMKM
Untuk memastikan program ini berjalan efektif, Raditya tidak hanya memperkenalkan QRIS secara teori, tetapi juga memberikan pelatihan dan pendampingan langsung kepada pelaku UMKM. Kegiatan ini meliputi sosialisasi tentang pentingnya transaksi digital, cara mendaftarkan QRIS melalui bank atau aplikasi dompet digital, serta praktik langsung penggunaan QRIS dalam transaksi sehari-hari.

“Banyak pelaku UMKM yang awalnya merasa ragu karena kurang familiar dengan teknologi. Namun, setelah diberikan penjelasan dan praktik langsung, mereka mulai memahami dan antusias untuk mencoba,” tutur Raditya.


Harapan ke Depan
Raditya berharap, program yang dilakukannya selama KKN ini dapat memberikan dampak jangka panjang bagi perkembangan UMKM di Desa Puhgogor. “Saya berharap, setelah saya kembali ke kampus, para pelaku UMKM di sini tetap konsisten menggunakan QRIS dan terus mengembangkan usahanya dengan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.

Program ini juga diharapkan dapat menjadi contoh bagi desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo untuk mengadopsi sistem pembayaran digital sebagai langkah menuju ekonomi yang lebih inklusif dan modern. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, digitalisasi UMKM diharapkan dapat menjadi kunci peningkatan kesejahteraan ekonomi di tingkat desa.



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro 2025 Memperkenalkan Sistem Pencatatan Digital SIAPIK

 


Loetju.id - Sukoharjo, Jawa Tengah - Dalam rangka mendukung transformasi digital di pedesaan, Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim 1 Universitas Diponegoro (Undip) Tahun 2025 memperkenalkan sistem pencatatan digital bernama SIAPIK (Sistem Informasi Akuntansi dan Pencatatan Keuangan). Inovasi ini digagas oleh Raditya Dimas Supriyanto, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis Jurusan Akuntansi, yang tergabung dalam tim KKN di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo.

SIAPIK dirancang untuk memudahkan masyarakat, khususnya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), dalam mengelola keuangan dan pencatatan transaksi secara digital. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transparansi dalam pengelolaan keuangan, sekaligus mendorong adaptasi teknologi di kalangan warga desa.


Latar Belakang dan Tujuan
Desa Puhgogor, seperti banyak desa lainnya di Indonesia, masih menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan keuangan. Banyak pelaku UKM yang masih mengandalkan pencatatan manual, sehingga rentan terhadap kesalahan dan kurang efisien. Melihat kondisi ini, Raditya Dimas Supriyanto tergerak untuk menciptakan solusi berbasis teknologi yang mudah diakses dan digunakan oleh masyarakat.

"SIAPIK hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat akan sistem pencatatan yang praktis dan terintegrasi. Dengan sistem ini, pelaku usaha dapat mencatat pemasukan, pengeluaran, dan laporan keuangan secara real-time," ujar Raditya.


Fitur Unggulan SIAPIK
SIAPIK dilengkapi dengan beberapa fitur utama, antara lain:  

1. Pencatatan Transaksi: Memungkinkan pengguna mencatat setiap transaksi pemasukan dan pengeluaran dengan mudah.  

2. Laporan Keuangan Otomatis: Sistem secara otomatis menghasilkan laporan keuangan harian, mingguan, dan bulanan.  

3. Analisis Usaha: Memberikan analisis sederhana mengenai kinerja usaha, seperti laba-rugi dan arus kas.  

4. Akses Multi-Device: Dapat diakses melalui smartphone, tablet, atau komputer, sehingga memudahkan pengguna untuk memantau keuangan kapan saja dan di mana saja.  


Respons Masyarakat
Kehadiran SIAPIK mendapat sambutan positif dari salah satu pelaku usaha di Desa Puhgogor. Ibu Siti, salah satu pelaku UKM di desa tersebut, mengungkapkan bahwa sistem ini sangat membantu usahanya. "Selama ini, saya sering kesulitan mencatat keuangan karena harus menulis manual. Dengan SIAPIK, semuanya jadi lebih mudah dan terorganisir," ujarnya

.
Harapan ke Depan
Keberhasilan pengenalan SIAPIK di Desa Puhgogor menjadi langkah awal yang baik untuk penerapan teknologi di pedesaan. Raditya dan tim berharap, sistem ini dapat diadopsi secara luas tidak hanya di Desa Puhgogor, tetapi juga di desa-desa lain di Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.

"Kami berkomitmen untuk terus memantau perkembangan SIAPIK pasca-KKN. Jika diperlukan, kami siap memberikan dukungan teknis dan pengembangan lebih lanjut," pungkas Raditya.

Dengan adanya inovasi seperti SIAPIK, diharapkan masyarakat desa dapat semakin maju dan sejahtera melalui pemanfaatan teknologi digital. Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah dalam mendorong transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.  



Editor:
Achmad Munandar

Mahasiswa UNDIP Dorong Kesadaran Lingkungan di Sukoharjo Lewat Program “1 Rumah 1 Tempat Sampah”

 


Loetju.id - Sukoharjo, (11/2/2025) - Perubahan iklim menjadi isu global yang semakin nyata dampaknya, terutama akibat pengelolaan sampah yang tidak ramah lingkungan. Menyadari urgensi ini, Vicky Arkinda Cahya Tikna Putra, mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro (UNDIP), mengambil langkah nyata melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Puhgogor, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Ia menginisiasi program '1 Rumah 1 Tempat Sampah' dengan slogan 'Satu Langkah Kecil, Berdampak Besar', guna mengubah kebiasaan masyarakat setempat dalam membuang sampah.


Berangkat dari Masalah Pengelolaan Sampah
Desa Puhgogor memiliki permasalahan klasik dalam manajemen sampah. Tidak adanya tempat sampah di setiap rumah membuat warga terbiasa membakar sampah, yang berkontribusi terhadap polusi udara dan memperburuk perubahan iklim. Pembakaran sampah menghasilkan gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4), yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Menurut perspektif manajemen lingkungan, pengelolaan sampah yang baik harus berorientasi pada prinsip reduce, reuse, recycle (3R). Kurangnya fasilitas dan edukasi menyebabkan masyarakat memilih cara instan seperti pembakaran, tanpa menyadari dampak jangka panjangnya. Oleh karena itu, program ini hadir sebagai solusi sederhana namun efektif dalam mendorong perubahan perilaku warga.



Membangun Kesadaran dari Generasi Muda
Vicky menyadari bahwa perubahan budaya membutuhkan waktu dan strategi yang tepat. Karena itu, ia menargetkan generasi muda sebagai agen perubahan dengan menggandeng Karang Taruna "Tunas Remaja" dalam sosialisasi pengelolaan sampah yang lebih baik. Kegiatan ini tidak hanya berupa penyuluhan, tetapi juga disertai dengan penyebaran brosur/leaflet yang berisi informasi mengenai dampak pembakaran sampah dan pentingnya memilah serta mendaur ulang sampah.











Tak hanya berhenti pada edukasi, Vicky juga menyediakan tong sampah bergrafis yang dibuatnya dari bahan daur ulang. Tong ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembuangan, tetapi juga sebagai media edukasi visual bagi warga. Inovasi ini mendapat respons positif dari para pemuda Karang Taruna. Mereka berkomitmen untuk melanjutkan inisiatif ini dengan melakukan pengadaan tempat sampah di setiap rumah sebagai langkah awal perubahan pola hidup yang lebih ramah lingkungan.


Kolaborasi dengan Program 'Bank Sampah'
Saat sosialisasi berlangsung, para remaja Karang Taruna "Tunas Remaja" merasa tergugah untuk bergerak lebih aktif dalam pengelolaan sampah. Mereka pun menghubungkan program ini dengan inisiatif 'Bank Sampah' yang telah mereka jalankan sebelumnya. Keberadaan program ini semakin memperkuat komitmen mereka untuk melakukan pengadaan tempat sampah di tiap rumah.

Menariknya, pendanaan untuk proyek ini tidak hanya bergantung pada dukungan eksternal, tetapi juga berasal dari tiga usaha kolektif yang mereka jalankan, yaitu Ajisaka Soundsystem, usaha cuci motor, dan Bank Sampah. Dengan model pendanaan mandiri ini, mereka berharap gerakan ini bisa berjalan secara berkelanjutan dan tidak hanya menjadi proyek sesaat.


Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Program '1 Rumah 1 Tempat Sampah' diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran lingkungan di Desa Puhgogor. Dengan memulai dari generasi muda, Vicky percaya bahwa kebiasaan baik ini dapat berkelanjutan dan memberi dampak positif dalam jangka panjang. Selain mengurangi pencemaran udara akibat pembakaran sampah, program ini juga membuka peluang bagi masyarakat untuk mulai menerapkan sistem daur ulang yang lebih sistematis.

"Kami ingin menciptakan kebiasaan baru yang lebih ramah lingkungan. Perubahan harus dimulai dari sekarang, dan generasi muda punya peran besar dalam memastikan keberlanjutan pergerakan ini," ujar Vicky.

Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan Karang Taruna, program ini berpotensi menjadi model bagi desa-desa lain dalam upaya pengelolaan sampah yang lebih baik. Langkah kecil ini bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk berkontribusi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui tindakan nyata di lingkungan masing-masing.



Editor:
Achmad Munandar

Efisiensi Pertanian melalui Alat Pemupuk: Langkah Mahasiswa KKN UNDIP di Desa Sidorejo

 


Loetju.id -  Sidorejo, Pekalongan (08/02/2025) - Sebagian besar Masyarakat Desa Sidorejo berprofesi sebagai petani yang bergantung pada hasil tani. Namun, metode yang digunakan dalam proses pemupukan masih manual dan mengakibatkan proses pertanian yang kurang efisien. Hal ini menjadi sorotan utama dalam rangka Program Kerja Mahasiswa KKN Tim I Desa Sidorejo untuk meningkatkan keuntungan bagi para petani dalam efisiensi proses pemupukan yang lebih cepat dan menghemat biaya sekaligus tenaga. Program kerja ini berupa Pelatihan dan Penyuluhan terkait Pembuatan Alat Pemupuk bagi Kelompok Tani. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 8 Februari 2025 di Desa Sidorejo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan. Dalam kegiatan ini, kelompok tani diberi pelatihan dan materi terkait alat pemupuk seperti diperlihatkannya cara kerja alat, mulai dari pengisian pupuk hingga pengoperasian di lahan pertanian. Tidak hanya itu, para petani juga diberi edukasi terkait cara pembuatan alat pemupuk tersebut agar para petani dapat mandiri dalam membuat dan memanfaatkan alat pemupuk secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan efisiensi kerja serta mendukung pertanian yang lebih produktif untuk jangka Panjang. 


Dampak yang diterima oleh para petani memberikan afirmasi positif karena dengan adanya alat pemupuk yang diperkenalkan membuat proses pemupukan mereka menjadi lebih cepat dan efisien. Hal ini memberikan pengaruh kepada para petani betapa pentingnya penggunaan alat untuk menghemat waktu, tenaga, serta biaya operasional pertanian. Para petani menyampaikan antusiasme yang tinggi dengan harapan edukasi seperti ini dapat terus dilanjutkan dalam bentuk inovasi alat pertanian lainnya.

Namun, dalam pelaksanaan kegiatan ini terdapat hambatan yang berpengaruh dalam penggunaan alat tersebut. Yakni dengan kondisi lingkungan yang masih sering terdampak banjir, sehingga alat pemupuk tidak dapat dioperasikan secara optimal karena penggunaan alat tersebut harus dalam kondisi lahan yang benar-benar kering.

Sebagai tindak lanjut, para petani juga diberikan Alat Pemupuk dengan harapan alat pemupuk tersebut dapat diproduksi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan petani, mengingat bahwa bahan yang diperlukan mudah ditemukan dengan biaya yang relatif terjangkau. Besar harapannya dengan adanya pelatihan dan penyuluhan ini para petani di Desa Sidorejo dapat mandiri dalam membuat serta memanfaatkan alat pemupuk untuk meningkatkan efisiensi pertanian secara berkelanjutan. Sehingga program kerja ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendukung pertanian yang lebih maju dan produktif di tengah tantangan yang dihadapi para petani.



Editor:
Achmad Munandar

Comika

Politika

Gen Z